Monday, December 29, 2008

Relevan: Mazmur, Kidung, Puji dan Sembah (3)


Oleh: John Adisubrata

KESEIMBANGAN YANG SEHAT

“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” (Roma 12:2)

Ps Darlene Zschech, penggubah lagu klasik Shout to the Lord, adalah seorang hamba Tuhan yang bermukim di kota Sydney, Australia, yang semenjak awal dasawarsa ke-90 telah menjadi salah seorang dari tokoh-tokoh pemusik kristiani yang paling menonjol di seluruh dunia masakini.

Ia tidak hanya dikenal di mana-mana sebagai seorang pencipta lagu-lagu puji dan sembah kontemporer yang paling berbakat, tetapi juga diakui oleh mereka yang mengenal dia secara pribadi sebagai seorang pemimpin yang memiliki hati dan hikmat Kristus. Pelayanan musik yang dipercayakan oleh Tuhan kepadanya mempunyai ‘kuasa’, yang mampu menjangkau setiap generasi di dunia tanpa memandang bulu!

Bersama tim pemusik Hillsong Church, Ps Darlene Zschech sudah berhasil me-‘revolusi’-kan seni musik gereja secara global. Mereka berhasil memprakarsai suatu keseimbangan yang sehat di dalam perkembangannya di seluruh dunia melalui penyesuaian-penyesuaian yang relevan bagi generasi-generasi di dalam gereja Tuhan, tanpa kompromi dengan kemutlakan OTORITAS ALKITAB atas lagu-lagu ciptaan mereka.

Bukankah yang dapat disebut sebagai lagu-lagu rohani ditentukan oleh SYAIR-SYAIRNYA, dan bukan oleh JENIS-JENIS IRAMA MUSIKNYA?

Musik karya hamba-hamba Tuhan dari gereja Hillsong juga berhasil melunakkan hati-hati yang keras, bahkan mempersatukan denominasi-denominasi tubuh Kristus di seluruh dunia.

Pertengahan tahun 2005 seorang pendeta gereja Anglican di kota Melbourne, Australia, memberi komentar tentang Hillsong Church, ketika ia diwawancarai di dalam sebuah acara televisi yang dikaryakan khusus untuk ‘mengamat-amati’ keberhasilannya di dunia. Di tengah-tengah pendapat saudara-saudara seiman lainnya, baik yang bersifat positif maupun negatif, dengan tegas sekali ia menyatakan pendapatnya, bahwa Hillsong Church adalah gereja yang khusus dipilih oleh Tuhan untuk mempersiapkan peralihan zaman bagi tubuh Kristus, dari abad yang ke-20 ke abad yang ke-21!

Tidak dapat dibantah lagi, grup pemusik rohani yang sangat termasyhur ini sudah berhasil merebut jiwa-jiwa kaum muda-mudi yang terhilang di akhir zaman bagi kerajaan Allah, terutama mereka yang bermukim di negara-negara barat, tanpa mengabaikan atau meremehkan kepentingan generasi-generasi sebelumnya! (Baca: Fenomena Australia: ‘Hillsong Church)

Apabila generasi yang baru di dalam gereja Tuhan tidak bertambah, siapakah yang akan meraih dan mengurus generasi-generasi mendatang? Mazmur Daud mengatakan: Anak-anak cucu akan beribadah kepada-Nya, dan akan menceritakan tentang TUHAN kepada angkatan yang akan datang.” (Mazmur 22:31)

Alkitab berbahasa Inggris, ‘The Amplified Bible’, yang menterjemahkan bahasa asli ayat-ayat firman Tuhan secara lebih jelas dari pada alkitab-alkitab bahasa Inggris lainnya, menyalin surat rasul Petrus yang pertama pasal 5 ayat yang ke-8 seperti ini: Be WELL BALANCED (temperate, sober of mind), be vigilant and cautious at all time; for that enemy of yours, the devil, roams around like a lion roaring [in fierce hunger], seeking someone to seize upon and devour.”

Sedangkan terjemahannya di dalam bahasa Indonesia memberi arti yang lebih umum, dan agak berbeda: Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”

Ps Joyce Meyer, pelopor acara TV kristiani: Enjoying Everyday Life, sering kali mempergunakan ayat termasyhur ini untuk menjelaskan pentingnya keseimbangan di dalam tubuh Kristus. Menurut dia, ketidak-seimbangan akan mengakibatkan ketidak-sejahteraan gereja-Nya, karena tidak jarang hal-hal seperti itulah yang menyebabkan lahirnya pandangan-pandangan yang ekstrim. Situasi-situasi tersebut bisa membuka celah bagi Iblis untuk menggagalkan tujuan utama kehadiran orang-orang Kristen di dunia, yaitu: untuk melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus Kristus!

Selain harus berani memperkenalkan Kristus melalui sinar-sinar yang lebih segar dan relevan kepada generasi muda masakini, sikap yang terbuka dan luwes di dalam penerimaan ide-ide yang baru dan modern, akan membantu tujuan Kristus untuk mendekati dan meraih mereka yang masih berada di luar gereja-Nya.

Tetapi … kesediaan untuk menerima sesuatu yang baru, yang sesuai dengan firman Tuhan, bukan berarti mendukung sikap-sikap untuk mengabaikan hal-hal yang lama, yang sudah ada, yang merupakan ‘legacy’, peninggalan generasi-generasi umat Tuhan sebelumnya. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus selalu seimbang, … dan sehati! (Well balanced!)

