Showing posts with label I Want to Know What Love is. Show all posts
Showing posts with label I Want to Know What Love is. Show all posts

Wednesday, December 17, 2008

Kasih: I Want to Know What Love is (10)


Oleh: John Adisubrata

EPILOKASIH

‘Sebab: "Siapakah yang mengetahui pikiran Tuhan, sehingga ia dapat menasihati Dia?" Tetapi kami memiliki pikiran Kristus.' (1 Korintus 2:16)

Kekosongan hidup yang dilukiskan oleh rock group Foreigner di dalam lagu ‘I Want to Know What Love is' mengemukakan kerinduan hati setiap orang untuk mengetahui makna dan tujuan hidup mereka di dunia. Mencapai standar-standar yang ditentukan oleh masyarakat umum tidak akan pernah bisa memenuhi kehampaan hidup yang mereka derita.

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, harta kekayaan yang berkelimpahan, kemasyhuran nama, penampilan yang ‘sempurna', keberhasilan karir pekerjaan, persahabatan yang sejati, perkawinan yang berbahagia, kemakmuran dan kesejahteraan hidup berkeluarga, kekuasaan dan pengaruh di dalam masyarakat, melakukan tindakan amal, dan lain sebagainya, hanya mampu untuk memuaskan ruang kehidupan manusia yang pertama secara sementara.

Tetapi ruang kehidupan yang kedua akan terus mendambakan makanan atau minuman pokok rohani yang ditawarkan dari sorga. Tuhan Yesus Kristus mengibaratkan diri-Nya sendiri sebagai Roti (Nasi) Hidup - bagi setiap orang yang selalu merasa lapar, atau Air Hidup - bagi mereka yang selalu merasa haus, karena Ia-lah satu-satunya KASIH ‘agape' yang mampu memuaskan kebutuhan mereka untuk selama-lamanya.

Yesus adalah JALAN kehidupan yang menghubungkan diri kita kepada Allah Bapa di sorga. Hanya Dia yang dapat memberi kepuasan kepada setiap orang yang sedang menelusuri makna dan tujuan hidup mereka di dunia. Melalui persekutuan yang intim dengan Bapa, asal-usul kita, tindakan-tindakan yang harus kita lakukan di dunia, dan akhirnya ke mana kita akan pergi bukan merupakan suatu teka-teki hidup yang tak terpecahkan lagi!

Yesus adalah KEBENARAN hidup yang bukan hanya membenarkan diri kita di hadapan Allah Bapa saja, tetapi juga memberi kemampuan pada kita untuk memahami isi firman Tuhan. Catatan-catatan bersejarah di dalam Injil mengenai kelahiran, kehidupan, pelayanan, penyaliban, kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, bahkan kedatangan-Nya kembali ke dunia untuk kedua kalinya, menjadi suatu pengertian yang amat nyata bagi mereka yang mengasihi-Nya! Karena Ia sendiri yang akan menjamin seluruh kebenaran tersebut!

Yesus adalah HIDUP yang dapat membebaskan kita dari belenggu-belenggu dosa yang pernah, sedang, dan akan kita lakukan. Ia juga membebaskan umat-Nya dari rasa menyesal, rasa bersalah, kecanduan, hasrat untuk melakukan dosa-dosa yang sama, bahkan rasa takut akan konsekuensi-konsekuensinya. Ia tidak ingin melihat kita tertekan oleh beban-beban tersebut lagi, sebab Ia sudah menanggung semuanya untuk kita di kayu salib, ... sekali dan untuk selama-lamanya! Rasul Yohanes mengatakan: "Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka." (Yohanes 8:36)

Karena inti seluruh kebenaran KASIH ‘agape' yang ditawarkan oleh Injil Tuhan Yesus Kristus kepada mereka yang merindukannya, disimpulkan di dalam sebuah ayat sederhana yang mempunyai arti luar biasa: "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Keinginan Allah Bapa bagi umat-Nya adalah kekudusan yang mutlak, yang hanya dapat dipenuhi syaratnya melalui kehadiran Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus, di dalam hidup mereka. Karena Ia rindu untuk selalu bersekutu dengan kita (gereja-Nya), laksana persekutuan dua insan yang sedang dimabuk cinta, setia dan saling mengasihi dengan kasih yang murni. Suatu persekutuan yang begitu intim, sehingga tidak memungkinkan menyusupnya pihak ketiga di dalamnya.

Kasih Bapa sudah dibuktikan melalui pengorbanan dan penderitaan Anak-Nya di kayu salib bagi keselamatan hidup kita. Yesus bersedia menjalani semuanya dengan sukarela, karena Ia sangat mengasihi Anda dan saya! Terbukti dari segala usaha yang sudah direncanakan dan dilakukan oleh-Nya semenjak dahulu kala untuk memprakarsai pemulihan hubungan akrab dengan umat-Nya yang telah terhalang, oleh karena perbuatan dosa Adam dan Hawa. Nabi Yesaya menyampaikan pesan kasih TUHAN kepada bangsa Israel untuk meneguhkan janji, yang sudah diberikan melalui Yakub: "Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku." (Yesaya 43:1b)

Imbalan dari kita yang diharapkan oleh-Nya hanya ... percaya dan mengaku, bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita (Roma 10:9-10). Kita harus mengundang Dia untuk masuk ke dalam hidup kita, menjadikan Dia pusat kehidupan, serta penolong di dalam setiap langkah yang akan kita lakukan. Oleh karena kepribadian Roh Kudus yang amat lembut dan penuh KASIH, Ia tidak akan mengharuskan kita untuk menerima tawaran-Nya tersebut. Mau ataupun tidak, keputusan yang terakhir selalu berada di tangan Anda dan saya!

Kehadiran KASIH di dalam hidup setiap orang pasti akan mentransformasi pribadi mereka. Secara supranatural Ia akan mengarahkan fokus hidup kita kepada hal-hal yang berlawanan dengan kebiasaan-kebiasaan yang selalu kita lakukan sebelumnya.

Menyadari kehadiran KASIH di dalam hati kita, adalah bagaikan harapan yang diutarakan oleh rasul Paulus kepada jemaat di Efesus: "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan. Aku berdoa, supaya kamu dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah." (Efesus 3:18-19)

Sedikit demi sedikit kita diubahkan oleh-Nya menjadi orang-orang yang selalu kita inginkan, yang mengetahui makna dan tujuan hidup kita, merasa puas dengan segala yang ‘tersedia', bersyukur dan menyadari karunia-karunia yang kita miliki. Bahkan yang terpenting, kita akan menjadi berkat bagi mereka yang memerlukannya! Pada saat kita merasa lemah, Ia akan menguatkan diri kita. Pada saat hati kita merasa bimbang, Ia-lah Pendorong dan Penghibur kita. Pada saat kita merasa gagal dan tidak layak sama sekali, Ia akan mengingatkan, bahwa kita adalah biji-biji mata-Nya yang paling berharga!

Dengan bantuan Roh Kudus, kita dapat ‘melihat' penyebab-penyebab kehampaan hidup yang pernah kita alami sebelumnya, atau yang sedang dialami oleh orang-orang lain. KASIH-Nya (bukan ‘kasih' kita) yang akan memampukan segalanya. Karena kehendak Allah Bapa di sorga adalah, untuk melihat diri kita diubahkan selalu, dan akhirnya ... menjadi sama seperti Anak-Nya, kudus dan tidak bercela di hadapan hadirat-Nya! Itulah sebenarnya makna dan tujuan utama hidup segenap umat manusia!

Jawaban bagi orang-orang yang sedang mencari atau mempertanyakan makna dan tujuan hidup mereka, seperti yang sudah diutarakan oleh rock group Foreigner di dalam syair lagu: ‘I Want to Know What Love is', adalah syair dari sebuah lagu kristiani terkenal karya Andrae Crouch: ‘Jesus is THE ANSWER' (Yesus-lah JAWABANNYA)! Karena Yesus, Nama di atas segala nama, sanggup menjawab semua pertanyaan yang ada, dan akan memecahkan segenap teka-teki hidup manusia di dunia, bagi mereka yang mempunyai hasrat untuk menelusurinya.

Jesus is THE ANSWER, for the world today (Yesus-lah JAWABANNYA, bagi keadaan dunia masakini)
Above Him there's no other, Jesus is THE WAY (Di atas Dia tidak ada yang lain, Yesus-lah JALANNYA)

"Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu." (Yohanes 14:20)

Jika Anda merasa tertarik pada artikel Kasih: I Want to Know What Love is', dan oleh karena itu, bersedia mengorbankan waktu Anda untuk mengikutinya dengan penuh kesabaran sampai bab yang terakhir ini, lalu merasa, bahwa beberapa di antara tema-tema yang saya uraikan di atas bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan hidup yang sedang membebani diri Anda, saya yakin hal itu bukan kebetulan.

Apabila Anda membaca ayat ini: ‘Jawab Yesus: "Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" (Yohanes 11:25-26), dan ... Anda menjawab: "PERCAYA!", maka Anda telah menerima kebenaran yang ditawarkan oleh firman Tuhan. Ingatlah akan uraian sebelumnya, bahwa kebenaran kristiani adalah kebenaran umum, dan kebenaran firman Tuhan tidak bisa diterima hanya sebagian kecil saja, melainkan harus diterima keseluruhannya.

Perhatikanlah poin-poin yang terdaftar di bawah ini. Kendatipun tidak lengkap mewakili semua perubahan yang akan terjadi di dalam hidup setiap orang yang mengenal Dia secara intim, perhatikanlah, apakah ada beberapa di antaranya yang bisa merangsang hasrat Anda untuk menemui KASIH secara pribadi?

Jika Anda memiliki DIA (KASIH) di dalam hidup Anda:

• Anda akan merasa gentar terhadap Tuhan dan kedahsyatan Nama-Nya yang penuh kuasa
• Anda akan mengasihi Dia melebihi segala-galanya, baik orang-orang yang Anda kenal maupun harta yang Anda miliki
• Anda akan menjadi haus untuk mengetahui lebih lanjut makna dan tujuan hidup Anda, dengan terus mempelajari firman-Nya yang hidup, ... bersama dengan Dia
• Anda akan selalu berdialog dengan Tuhan melalui doa, mengungkapkan isi hati Anda, dan kemudian sabar menantikan jawaban-Nya
• Anda akan menyadari, bahwa segala penderitaan dan pengorbanan Yesus di kayu salib, dilalui ‘khusus' untuk menyelamatkan diri Anda
• Anda akan berhenti berbuat dosa
• Anda akan membenci dosa, dan bukan para pelakunya
• Anda akan menghormati orang tua dan mengasihi keluarga Anda, lebih dari sebelumnya
• Anda akan merasa yakin, bahwa Ia selalu menyertai, menghibur dan menjaga Anda, bahkan mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi diri Anda
• Anda akan selalu rindu untuk memuji dan menyembah Dia melalui dendang lagu-lagu yang mendadak muncul dari dalam hati Anda
• Anda akan selalu bersyukur kepada-Nya di dalam segala perkara
• Anda akan memuja Tuhan, oleh karena kedahsyatan ciptaan-Nya, dan bukan kebalikannya
• Anda akan mempunyai kerinduan yang besar untuk melihat orang-orang lain di sekitar Anda juga diselamatkan
• Anda akan menyadari, bahwa semua yang Anda miliki adalah milik Tuhan
• Anda akan ikut bekerja di ladang-Nya dengan sukarela, dan bukan untuk mencari keuntungan
• Anda akan menyadari, bahwa Tuhan-lah yang mempromosikan diri Anda, itu bukan usaha manusia, atau usaha Anda sendiri
• Anda akan selalu bersedia untuk mendukung pekerjaan gereja Tuhan, moril maupun materiil, tanpa ragu-ragu atau merasa sayang untuk melakukannya
• Anda akan memberkati sesama manusia secara ‘tersembunyi', karena merasa takut, bahwa Anda akan mencuri kemuliaan-Nya
• Anda akan menyadari, bahwa segala ‘perbuatan baik' Anda bukan untuk dikagumi manusia
• Anda akan menghargai dan menghormati ‘authority', meskipun tindakan-tindakan mereka menurut Anda keliru
• Anda akan mengasihi saudara-saudara seiman Anda yang mengasihi Kristus, meskipun mereka berasal dari denominasi yang lain
• Anda akan mengakui, bahwa kekurangan-kekurangan saudara-saudara seiman kita tidak berbeda jauh dengan kekurangan-kekurangan Anda sendiri
• Anda akan menyetujui, bahwa hanya Tuhan Yesus Kristus saja yang sempurna!