Seperti yang sudah diulas sebelumnya, sesuatu yang relevan bagi seseorang belum tentu menarik atau relevan bagi orang-orang lainnya, karena setiap pribadi ciptaan Tuhan dilahirkan unik, dengan selera-selera tersendiri. Ketrampilan untuk bisa menyatu-padukan semuanya, sehingga menjadi relevan bagi setiap orang, adalah suatu tindakan yang membutuhkan hikmat sorgawi. Amsal Salomo mencatat: Karena TUHAN-lah yang memberikan hikmat, dari mulut-Nya datang pengetahuan dan kepandaian.” (Amsal 2:6)

Yang pasti, tugas umat Tuhan di dunia bukan untuk menyenangkan hati manusia, tetapi untuk menyenangkan hati Allah Bapa di sorga! Tuhan Yesus meneguhkannya dengan berkata: “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yohanes 12:32)

Jikalau kita bisa menyenangkan hati Tuhan, umat-Nya yang lain tentu akan ikut merasa senang dan relevan, karena Roh Kudus yang sama, yang bersemayan di dalam hati kita, berasal dari Dia! Tuhan Yesus berkata, bahwa saatnya akan tiba, di mana penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam ROH dan KEBENARAN. Sebab Allah adalah Roh. (Yohanes 4:23-24)

Prinsip ketaatan Tuhan Yesus pada masa pelayanan-Nya yang singkat di dunia memberi teladan kepada kita untuk selalu mendekati ‘umat pilihan’-Nya melalui suatu penginjilan yang RELEVAN.

Ia tidak hanya mengajar mereka yang sudah berada di dalam ‘Synagogue’ (rumah ibadat orang Yahudi) saja, tetapi juga bersedia melibatkan diri-Nya ke luar, mendekati orang-orang yang ditolak dan tidak disukai oleh masyarakat umum!

Pada saat Ia bergaul dengan para pemungut cukai, pelacur, atau orang-orang berdosa lainnya, Ia menyesuaikan diri-Nya sedemikian rupa, tanpa kompromi dengan perbuatan-perbuatan dosa yang mereka lakukan. Karena tujuan utama Tuhan Yesus bergaul dengan orang-orang tersebut, adalah … untuk menunjukkan jalan keselamatan bagi mereka yang bersedia mengikuti-Nya!

Sekali lagi, … yang dikehendaki oleh Allah Bapa di sorga dari umat-Nya hanya sikap hati yang taat kepada firman-Nya, seperti yang sudah dikerjakan sendiri oleh Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, 2000 tahun yang lalu. (Filipi 2:5)

Prinsip ketaatan hidup yang sudah diteladani oleh rasul Paulus tersebut juga harus diteladani oleh tubuh Kristus sekarang, yaitu … mendekati dan menjangkau orang-orang yang masih berada di luar, menggunakan setiap KESEMPATAN yang ada dan semua RESOURCES yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada kita di setiap zaman, tanpa mengorbankan inti kekristenan yang sudah ada di dalam gereja-Nya!

Apabila melalui penyajian musik kristiani, dengan memakai semua peralatannya yang paling modern, Injil Tuhan Yesus Kristus bisa diberitakan oleh gereja-Nya kepada generasi yang masih muda masakini, … apa pun denominasinya, … WHY NOT?

Firman-lah yang tidak boleh diganggu gugat oleh siapapun juga. Karena hanya Dia yang tidak pernah berubah, kemarin, hari ini dan sampai selama-lamanya! (Ibrani 13:8) 

Terpujilah nama Tuhan sampai selama-lamanya!

Amin!

John Adisubrata 
Oktober 2006

Relevan: Mazmur, Kidung, Puji dan Sembah (2)


Oleh: John Adisubrata

PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI

“Setelah Saul disingkirkan, Allah mengangkat Daud menjadi raja mereka. Tentang Daud Allah telah menyatakan: Aku telah mendapat Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hati-Ku dan yang melakukan segala kehendak-Ku.” (Kisah Para Rasul 13:22)

Sepanjang hidupnya, raja Daud dicatat di dalam Alkitab sebagai seorang yang mempunyai hubungan sangat akrab dengan Tuhan. Kendatipun ia memiliki kelemahan-kelemahan seperti umumnya orang-orang berdosa lainnya, dinyatakan di sana, bahwa ia amat berkenan di hati Tuhan, karena ia bersedia melakukan segala kehendak-Nya.

Selain ia adalah seorang pemazmur yang mahir, Alkitab juga mencatat, bahwa raja Daud adalah seorang pemusik yang berbakat sekali. Ketika ia masih menggembalakan domba-domba ayahnya di padang, ia memuji dan menyembah Tuhan diiringi oleh petikan-petikan kecapinya.

Pada saat ia sudah menjadi seorang raja di Israel, ia tidak hanya memuji dan menyembah Dia dengan lagu-lagu yang tenang, khusuk atau syahdu saja, tetapi raja Daud juga mengekspresikan isi hati dan kasihnya kepada Allah Bapa di sorga melalui dendang lagu-lagu yang berirama cepat, dan ‘upbeat’. Bahkan … ia bersama seluruh bangsa Israel tanpa ragu-ragu menari-nari di hadapan Tuhan diiringi oleh irama-irama musik tersebut!

“Daud dan seluruh kaum Israel menari-nari di hadapan TUHAN dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, kelentung dan ceracap.” (2 Samuel 6:5)

Mazmur Daud meneguhkan sekali lagi tindakannya: Bersorak-soraklah bagi TUHAN, hai seluruh bumi! Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-Nya dengan sorak-sorai! (Mazmur 100:1-2)

Seandainya saja, pada saat ini raja Daud mempunyai kesempatan lagi di dunia untuk memuji dan menyembah Tuhan mempergunakan berbagai-macam peralatan musik modern yang canggih, apakah ia akan menolaknya?