Seperti yang sudah diuraikan sebelumnya, perubahan-perubahan hidup di dalam KASIH selalu terjadi secara bertahap, tergantung pada kedewasaan iman kita. Jika Anda merasa, bahwa salah satu (atau beberapa) dari poin-poin yang terdaftar di atas sudah terjadi setelah Anda menerima Dia sebagai Juruselamat Anda, ... itulah tanda mula-mula kehidupan di dalam KASIH yang sangat mengesankan dan relevan sekali dengan keadaan dunia masakini, karena Anda sedang dipersiapkan oleh Tuhan untuk menghadapinya. Ingatlah selalu, hanya KASIH-Nya (bukan ‘kasih' kita) yang memampukan diri Anda dan saya.

Apabila Anda mempunyai DIA (KASIH), semua peristiwa dan kejadian-kejadian yang menguasai media dunia dewasa ini tidak akan menyebabkan hati Anda merasa resah! Peperangan antar suku/bangsa, kekejaman terorisme yang semakin menggila, bencana-bencana alam dahsyat yang mengerikan, tindakan-tindakan kriminil yang membabi-buta, timbulnya berbagai-macam penyakit-penyakit ‘baru' di dunia yang mengherankan, penyembahan-penyembahan berhala (mencintai diri sendiri, uang, kekayaan, materialisme), sikap yang suka memberontak terhadap ‘authority' - terutama terhadap Tuhan, toleransi akan perbuatan-perbuatan dosa yang sudah ‘direstui' oleh masyarakat, dan lain sebagainya, ... peristiwa-peristiwa seperti itu tidak akan membuat hati Anda merasa takut atau gelisah!

Karena Anda tahu dengan pasti, bahwa DIA (KASIH) yang berdiam di dalam diri Anda, berkuasa di atas segala-galanya. Bahkan Anda bisa memahami masalah-masalah tersebut sebagai sebagian kecil saja dari pelbagai tanda akhir zaman yang harus terjadi. Ia akan menjelaskannya secara pribadi kepada Anda, membuka mata hati nurani Anda, karena semua itu sudah dinubuatkan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu, ... dengan detil sekali.

‘Jawab Yesus kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang. Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah, jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa, dan kerajaan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat. Akan tetapi semuanya itu barulah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku, ... ." (Matius 24:4-9)

"Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah." (Yohanes 16:2)

Jika Anda mempunyai hasrat untuk hidup selama-lamanya di dalam kasih Tuhan, mengetahui dengan pasti makna dan tujuan hidup Anda, maka Anda harus membuka pintu hati, mengundang dan menerima Dia yang sedari awalnya telah memprakarsai pemulihan hubungan intim dengan diri Anda. Ketahuilah, bahwa pada saat Anda merasa tertarik untuk mengikuti kesudahan ulasan artikel: Kasih: I Want to Know What Love is' ini, Yesus sedang berdiri di depan pintu hati nurani Anda, dan ... Ia sedang mengetuknya! (Wahyu 3:20)

Apabila Anda mempunyai keinginan untuk hidup di dalam kasih karunia Tuhan yang dipenuhi oleh sukacita, hidup mengesankan yang sangat relevan dengan keadaan dunia masakini, ucapkanlah dari lubuk hati Anda yang terdalam doa di bawah ini:

"Bapa di sorga, aku mengakui, bahwa aku orang berdosa. Ampunilah aku dari segala dosa-dosaku. Aku percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah, dan Ia sudah membayar lunas semua dosaku melalui curahan darah-Nya di kayu salib. Saat ini aku memanggil nama Yesus untuk keselamatanku. Dengan iman aku percaya, bahwa aku sudah menerima karunia hidup-Nya, Yesus berada di dalam hidupku, dan dosa-dosaku telah Kau ampuni. Aku percaya, bahwa sekarang aku sudah menjadi pengikut Kristus. Dan setelah kematianku, aku akan hidup bersama Dia untuk selama-lamanya. Terima kasih Bapa atas keselamatan yang telah Engkau karuniakan kepadaku. Di dalam nama Yesus Kristus, Juruselamatku. Amin!"

Jika Anda mengucapkan doa tersebut dari dalam lubuk hati Anda, maka Anda baru saja ‘Lahir Baru'. (Yohanes 3:3-8) Bersyukurlah, karena sekarang KASIH sudah bersemayan di dalam hidup Anda. Oleh karena itu, secara bertahap Anda akan menyaksikan sendiri perubahan-perubahan yang drastis pada gaya hidup Anda!

Selamat datang di dalam keluarga Kerajaan Allah! Marilah mulai sekarang kita bersama-sama ikut mengambil bagian di dalam pertumbuhan tubuh Kristus di akhir zaman, setia melayani di ladang-Nya sesuai panggilan hidup kita, rajin bersekutu dengan umat Tuhan yang lain, dan menjaga kekudusan hidup masing-masing sambil terus bersiap-siap, menantikan saat kedatangan untuk kedua kalinya Tuhan dan Raja kita, Yesus Kristus, Hakim Yang Maha-adil!

Datanglah segera, ya Tuhan Yesus! (Wahyu 22:20)

Haleluya, sebab Dia hidup! Saya berani mengatakannya, karena saya baru saja bertemu dan bercakap-cakap dengan Dia, ke-KASIH jiwa saya!

Amin!

John Adisubrata
Februari 2006

Kasih: I Want to Know What Love is (9)


Oleh: John Adisubrata

KASIH YANG MEMBEBASKAN

‘Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan HIDUP. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Tuhan Yesus tidak hanya memberi kepuasan hidup, serta menjamin kebenaran setiap orang yang mau menerima Dia di hadapan Allah Bapa, Ia juga mengaruniakan kepada kita kebebasan HIDUP yang sejati. Hidup di dalam kebenaran KASIH, yang menghalau rasa takut, kuatir, duka, sesal dan lain-lainnya, semua yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan dosa yang pernah kita lakukan. Inilah kebebasan terpenting yang sangat diperlukan oleh setiap insan di dunia.

Rasul Yohanes yang membahas mengenai KASIH, menulis: "Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih." (1 Yohanes 4:18)

KASIH membebaskan kita dari rasa menyesal, rasa bersalah, kecanduan, keinginan untuk melakukan dosa-dosa yang sama, bahkan rasa takut akan konsekuensi-konsekuensinya. Setiap orang selalu menyadari perbuatan-perbuatan dosa yang pernah mereka lakukan, meskipun tidak jarang ada di antara mereka yang sengaja berusaha meniadakannya, dengan berpura-pura seolah-olah mereka tidak pernah menyadarinya!

Melakukan kesalahan-kesalahan yang diketahui sebagai dosa berbeda dengan kekeliruan-kekeliruan yang dilakukan oleh karena keteledoran para pelakunya. Kekeliruan bisa terjadi di dalam bank - ketika menghitung uang tunai, di dalam dapur - ketika memasak santapan makan malam, di dalam kantor - ketika mengetik tuts-tuts ‘keyboard' komputer, di dalam gereja -ketika menyanyikan lagu-lagu pujian dengan nada yang sumbang, dan lain sebagainya. Melakukan hal-hal yang keliru tidak membuat hati nurani kita tertekan atau merasa tertuduh, karena kekeliruan adalah bagian dari hidup, itu bukan dosa!

Tetapi melakukan kesalahan-kesalahan dosa dan akibat-akibatnya, akan selalu menghantui diri setiap orang. Kendatipun kita berusaha untuk meniadakannya, perbuatan-perbuatan dosa akan tetap tertanam di dalam benak pikiran kita, yang mau tidak mau mempengaruhi hati nurani dan sikap hidup para ‘pemiliknya'.

Iblis, yang dijuluki di Wahyu 12:10 sebagai pendakwa umat Tuhan, akan selalu berusaha untuk memastikan, bahwa kita tidak pernah melupakan tindakan-tindakan dosa yang jahat dan ‘memalukan' tersebut. Pada setiap kesempatan yang kita berikan kepadanya, dosa-dosa itu dan seluruh konsekuensinya akan diparadakan di ‘depan' kita.

Perasaan bersalah dan hal-hal serupa lainnya yang disebabkan oleh perbuatan-perbuatan dosa, seperti takut akan hukuman, takut mati, takut miskin, takut kehilangan orang-orang yang kita kasihi, takut kesepian dan lain sebagainya, pasti akan menimbulkan fobi di dalam hati setiap orang sepanjang masa, yang menyebabkan hidup mereka selalu merasa tertekan oleh beban-beban yang berat!

Perasaan-perasaan itulah yang sering kali menjadi penyebab utama kekosongan atau ketidak-puasan hidup setiap orang. Jika kita perhatikan sebab-sebabnya dengan lebih teliti, bukan merupakan sesuatu hal yang mengherankan, bahwa mereka harus menanggung penderitaan itu, karena alasan-alasan terjangkitnya rasa-rasa takut tersebut selalu berkisar sekitar kepentingan diri mereka sendiri. Ironis sekali, karena ... tidak jarang justru perasaan takut mati yang diderita oleh seseorang, adalah pendorong utama tindakan-tindakan nekat mereka untuk membunuh diri!

Iblislah yang menjadi provokator segala rasa bersalah atau takut yang dialami oleh setiap orang, karena berlawanan dengan kehendak Allah Bapa, tujuan utamanya adalah untuk membinasakan hidup kita! Firman Tuhan memperingatkan, bahwa hidup di dalam dosa adalah seperti bekerja ‘full-time' untuk sebuah ‘perusahaan' milik Iblis, karena sebagai budak-budaknya lambat laun mereka semua akan di-‘gaji' dengan maut. Berbeda sekali dengan tawaran kasih karunia Allah Bapa yang diberikan secara cuma-cuma kepada kita, melalui pengorbanan Anak-Nya yang tunggal, Tuhan Yesus Kristus. Kita tidak perlu mengerjakannya lagi, karena semua sudah ditanggung dan dibayar oleh-Nya sendiri.