Apakah sebagai seorang ‘genius’ seperti itu, ia hanya bersedia memakai alat-alat musik yang sudah dikenal olehnya beberapa ribu tahun yang lalu saja? Dan oleh karena itu, … apakah ia akan menolak mempergunakan peralatan-peralatan musik yang didukung oleh penemuan-penemuan elektronik yang sangat maju akhir-akhir ini? Penemuan-penemuan baru yang terus-menerus berubah dan berkembang dengan kecepatan yang luar biasa!

Bukankah setiap peralatan musik yang tersedia pada saat ini, di dalam bentuk apapun saja, bisa dipergunakan untuk memproklamirkan di dunia kebesaran Allah Bapa di sorga? Jika Tuhan Yesus saja bersedia memerintah batu-batu untuk memuji Dia, apalagi membuat alat-alat musik terbaru di dunia mengalunkan irama-irama pujian dan penyembahan yang indah bagi kemuliaan-Nya! Semua peralatan dan jenis-jenis musik yang ada dari zaman dahulu kala sampai sekarang, sangat berarti bagi kerajaan-Nya, karena mereka semua bisa dipakai oleh para pengikut-Nya untuk membantu melaksanakan amanat agung Tuhan Yesus Kristus di dunia, menjelang saat kedatangan-Nya kembali untuk kedua kalinya.

Sekali lagi, … segala sesuatu yang diciptakan oleh Tuhan adalah sempurna! Tidak ada satupun yang tidak berguna, jika diterima dengan hati bersyukur. (1 Timotius 4:4)

Tentu saja semua lagu kristiani yang sudah ada, yang dikenal fasih oleh jemaat Tuhan di mana-mana, sangat baik dan berguna bagi pertumbuhan iman tubuh Kristus. Tetapi selain itu tidak bisa disangkal, bahwa di dalam setiap generasi yang terus-menerus tumbuh hilang berganti, juga akan timbul hamba-hamba Tuhan yang baru di dalam gereja-Nya pada zaman mereka masing-masing yang dikaruniai bakat-bakat luar biasa di bidang kesenian musik rohani.

Di samping anjuran Alkitab agar umat-Nya selalu ber-mazmur (free worship) bagi Dia, merekalah yang ditugaskan oleh Tuhan untuk menciptakan irama-irama dan syair-syair lagu yang baru, yang berakar teguh pada firman Tuhan, bagi kemuliaan nama-Nya!

Nabi Yesaya menasehati umat Israel: Nyanyikanlah NYANYIAN BARU bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya.” (Yesaya 42:10)

Terpujilah Tuhan, karena semenjak beberapa abad yang lalu Ia sudah memberikan kepada umat kristiani di seluruh dunia lagu-lagu kidung gereja berdasarkan firman-Nya yang mempunyai kuasa untuk mengubah kehidupan orang-orang yang mendengarkannya.

Lagu-lagu pujian yang diciptakan oleh pemusik-pemusik kristiani, hamba-hamba-Nya yang sangat berbakat, seperti: John Newton (Amazing Grace), Carl Gustaf Boberg (How Great Thou Art), T Hasting dan A M Toplady (Rock of Ages), P B Knapp dan Fanny J Crosby (Blessed Assurance), Jack W Hayford (Majesty), dan lain-sebagainya.

Jelas sekali lagu-lagu hymne tersebut merupakan lagu-lagu pujian yang baru bagi generasi para penggubahnya. Tetapi ... waktu tidak akan berhenti di situ saja. Waktu akan terus berlalu …! Generasi yang masih muda belia pada zaman itu bukanlah generasi muda yang sama 50 tahun kemudian!

Bersamaan dengan waktu yang berlalu, Allah Bapa juga terus membangkitkan tunas-tunas baru semenjak pertengahan abad yang ke-20 untuk memperkaya koleksi dunia musik rohani gereja, seperti: William dan Gloria Gaither (Because He Lives), Martyn J Nystrom (As the Deer), Pete Sanchez Jr (I Exalt Thee), Andrae Crouch (My Tribute/To God be the Glory), Graham Kendrick (Shine Jesus Shine), dan lain-sebagainya.

Tidak lama sesudah itu, di dasawarsa-dasawarsa berikutnya sampai sekarang, timbul pencipta-pencipta lagu-lagu puji dan sembah yang baru, seperti: Carman (I Feel Jesus), Geoff Bullock (The Power of Your Love), Paul Wilbur (Mikamocha), Don Moen (God Will Make a Way), Ron Kenoly (Jesus is Alive), Russell Fragar (Love You so Much), Paul Baloche (Open the Eyes of My Heart), Terry MacAlmon (This is the Time), Michael W Smith (Agnus Dei), Matt Redman (The Heart of Worship), Reuben Morgan (I Give You My Heart), Marty Sampson (King of Majesty), dan lain-lainnya.

Sedangkan secara lokal, pertumbuhan pesat tubuh Kristus di Indonesia semenjak pertengahan abad yang lalu sampai sekarang juga menerima berkat-berkat luar biasa dari hamba-hamba-Nya: Ben Soriton, S B Pardede, J E Awondatu, Hank Samuel, Niko Njotorahardjo, Djohan E Handojo, Welyar Kauntu, Robert dan Lea Sutanto, Franky Sihombing, tak terlupakan Jonathan Prawira, dan lain-sebagainya.