"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23)

Tujuan kedatangan Kristus di dunia, selain untuk memberi hidup yang kekal kepada setiap orang yang percaya kepada-Nya, adalah untuk membebaskan kita dari belenggu-belenggu dosa yang pernah, sedang, bahkan ... yang akan kita lakukan. Itulah yang dimaksudkan dengan ‘Yesus sudah mati untuk menebus dosa-dosa kita', agar kita mempunyai hidup!

Mungkin berkali-kali sebelumnya kita berusaha untuk memahami arti pengorbanan Yesus di kayu salib 2000 tahun yang lalu, tetapi selalu gagal untuk memahami maknanya, karena kita tidak bisa melihat sangkut-paut pengorbanan tersebut dengan masa sekarang! Rasul Paulus menjelaskannya dengan indah sekali kepada jemaat di Roma: "Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa." (Roma 5:8) Inilah yang dimaksudkan dengan keajaiban kasih karunia Tuhan: kita menerima KASIH, pada saat kita tidak berhak untuk mendapatkannya!

Pengorbanan Yesus di bukit Golgota baru tampak jelas, dan menjadi relevan, ketika Ia membuka mata hati nurani kita dari ‘dalam'. Pada saat Ia menyatakan diri-Nya secara pribadi kepada kita, makna pengorbanan-Nya di kayu salib menjadi nyata, seperti yang dicatat oleh rasul Yohanes: "Dan kamu tahu, bahwa Ia sudah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa." (1 Yohanes 3:5)

Melalui pengorbanan-Nya, Yesus mengutarakan kepada umat yang mau menerima Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, bahwa segenap dosa kita telah ditanggung oleh-Nya di kayu salib 2000 tahun yang lalu, sekali dan untuk selama-lamanya!

Itulah yang dimaksudkan oleh Injil, ketika Yesus menyerukan kata-kata memilukan ini: "Eloi, Eloi, lama sabakhtani?" - "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?" (Markus 15:34), yang menggambarkan pada saat itu terputusnya hubungan Yesus dengan Allah Bapa untuk menggantikan kedudukan kita. Dan ucapan terakhir di atas kayu salib: "Sudah selesai." (Yohanes 19:30), yang berarti, bahwa makna dan tujuan hidup-Nya di dunia, yaitu untuk menyelamatkan umat manusia dari segala dosa mereka dan konsekuensi-konsekuensinya, yaitu maut, sudah diambil alih oleh Dia sekali dan untuk selama-lamanya!

Dengan kata lain, pengorbanan-Nya untuk segenap umat manusia pada saat itu sudah rampung! Tidak ada seorangpun setelah itu yang mempunyai hak untuk mengatakan, bahwa mereka akan atau harus meneruskan tugas Yesus untuk menggenapi rencana Allah bagi keselamatan hidup manusia, karena Ia gagal menyelesaikannya! Yesus sudah menggenapi seluruhnya, bahkan Ia memproklamirkannya sendiri di depan umum pada saat kematian-Nya!

Selain itu, ucapan terakhir Tuhan Yesus tersebut juga meneguhkan, bahwa semenjak pengorbanan-Nya di kayu salib berakhir, Ia tidak ingin melihat umat-Nya menderita lagi, karena Ia sudah menanggung seluruhnya, yaitu semua penderitaan mengerikan akibat dosa-dosa kita!

Tuhan Yesus bisa menghayati perasaan-perasaan kita, karena Ia pernah mengalaminya sendiri. Ia pernah hidup di tengah-tengah umat ciptaan-Nya, sebagai manusia sepenuhnya, hanya tanpa dosa. Kitab Ibrani mencatat: "Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai." (Ibrani 2:18)

Lagipula kebenaran janji Tuhan tidak pernah berubah, karena firman-Nya berkata: "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8)

Percayakah Anda, bahwa kebenaran KASIH yang telah membebaskan umat manusia 2000 tahun yang lalu, masih tetap berlaku sampai sekarang? Perhatikanlah pengikut-pengikut Kristus di sekeliling Anda, mereka yang sedang mempraktekkan kasih (Kristus) sekarang, karena mereka adalah saksi-saksi-Nya yang hidup di akhir zaman. Haleluya!

"Karena telah ternyata, bahwa kamu adalah surat Kristus, yang ditulis oleh pelayanan kami, ditulis bukan dengan tinta, tetapi dengan Roh dari Allah yang hidup, bukan pada loh-loh batu, melainkan pada loh-loh daging, yaitu di dalam hati manusia." (1 Korintus 3:3)

(Bersambung)

KASIH:
‘I WANT TO KNOW
WHAT LOVE IS' (10)

EPILOKASIH

Kasih: I Want to Know What Love is (8)


Oleh: John Adisubrata

KASIH YANG MEMBENARKAN

‘Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan KEBENARAN dan hidup.Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Banyak orang mempertanyakan arti kebenaran, bagaikan Pontius Pilatus, gubernur Romawi atas Yudea, yang bertanya langsung kepada Tuhan Yesus di gedung pengadilan, sebelum Ia dijatuhi hukuman mati atas paksaan permintaan orang-orang Yahudi: "Apakah kebenaran itu?" (Yohanes 18:38a)

Pertanyaan tersebut dilontarkan olehnya sebagai suatu tanggapan atas pernyataan Yesus: "Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku." (Yohanes 18:37b)

Kebenaran kristiani adalah kebenaran umum! Jika benar, itu adalah kebenaran bagi semua orang. Tetapi jika tidak benar, maka itu sama sekali bukan kebenaran bagi mereka! Karena kepercayaan kristiani hanya dilandaskan pada kebenaran Injil tentang kelahiran, kehidupan, pelayanan, penyaliban, kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, begitu juga kedatangan-Nya kembali ke dunia. Oleh karena itu, jika kekristenan terbukti benar, ‘takdir' kehidupan abadi setiap orang setelah meninggalkan dunia, sangat tergantung pada sikap mereka di dalam menanggapi kebenaran tersebut. Suatu peringatan yang dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri melalui Injil Yohanes 14 ayat 6!

Kebenaran firman Tuhan harus diterima seluruhnya, bukan hanya sebagian kecil atau sebagian besar saja. Karena Alkitab adalah kebenaran bersejarah yang dicatat oleh orang-orang yang mengenal Dia dengan akrab, dan juga oleh mereka yang dipanggil untuk menjadi saksi-saksi bagi kerajaan Allah setelah kenaikan-Nya ke sorga.

Rasul Petrus menulis tentang kebenaran yang dialami olehnya sendiri: ‘Sebab kami tidak mengikuti dongeng-dongeng isapan jempol manusia, ketika kami memberitahukan kepadamu kuasa dan kedatangan Tuhan kita, Yesus Kristus sebagai raja, tetapi kami adalah saksi mata dari kebesaran-Nya. Kami menyaksikan, bagaimana Ia menerima kehormatan dan kemuliaan dari Allah Bapa, ketika datang kepada-Nya suara dari Yang Mahamulia, yang mengatakan: "Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan." Suara itu kami dengar datang dari sorga, ketika kami bersama-sama dengan Dia di atas gunung yang kudus." (2 Petrus 1:16-18)

Begitu pula rasul Yohanes yang menulis pengalamannya di dalam Injil ke-4: "Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga percaya." (Yohanes 19:35)

Sekali lagi, kebenaran kristiani adalah kebenaran umum! Tidak ada kebenaran yang hanya berlaku bagi sebagian orang saja, tetapi tidak berlaku bagi orang-orang lain. Kebenaran bagi seseorang adalah kebenaran bagi semua orang! Oleh karena itu, kebenaran bukan hanya berguna untuk sekelompok orang yang memerlukannya, yang mau menjadi pengikut-pengikut Kristus, tetapi juga untuk orang-orang lain yang belum mengetahuinya, bahkan ... untuk mereka yang menolaknya!

C S Lewis, salah seorang ahli ilmu agama Kristen yang sangat termasyhur di dunia, pernah mengutarakan pendapatnya: "Agama Kristen adalah suatu pernyataan, yang jika salah, tidak mempunyai arti penting sama sekali, tetapi jika benar, adalah suatu kepentingan yang tidak ada batasnya! Satu hal yang tidak mungkin, adalah kepentingan yang asal-asalan saja."

Apakah Alkitab memberitakan Injil yang benar-benar terjadi? Apakah Yesus, yang tercatat di situ telah melakukan begitu banyak mujizat-mujizat luar biasa 2000 tahun yang lalu, bukan seorang tokoh khayalan? Apakah pernyataan para pengikut Kristus mengenai KASIH yang mereka beritakan dapat dipertanggung-jawabkan? Dan oleh karena itu, ... apakah kebenaran agama Kristen merupakan suatu kepentingan yang tidak ada batasnya, seperti salah satu kemungkinan yang sudah dikatakan oleh C S Lewis?

Para ahli ilmu pengetahuan yang amat termasyhur sepanjang masa, yang direkam di dalam sejarah sebagai penemu-penemu pelbagai-macam ilmu-ilmu baru yang berguna bagi segenap umat manusia di dunia, mengakui kekompleksan misteri alam semesta yang tidak dapat dipecahkan begitu saja dengan menggunakan tingkat kecerdasan (IQ) mereka yang sangat tinggi.

Banyak di antara para cendekiawan tersebut juga menolak mempercayai isi Alkitab. Keinginan mereka untuk melakukan penelitian pribadi guna membuktikan ketidak-benaran berita Injil, justru mengakibatkan banyak di antara orang-orang termasyhur itu akhirnya menyerahkan diri mereka kepada Tuhan, dan menjadi hamba-hamba-Nya (pendeta).

Tokoh-tokoh PALING cerdas di dunia sepanjang masa seperti Boyle, Calvin, Faraday, Galileo, Kepler, Koch, Lister, Lodge, Maxwell, Mendel, Newton, Pasteur, Simpson dan banyak ‘scientists' lainnya mengakui kenyataan penemuan mereka sendiri, bahwa kebangkitan Yesus 2000 tahun yang lalu benar-benar terjadi!

Kebenaran tidak dapat diterima mempergunakan kecerdasan akal pikiran manusia saja, tetapi hanya bisa diakui sebagai suatu kebenaran, jika lubuk hati mereka yang paling dalam bisa ‘melihat'-nya melalui mata KASIH di dalam hidup mereka. Karena kebenaran bukan monopoli orang-orang‘berotak' saja, melainkan berlaku bagi semua orang dari berbagai-macam lapisan masyarakat, dengan latar belakang yang beraneka-ragam, dari orang-orang biasa sampai yang paling intelek. Kebenaran tidak pernah memandang bulu!

Rasul Paulus menulis di dalam suratnya kepada jemaat di Roma: "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah sudah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan." (Roma 10:9-10)

Dan kepada jemaat di Korintus ia juga memperingatkan: ‘Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa ... tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus.' (1 Korintus 12:3)

"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." (Matius 5:6)

KASIH (Kristus) adalah pokok seluruh kebenaran, yang dipakai sebagai standar untuk mengukur dan membandingkan bukti-bukti kebenaran-kebenaran lainnya di dunia. Menurut pengertian orang-orang Yahudi pada masa pelayanan Yesus, kebenaran bukan merupakan pengetahuan yang tertanam di dalam otak saja, tetapi yang ada dan yang dapat dirasakan di dalam hati. Ketika Yesus berkata: "Akulah KEBENARAN", Ia mempunyai maksud untuk mengajar para pengikut-Nya, bahwa mereka bisa mengalamikebenaran melalui persekutuan yang intim dengan diri-Nya. Ternyata pernyataan Yesus tersebut terbukti sampai sekarang!