Nyanyikanlah bagi-Nya NYANYIAN BARU; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!” (Mazmur 33:3)

(Bersambung)

RELEVAN: 
MAZMURKIDUNGPUJI DAN SEMBAH (3)

KESEIMBANGAN YANG SEHAT

Relevan: Mazmur, Kidung, Puji dan Sembah (1)


Oleh: John Adisubrata

MUSIK ‘DUNIA'?

TUHAN-lah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” (Mazmur 24:1)

Sering kali penyajian-penyajian musik ibadah menjadi salah satu penyebab utama bentrokan-bentrokan budaya antar-generasi yang terjadi di dalam gereja Tuhan.

Sejujurnya saja secara langsung atau tidak, hampir semua pengikut-pengikut Kristus pernah mengalaminya, karena tidak semua orang menyukai setiap lagu yang harus mereka ikuti di dalam ibadah-ibadah gereja. Bukankah kita dilahirkan sebagai pribadi-pribadi yang unik, yang mempunyai selera-selera tersendiri sesuai dengan zaman-zaman ‘pertumbuhan’ atau masa remaja kita?

Para anggota jemaat yang masih muda, biasanya menginginkan irama-irama musik yang penuh semangat, meriah, dan terutama … semakin gemuruh semakin menyenangkan! Sedangkan generasi-generasi lainnya, yang sudah lebih ‘mature’ usianya, mempunyai selera-selera yang berlawanan. Menurut pendapat mereka (catatan penting: bukan SETIAP orang!), aliran musik ugal-ugalan semacam itu tidak sepatutnya dipergunakan di dalam ibadah-ibadah gereja!

Banyak di antara mereka merasa yakin sekali, bahwa jenis-jenis irama musik ‘dunia’, seperti country western, country rock, pop, rock, soul, disco, raggae, rhythm and blues, rap, hip hop dan lain-sebagainya, tidak mempunyai tempat di dalam tubuh Kristus! Kemungkinan sekali di Indonesia, jenis-jenis tersebut diwakili oleh irama-irama musik oriental, keroncong, dang-dut dan lain-lainnya.

Sering kali generasi-generasi yang sudah ‘berumur’ mempunyai pendapat, bahwa … jenis-jenis irama lagu seperti itu sama sekali tidak memancarkan ‘kehidupan kristiani’ umat pilihan Tuhan! Bahkan banyak di antara mereka memiliki pandangan-pandangan yang lebih ekstrim lagi mengenai asal-usul irama-irama musik tersebut!

Apakah pendapat-pendapat seperti itu benar (… di hadapan Tuhan)?

Sebuah adegan di dalam film yang diluncurkan pertengahan tahun 2005, mengenai riwayat hidup artis buta termasyhur Ray Charles, yang berjudul Ray, menunjukkan tentangan-tentangan yang harus dihadapi olehnya, ketika ia menyajikan lagu-lagu ‘Gospel’ di gereja mempergunakan irama-irama musik yang sesuai dengan seleranya, dan juga ... selera generasinya pada saat itu. Sebagai seorang kristiani, dan selain itu seorang pemusik ulung yang ‘ngetop di seluruh dunia dari tahun 50-an sampai tahun 60-an, jenis-jenis irama musik yang dibawakan oleh Ray Charles di-‘cap’ sebagai musik ‘dunia’ yang tidak seharusnya dipergunakan oleh para pemusik gereja.

Apakah sebenarnya ada jenis-jenis irama musik yang bisa disebut sebagai irama musik dunia?

Apakah Allah Bapa di sorga pernah menyatakan kepada umat-Nya, bahwa untuk memuji dan menyembah diri-Nya, Ia hanya mau menerima lagu-lagu yang berirama tertentu saja, yang tenang, khusuk atau syahdu, seperti lagu-lagu hymne (kidung) yang sangat indah karya hamba-hamba Tuhan dari abad-abad yang sudah berlalu? Apakah benar, peralatan musik yang paling umum dan sederhana, seperti gitar, piano atau organ, cukup memenuhi syarat untuk bisa mengagungkan nama-Nya?

Dan oleh karena itu, … apakah Ia tidak merestui jenis-jenis musik lainnya yang berirama cepat, meriah dan bersemangat, yang mempergunakan pelbagai-macam peralatan musik modern? Apalagi lagu-lagu berirama ‘upbeat’ yang didukung oleh teknologi-teknologi musik elektronik paling akhir, yang didominasi oleh keriuhan suara pukulan-pukulan genderang.  

Apakah ada ayat-ayat di dalam firman Tuhan yang mendukung pendapat-pendapat seperti itu?

Sebagai orang-orang percaya yang sudah mengenal Kristus secara pribadi, umat-Nya tentu mengetahui, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini, bahkan … segenap alam semesta, adalah ciptaan dan milik Tuhan. Tidak ada perkecualiannya!

Rasul Paulus menulis di dalam surat kepada jemaat di Roma, bahwa segala sesuatu diciptakan dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia! Ia mengakhiri ayat tersebut dengan menekankannya sekali lagi, bahwa semua itu diciptakan bagi kemuliaan Tuhan untuk selama-lamanya. (Roma 11:36) Tema yang serupa juga ditulis olehnya kepada jemaat di Kolose: “… karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” (Kolose 1:16)

Pernyataan-pernyataan tersebut melingkupi segalanya, di mana seni musik, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, bahkan perkembangan-perkembangan terakhir di bidang musik elektronik, juga termasuk di dalamnya! Semuanya adalah milik Tuhan!

Alkitab menegaskan, bahwa seluruh ciptaan Allah baik dan sempurna adanya, karena tidak ada yang diciptakan di sorga dan di dunia tanpa tujuan-tujuan yang mulia, yaitu untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya! Melalui surat rasul Paulus kepada Timotius, murid kesayangannya, firman Tuhan mengatakan: “Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, …” (1 Timotius 4:4)

Di pelbagai bagian di dalam firman Tuhan, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, terutama yang tercatat di dalam kitab Mazmur, penulis-penulisnya menganjurkan agar kita, jiwa kita, jemaat Tuhan, Sion, segala bangsa di dunia, seluruh bumi, hamba-hamba-Nya, para malaikat dan bala tentara di sorga, segala makhluk, bahkan langit dan bumi, laut-laut dan segala isinya, pulau-pulau, gunung-gunung, bukit-bukit, pohon-pohon dan lain sebagainya, bersama-sama memuji Tuhan, Pencipta alam semesta! Di sana dianjurkan, agar kita bertepuk tangan, berteriak dengan bibir yang bersorak-sorai!

Pasal terakhir di dalam kitab Mazmur menganjurkan segenap ciptaan-Nya untuk memuji TUHAN sesuai kebesaran-Nya yang hebat, dengan mempergunakan berbagai peralatan musik yang tersedia pada zaman itu. Pasal tersebut mengakhiri seluruh kitab Mazmur dengan ayatnya yang termasyhur: “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6)

Dalam perjalanan masuk ke kota Yerusalem, tidak lama sebelum Tuhan Yesus ditangkap dan diadili, Ia menanggapi dengan tegas teguran orang-orang Farisi, ketika semua murid-Nya mengelu-elukan, bersorak-sorai, mengiringi Dia sambil bersukacita dan memuji Allah dengan suara-suara yang nyaring. ‘Jawab-Nya: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.” (Lukas 19:40)

Ayat-ayat di dalam Injil Lukas pasal ke-19 tersebut membuktikan, bahwa Tuhan Yesus pun merestui suasana-suasana yang ceria, meriah dan penuh sukacita, ketika umat-Nya memuji Allah. Bahkan Ia akan membuat batu-batu memuji dan menyembah Dia, jika makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang bernafas menolak untuk melakukannya!

Karena yang dikehendaki oleh-Nya hanya SIKAP HATI yang TAAT! Jenis-jenis irama musik, bahkan peralatan-peralatan yang dipergunakan bukan merupakan suatu masalah yang besar bagi Tuhan.

Sekali lagi, … sikap hati manusia yang benar di hadapan hadirat-Nya, itulah yang dikehendaki oleh Allah Bapa di sorga. 

Bukankah tangan-Ku yang MEMBUAT semuanya ini, sehingga semuanya ini TERJADI? Demikianlah firman TUHAN.” (Yesaya 66:2a)

(Bersambung)

RELEVAN: 
MAZMURKIDUNGPUJI DAN SEMBAH (2)

PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI

Relevan: Kemarin, Hari Ini dan Besok (4)


Oleh: John Adisubrata

GENERATION Y

“Pada hari itu, demikianlah firman TUHAN semesta alam, setiap orang dari padamu akan mengundang temannya duduk di bawah pohon anggur dan di bawah pohon ara.” (Zakharia 3:10)

Ketiga kisah sejati sebagai ilustrasi-ilustrasi, dan juga kisah penyesuaian optimal yang telah dilalui oleh Tuhan Yesus melalui analogi yang diceriterakan oleh Ev Billy Graham, melukiskan pentingnya tindakan-tindakan relevan disertai pengorbanan yang harus dilakukan setiap pengikut Kristus untuk bisa mendekati dan meraih mereka yang perlu diselamatkan hidupnya. Syarat yang terutama untuk bisa mengerjakannya, adalah sikap hati yang taat kepada Allah Bapa di sorga.

St Francis dari Assisi, seorang hamba Tuhan yang termasyhur di dunia, tokoh gereja Roma Katholik abad yang ke-12, pernah memberikan suatu teladan penyesuaian hidup yang sangat mengagumkan. Ia meninggalkan status kedudukannya yang tinggi di dalam masyarakat, bahkan rela mengorbankan seluruh warisan harta kekayaan orang tuanya, agar bisa mendekati dan meraih orang-orang miskin yang hidup terlantar di sekitarnya … bagi Tuhan, sesuai panggilan hidupnya.

Begitu pula teladan penyesuaian dan pengorbanan hidup yang luar biasa, yang sudah dilakukan oleh Ibu Teresa berpuluh-puluh tahun lamanya bagi orang-orang yang menderita penyakit kusta di kota Kalkuta, India. Penuh ketaatan sampai ia meninggal dunia pertengahan tahun 1997, Ibu Teresa hidup sederhana sekali dengan suatu tujuan amat mulia, yaitu menolong, merawat dan melayani mereka. Di sana ia mempraktekkan kasih Kristus dengan mengerjakan anjuran yang dikatakan oleh St Francis dari Assisi, 800 tahun sebelumnya: “Injil Tuhan Yesus Kristus harus selalu diberitakan, jika perlu pergunakanlah kata-kata!”

Umat Tuhan wajib mengetahui, bahwa mereka diutus oleh Kristus untuk memberitakan Injil, yang ditujukan kepada semua orang dari pelbagai bangsa, latar belakang, dan juga generasi. Ketiga kelompok tersebut mempunyai kebutuhan-kebutuhan tersendiri yang harus selalu diperhatikan oleh para gembala atau pemimpin-pemimpin gereja. Amsal raja Salomo menganjurkan: “Permulaan hikmat ialah: perolehlah hikmat dan dengan segala yang kauperoleh perolehlah pengertian.” (Amsal 4:7)

Oleh karena itu, PERSATUAN di dalam gereja Tuhan yang dipimpin langsung oleh hikmat dari ‘sorga’ melalui penyesuaian-penyesuaian yang luwes dan penuh pengertian, harus dilaksanakan. Agar para pengunjung yang masih simpatisan, yang biasanya mempunyai sikap kritis terhadap acara-acara ibadah gereja, bisa merasa relevan dan ‘at home’.