Untuk bisa memahaminya lebih dalam, sebuah kiasan yang amat sederhana menyimpulkannya secara gamblang sekali.

Akhir-akhir ini di Australia ‘Internet Dating' merupakan salah satu industri yang paling menguntungkan para pengelolanya. Situs-situs semacam itu tumbuh pesat bagaikan jamur-jamur liar di kota-kota besar, untuk melayani kebutuhan orang-orang yang terlampau sibuk dengan karir mereka. Tidak jarang situasi tersebut menyebabkan mereka kehilangan waktu lenggang guna menemukan pasangan hidup secara tradisionil, baik bagi mereka yang sudah ‘terlambat' usianya, maupun yang masih muda belia.

Bagi kasus-kasus perkenalan yang jujur dan berhasil, berkencan melalui surat-surat elektronik dunia sibernetika, melukiskan dengan kata-kata raut muka masing-masing, bentuk tubuh, pendidikan, tabiat, minat, kegemarandan lain sebagainya, biasanya oleh karena rasa cocok yang timbal-balik, berakhir dengan terjalinnya tali persahabatan. Pada saat itu sikap ‘saling menyukai' karena merasa cocok hanya tertanam di dalam benak pikiran mereka saja, berdasarkan semua data yang telah mereka baca!

Tetapi ketika mereka bertemu muka, dan menjalin persekutuan pribadi untuk pertama kalinya, rasa suka berdasarkan ‘pengetahuan', yang awalnya berada di dalam benak pikiran mereka, langsung bersemi di dalam hati. Karena segala data mengenai kawan kencan yang telah mereka ketahui lewat layar komputer, dibuktikan kebenarannya melalui pengalaman yang mereka lalui bersama! Mengakui kebenaran adalah seperti memindahkan semua data yang kita ketahui dari dalam otak, melalui suatu pengalaman pribadi, ke dalam hati.

Jawaban Tuhan Yesus atas pertanyaan Pontius Pilatus mengenai kebenaran kedudukan-Nya sebagai Raja orang-orang Yahudi menegaskan penjelasan di atas: "Apakah engkau katakan hal itu dari hatimu sendiri, atau adakah orang lain yang mengatakannya kepadamu tentang Aku?" (Yohanes 18:34)

Analogi ‘Internet Dating' sejati yang berakhir dengan berhasil, melukiskan pengalaman orang-orang kristiani yang mau menjalin persekutuan intim dengan Allah Bapa di sorga. Melalui pengalaman itu, pengetahuan firman Tuhan yang sebelumnya tertanam di dalam otak, dipindahkan dan diukir di dalam hati sebagai suatu kebenaran yang mutlak! Tuhan Yesus saja, melalui kuasa Roh Kudus, memungkinkan proses itu terjadi!

Agama Kristen tidak hanya menyatakan, bahwa Yesus sudah bangkit 2000 tahun yang lalu, karena kejadian tersebut dicatat oleh para saksi matanya di dalam Alkitab, tetapi kekristenan adalah suatu pernyataan di mana kebenaran kebangkitan-Nya dibuktikan melalui kesaksian-kesaksian para pengikut-Nya, yang hingga saat ini tanpa ragu-ragu mengatakan, bahwa mereka TAHU Yesus hidup! Mereka berani mengikrarkan kebenaran tersebut, karena mereka selalu bertemu dan bercakap-cakap dengan Dia!

Alkitab mengibaratkan hubungan Allah Bapa dengan umat-Nya laksana persekutuan intim dua insan yang saling mengasihi. Di dalam Perjanjian Lama, Ia memulainya dengan umat pilihan-Nya yang pertama, bangsa Israel, yang sering kali dikiaskan di sana sebagai seorang istri yang tidak setia. Tetapi ... kendatipun perbuatan mereka jahat, dan sering kali menyakitkan hati-Nya, TUHAN tetap mengasihi mereka tanpa syarat, dengan kasih ‘agape'.

Di dalam kitab-kitab Perjanjian Baru hubungan Tuhan dengan umat-Nya (gereja Tuhan atau mempelai wanita) diakhiri dengan klimaks KISAH CINTA tersebut, yaitu perkawinan yang akan mengikat persekutuan mereka secara abadi. Firman Tuhan di Wahyu 19:6-10 melukiskan peristiwa itu sebagai perjamuan kawin Anak Domba. Sepanjang sejarah dunia dari awal sampai akhir (nanti), KASIH dan hubungan kasih ‘agape' telah menjadi dasar pokok seluruh kebenaran firman Allah. Tuhan Yesus menyatakan melalui ‘e-mail' kepada jemaat di Laodikia, bahwa Ia-lah yang dari semula memprakarsai persekutuan intim dengan umat-Nya di sana.

"Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku." (Wahyu 3:20)

Tantangan serupa juga ditujukan kepada umat-Nya sekarang. Apakah kita bersedia menyambut tawaran ‘e-mail' Tuhan Yesus, membuka pintu hati kita, dan menerima Dia sebagai kebenaran KASIH di dalamnya?

Pengalaman pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus melalui Roh Kudus, yang disebut ‘Lahir Baru', akan membuka semua kebenaran Injil kepada kita mengenai kelahiran, kehidupan, pelayanan, penyaliban, kematian, kebangkitan dan kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Bahkan kedatangan-Nya kembali ke dunia untuk kedua kalinya, terasa bagaikan suatu janji pribadi (perseorangan) kepada kita yang amat nyata! Karena Ia sendiri yang menjamin kebenaran tersebut kepada kita!