Injil Tuhan Yesus Kristus bukan tersedia untuk diberitakan hanya kepada generasi-generasi yang sudah ada di ‘dalam’ gereja-Nya saja, tetapi harus diberitakan ke ‘luar’, agar bisa meraih generasi-generasi baru yang justru paling membutuhkannya. Tuhan Yesus mengatakan, bahwa Air Hidup yang ada di dalam umat-Nya tidak berdiam di sana saja, tetapi akan terus-menerus memancar ke luar. (Yohanes 4:14b)

Pada tahun 1992 sebuah film berjudul: ‘Sister Act’, telah menjadi salah satu dari beberapa movies yang berhasil memecahkan box-office record dasawarsa tersebut. Film yang diilhami oleh peristiwa-peristiwa kebangunan rohani yang sedang terjadi di Amerika Serikat pada saat itu, mengisahkan pengalaman seorang penyanyi ‘nightclub’: Deloris Van Cartier (Whoopi Goldberg), yang di luar dugaannya sendiri menyaksikan pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang yang dikenal olehnya. Pihak polisi harus mengamankannya di dalam biara sebuah gereja Katholik yang terletak di tengah-tengah daerah yang amat rawan.

Gereja tanpa jemaat yang tidak lama lagi akan ditutup itu, mengalami perubahan moral dengan drastis sekali ketika Deloris mengambil alih pimpinan paduan suara mereka. Ia memasukkan ide-ide baru dan modern di dalam penyajian lagu-lagu pujian mereka sesuai dengan generasinya pada saat itu, sehingga sebagai akibatnya, … para pelacur, pecandu-pecandu dan orang-orang pengangguran yang berkeliaran terus di sekitarnya menjadi tertarik pada acara-acara ibadah di dalam gereja tersebut.

Deloris juga berhasil mempengaruhi pemimpin biara yang masih kolot (Maggie Smith) untuk memperkenankan para biarawati gereja tersebut menjalin persahabatan dengan para penduduk di ‘luar’ gereja, sambil melayani kebutuhan-kebutuhan mereka.

Alhasil, … ibadah-ibadah gereja Katholik itu setiap hari Minggu mengalami ‘revival’ yang amat menakjubkan. Kisah itu diakhiri dengan kunjungan Paus sendiri untuk menyaksikan fenomena yang sedang terjadi di sana.

Kendatipun hanya suatu ceritera fiksi belaka, awal tema di dalam film itu, yang disajikan dengan jenaka dan ‘satirical’ sekali, melukiskan status ‘kesehatan’ gereja-gereja di negara-negara blok yang pertama pada saat itu, bahkan sekarang, … dengan cukup akurat!

Jenis-jenis irama musik yang RELEVAN dengan zamannya juga merupakan media yang paling ampuh, yang bisa dipergunakan oleh tubuh Kristus untuk memperkenalkan Injil kepada generasi muda mereka. Dipadukan dengan syair-syair yang bersandar dan berakar sepenuhnya pada kebenaran firman Tuhan, media ini bisa membantu terbentuknya jembatan-jembatan penghubung, yang mempunyai kuasa untuk menjangkau generasi-generasi mereka masing-masing, yang masih berada di ‘luar’ gereja Tuhan.

Dari zaman ‘dahulu kala’ di mana-mana, terutama di negara-negara barat, generasi-generasi yang masih muda belia selalu merasa tertarik akan hal-hal yang bercorak gembira, ramai, meriah dan ‘energetic’. Oleh karena itu, atmosfir ‘pesta’ akan selalu menarik perhatian mereka! Suasana-suasana pesta biasanya mempunyai hubungan sangat erat dengan selera jenis-jenis irama musik yang sedang ‘nge-trend pada zaman tersebut.

Kesimpulannya, … keceriaan atmosfir ibadah-ibadah gereja akan selalu mempesona generasi yang masih muda ini.

Seorang gadis remaja memberi kesaksian di dalam acara penyajian gereja Anglican di Inggris, ‘The Alpha Course’, sebuah program penginjilan populer yang paling modern masakini di negara-negara barat yang sudah mempraktekkan metode ini. Melalui seorang sahabatnya ia menerima undangan untuk menghadiri acara makan malam yang diadakan berkesinambungan dengan pembukaan program berseri tersebut, yang berlangsung sekali seminggu, selama 10 minggu berturut-turut. Berasal dari keluarga Kristen KTP yang hampir tidak pernah pergi beribadah di hari Minggu, ia juga mempunyai kesan-kesan buruk mengenai acara-acara kebaktian gereja yang pernah dikunjungi olehnya. 

Tetapi pandangan kritis gadis tersebut terhadap tubuh Kristus menjadi berubah, ketika ia masih berdiri di ambang pintu masuk gereja, disambut oleh para penerima tamu pada malam itu. Dengan tulus ia mengakui: “Pada waktu aku baru saja tiba di situ, aku merasa tercengang sekali melihat suasananya. Lagu-lagu kristiani dikumandangkan oleh para pemain band gereja dengan irama-irama musik modern, yang sesuai sekali dengan selera generasiku. Suasana di sana terasa begitu menyenangkan, seakan-akan aku sedang mengunjungi suatu pesta perayaan yang amat meriah. Ternyata dugaanku, bahwa ibadah-ibadah gereja selalu membosankan dan ketinggalan zaman, … keliru sekali!”

Tidak memakan waktu terlampau lama, dengan mudah sekali Injil Tuhan Yesus Kristus menerobos masuk ke dalam hatinya. Gadis remaja tersebut bersedia menyerahkan hidupnya kepada Tuhan, … disusul oleh kedua orang tuanya beberapa minggu sesudahnya! Semenjak saat itu, setiap tahun mereka bertiga rajin melayani pelaksanaan program penginjilan tersebut di kota mereka. Sekarang program The Alpha Course sudah tersebar luas, dipergunakan oleh berbagai denominasi-denominasi Kristen di dunia untuk menginjili masyarakat sekuler yang ada di sekeliling mereka. Program termasyhur ini berhasil mengubah persepsi negatif orang-orang, terutama pandangan kritis para generasi muda negara-negara blok yang pertama, … terhadap tubuh Kristus!

Bob Gass, penggarap bacaan (renungan) harian yang terkenal di dunia: The Word for Today, menulis (quote): Penyembahan adalah suatu KESAKSIAN yang BERKUASA bagi orang-orang lain. Lebih sering orang dimenangkan untuk Kristus melalui kesadaran indera mereka akan hadirat Tuhan di tengah-tengah umat-Nya, dari pada melalui gabungan-gabungan seluruh uraian teologi yang kita bagikan kepada mereka. Jarang sekali, seandainya ada, yang diubahkan hidupnya semata-mata oleh karena pengertian intelek mereka. Tidak, ... menyadari hadirat Tuhan-lah yang meluluhkan hati manusia, menunjuk dan menghancurkan benteng-benteng kokoh yang merintangi! Di dalam penyembahan yang sejati, hadirat Tuhan dirasakan, pengampunan Tuhan ditawarkan, makna dan tujuan hidup manusia disingkapkan, dan kuasa-Nya yang maha dahsyat dinyatakan. Apabila orang-orang yang lapar rohani melihat kita bersekutu intim dengan Tuhan melalui pujian yang dapat menjamah hati setiap orang, hal itu akan merangsang keinginan mereka untuk mengenal Dia juga!” (un-quote)

Mazmur Daud mengatakan: “Ia memberikan NYANYIAN BARU dalam mulutku untuk memuji Allah kita. Banyak orang akan melihatnya dan menjadi takut, lalu percaya kepada TUHAN.” (Mazmur 40:4)

Apabila gereja Tuhan tidak bersedia menyesuaikan diri dengan keadaan zaman dan citarasa kaum muda-mudi tersebut, agar bisa menarik perhatian mereka guna memperkenalkan Injil dan kasih karunia Kristus, tentu Iblis tidak akan berdiam diri saja melihat kesempatan itu! Seperti yang sudah diulas sebelumnya, melalui antek-antek ‘dunia kriminil’-nya, ia akan memprakarsai alternatif-alternatif menarik lainnya bagi mereka untuk memikat, menjebak, membelenggu dan akhirnya membinasakan hidup mereka.

Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.” (Kolose 4:5)

(Disambung oleh artikel ‘RELEVAN: MAZMUR, KIDUNG, PUJI DAN SEMBAH')

John Adisubrata 
Oktober 2006

Relevan: Kemarin, Hari Ini dan Besok (3)


Oleh: John Adisubrata

TELADAN OPTIMAL

“Tetapi Dia, yang untuk waktu yang singkat dibuat sedikit lebih rendah dari pada malaikat-malaikat, yaitu Yesus, kita lihat, yang oleh karena penderitaan maut, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat, supaya oleh kasih karunia Allah Ia mengalami maut bagi semua manusia.” (Ibrani 2:9)

Rasul Paulus menganjurkan jemaat di Korintus untuk selalu meneladani beberapa tindakan penyesuaian yang dilakukan olehnya, pada saat ia mengabarkan Injil kepada orang-orang yang memerlukannya. Salah satu teladan yang ia tulis: “Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.” (1 Korintus 9:20)

Dan ia mengakhiri tema yang sama dengan sebuah nasihat sangat penting: “Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.” (1Korintus 11:1)

Di situ rasul Paulus ingin mengingatkan, bahwa contoh tindakan paling relevan dan ‘ultimate’ sepanjang masa, yang harus diteladani oleh semua orang, adalah pengorbanan dan penyesuaian status yang sudah dilakukan oleh Kristus 2000 tahun yang lalu, khusus untuk menyelamatkan hidup segenap umat manusia. Teladan penyesuaian yang berakhir dengan kematian-Nya yang tragis di kayu salib.

Pada waktu itu tindakan pengorbanan Tuhan Yesus tidak dapat dimengerti oleh kedua belas murid dan para pengikut-Nya yang lain, bahkan oleh orang-orang yang sudah pernah melihat dan mengalami mujizat-mujizat yang dilakukan oleh-Nya. Ia telah bersedia meninggalkan segala kemuliaan sorgawi, merendahkan diri-Nya sedemikian rupa, bahkan untuk waktu sejenak saja menjadi lebih rendah dari pada para malaikat. Melalui penyesuaian tersebut Ia ikut merasakan dan mengerti segala perjuangan, penderitaan, godaan dan masalah-masalah yang harus kita hadapi sebagai umat yang mempunyai pengertian dan kemampuan sangat terbatas.

Karena sedari awal, ketika Adam dan Hawa baru saja jatuh dalam dosa, Ia sudah mempersiapkan suatu rancangan yang sempurna untuk menolong, membimbing dan menunjukkan kembali arah jalan keselamatan kepada semua orang yang bersedia mengikuti-Nya. Itulah sebabnya Tuhan Yesus Kristus sudah datang ke dunia! (Kejadian 3:15, Yohanes 1:1-18)

Rasul Paulus melukiskan pengorbanan Tuhan Yesus di dalam suratnya: “Karena kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” (2 Korintus 8:9)

Suatu analogi termasyhur mengenai tindakan pengorbanan Tuhan Yesus yang mudah dimengerti oleh setiap orang, pernah diceriterakan oleh Ev Billy Graham kepada para pengunjung KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) besar-besaran, yang diadakan beberapa puluh tahun yang lalu di Amerika Serikat.

Sampai saat ini ia diakui di dunia sebagai seorang hamba Tuhan yang mempunyai karunia karisma luar biasa, yang bisa mempersatukan pelbagai denominasi gereja, dan juga generasi-generasi dari ‘zaman’ yang berbeda-beda. Karena tema-tema kotbahnya selalu bersifat sederhana dan ‘to the point’, tetapi sangat relevan bagi setiap pendengarnya!

Ia menceriterakan sebuah kiasan mengenai seorang laki-laki yang sedang mengamat-amati suatu barisan semut yang panjang. Semut-semut tersebut sedang beriring-iringan hendak melintasi suatu jalan raya yang amat lebar. Setiap semut mempergunakan naruli serangga mereka masing-masing membuntuti semut-semut yang lain di depannya.

Pria itu mengetahui, bahwa mereka mempunyai satu tujuan saja, yaitu menghampiri sebercak makanan yang terserak di tengah jalan raya, yang dipenuhi oleh lalu-lintas amat padat.

Oleh karena merasa kasihan, mengetahui bahwa semut-semut itu pasti akan hancur binasa tergilas oleh roda-roda kendaraan yang sedang berlalu-lalang di sana, timbullah di dalam hatinya hasrat untuk menolong mereka.

Pertama-tama laki-laki itu berusaha menghalang-halangi semut terdepan yang memelopori barisan, menggunakan telapak tangannya yang besar dan kokoh. Upayanya mengakibatkan semut pelopor tersebut tampak menjadi bingung!

Tetapi … dalam waktu sekejab saja, memakai naruli serangga yang amat sensitif, semut itu berhasil menelusuri tujuannya kembali dengan memutari telapak tangan orang tersebut, diikuti oleh semut-semut yang lain.

Beberapa kali pria itu berusaha menggunakan cara-cara yang lain untuk menghalang-halangi tujuan mereka. Tetapi barisan semut yang panjang tersebut tetap bersikeras, merayap maju menuju ke tengah jalan, ke tempat yang pasti … akan mengakibatkan kebinasaan mereka semua!

Termenung ia memikirkan solusi terbaik yang harus dilakukan, agar makhluk-makhluk kecil yang tidak berdaya itu bisa diselamatkan. Sebagai seorang manusia ia menyadari, bahwa segala jerih payahnya tidak akan bisa terlaksana, karena naruli serangga yang amat terbatas tidak mampu memahami segala tindakan penuh hikmat yang sudah ia lakukan mempergunakan kecerdasan otak manusia yang sempurna!

Tetapi seandainya saja, … ia bisa menjelma menjadi seekor semut yang menyadari bahaya yang sedang menunggu di depan mereka, tentu ia akan mengambil alih pimpinan barisan semut-semut itu, memelopori perubahan arah tujuan dengan menggiring mereka pergi sejauh-jauhnya dari daerah yang sangat berbahaya tersebut. 

Kiasan yang dipergunakan oleh Ev Billy Graham ini menjelaskan secara gamblang maksud dan tujuan kedatangan Tuhan Yesus ke dunia 2000 tahun yang lalu dengan jitu sekali kepada orang-orang yang masih belum memahami arti pengorbanan yang sudah dikerjakan oleh Kristus untuk mereka!

Bagaikan semut-semut yang tidak mengerti makna pertolongan yang ditawarkan oleh laki-laki tersebut, karena mereka hanya memiliki naruli serangga, umat manusia di dunia yang hati nuraninya telah dibutakan oleh tipu-daya Iblis, tidak mampu memahami tindakan-tindakan dan rancangan-rancangan Tuhan bagi keselamatan hidup mereka. Bahkan umat manusia sudah tidak bisa menyadari lagi dosa-dosa yang sedang mereka lakukan, yang pasti akan menggiring mereka semua menuju kebinasaan.

Nabi Yesaya menggambarkan keadaan umat Tuhan pada zamannya seperti ini: Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, ....” (Yesaya 53:6a)

Penuh dengan Roh Kudus, Zakharia, ayah Yohanes Pembaptis, menubuatkan kedatangan Tuhan Yesus: “untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai sejahtera.” (Lukas 1:79)

Itulah sebabnya Tuhan Yesus sudah datang ke dunia, merendahkan dan menyesuaikan diri-Nya sedemikian rupa, sehingga Ia menjadi relevan dan sederajat dengan umat ciptaan-Nya sendiri. Bagaikan angan-angan laki-laki di dalam analogi semut di atas, melalui penjelmaan Tuhan Yesus sebagai manusia sepenuhnya, Ia bisa menunjukkan secara pribadi kepada mereka, arah jalan keselamatan bagi semua orang yang bersedia mengikuti-Nya!

Rasul Paulus menggambarkan pengorbanan Tuhan Yesus Kristus kepada jemaat di Filipi: “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” (Filipi 2:8)

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.” (Filipi 2:5-7)

(Bersambung)

RELEVAN: 
KEMARINHARI INI DAN BESOK (4)

GENERATION Y