"Pada waktu itu akan tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya." (Matius 24:30)

Tuhan Yesus tidak hanya ‘membenarkan' kita di hadapan Allah Bapa, tetapi juga membukakan segala ‘kebenaran' yang tidak kita sadari sebelumnya! Yesus berkata: "..., tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu." (Yohanes 14:26)

Tuhan Yesus Kristus sudah bangkit 2000 tahun yang lalu! Saat ini Ia duduk di sebelah kanan Allah Bapa di sorga, tetapi melalui Roh Kudus, Ia bekerja di tengah-tengah umat-Nya, bahkan di dalam hati setiap orang yang mengasihi-Nya.

"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)

(Bersambung)

KASIH:
‘I WANT TO KNOW
WHAT LOVE IS' (9)

KASIH YANG MEMBEBASKAN

Kasih: I Want to Know What Love is (7)


Oleh: John Adisubrata

KASIH YANG MEMUASKAN

‘Kata Yesus kepadanya: "Akulah JALAN dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku." (Yohanes 14:6)

Count Leo Tolstoy nyaris tersesat seperti yang telah diuraikan oleh Helmut Thielicke, karena kesalahan-kesalahan penerapan upayanya yang selalu berkisar sekitar kepentingan dirinya sendiri, dan bukan berpusat pada Tuhan seperti anjuran Ps Rick Warren di awal bukunya, ‘The Purpose Driven Life'.

Menjelang usianya yang lanjut, Tolstoy memutuskan untuk mengundurkan diri dari tekanan hidup yang ‘hectic' di tengah-tengah kebisingan kota metropolitan, dan membawa keluarganya pindah dari sana untuk bermukim di desa. Di luar kesadarannya sendiri, ia hidup dikelilingi oleh para petani yang beriman pada Kristus, yang kemudian berhasil membimbing dia untuk mengetahui makna hidupnya. Akhirnya Tolstoy berhasil menemukan KASIH abadi, yang semenjak saat itu selalu menjadi pusat kehidupannya.

Membaur bersama para petani kristiani yang hidup sederhana, tetapi penuh sukacita, ia menyadari kesia-siaan harta kekayaannya, kemasyhuran namanya, bahkan segala sesuatu yang sudah berhasil diraih olehnya. Semua detil mengenai kesaksian pertobatan hidupnya yang amat kompleks tersebut dapat ditemukan di dalam buku klasik tulisannya: ‘A Confession and What I Believe'.

Raja Salomo menulis: "Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia?" (Pengkhotbah 2:25) Di situ ia ingin mengajarkan, bahwa kehidupan yang tidak berpusat pada Tuhan adalah kehidupan yang tidak berarti, tidak memuaskan, dan tidak bermakna.

Di dalam semua Injil Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menyatakan di depan umum asal-usul kedatangan-Nya di dunia. Dan kepada murid-murid-Nya Ia memberitahukan, bahwa tidak lama lagi Ia akan kembali ke tempat itu. Suatu pernyataan kontroversiil yang pada masa itu tidak mudah untuk dapat dicernakan begitu saja oleh daya pikiran mereka yang amat terbatas. Menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tuduhan-tuduhan orang-orang Yahudi yang memendam rasa benci terhadap diri-Nya, Yesus berkata kepada mereka, bahwa Ia sudah ada jauh sebelum Abraham ada.

‘Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." (Yohanes 8:58) Di dalam bahasa Inggris (NKJV), ayat tersebut memberikan suatu pengertian yang jauh lebih dalam lagi: ‘Jesus said to them, "Most assuredly, I say to you, before Abraham was, I AM."

Selain pernyataan mengenai asal mula Tuhan Yesus yang diterangkan dengan jelas sekali di awal Injil Yohanes: "Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1), rasul Yohanes juga menambahkan: "Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-Nya." (Yohanes 1:18)

Pada malam perjamuan terakhir, sebelum Tuhan Yesus menubuatkan tindakan rasul Petrus yang akan menyangkal diri-Nya 3 kali, Ia menyatakan kepadanya: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." (Yohanes 13:36)

Yesus juga berusaha menghibur murid-murid-Nya pada malam yang sama: "Janganlah gelisah hatimu; percayalah kepada Allah, percayalah juga kepada-Ku. Di rumah Bapa-Ku banyak tempat tinggal. Jika tidak demikian, tentu Aku mengatakannya kepadamu. Sebab Aku pergi ke situ untuk menyediakan tempat bagimu." (Yohanes 14:1-2) Suatu pernyataan disertai janji luar biasa, yang dikatakan oleh Tuhan Yesus sendiri dengan penuh ketegasan kepada mereka!

Bahkan ketaatan hidup-Nya juga direkam di dalam Injil tersebut: ‘Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya." (Yohanes 4:34)

Pernyataan-pernyataan Tuhan Yesus tersebut membuktikan, bahwa selama Ia melayani di dunia, Ia adalah satu-satunya orang yang mengetahui makna dan tujuan hidup-Nya. Karena Ia mengetahui asal-usul-Nya, apa yang harus dilakukan oleh-Nya di dunia, dan akhirnya, ke mana Ia akan pergi. Berbeda sekali dengan mereka yang selalu mempertanyakan: "Kita berasal dari mana? Siapakah sebenarnya kita? Apakah yang kita lakukan di dunia? Apakah guna hidup ini? Ke manakah kita akan pergi?"

"Aku datang dari Bapa dan Aku datang ke dalam dunia; Aku meninggalkan dunia pula dan pergi kepada Bapa." (Yohanes 16:28)

Yang paling menakjubkan, kejadian-kejadian luar biasa sekitar kelahiran, pelayanan, kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya, telah diberitakan oleh para nabi Allah beribu-ribu tahun sebelumnya. Begitu pula kedatangan-Nya kembali ke dunia di akhir zaman. Tidak ada seorang pun yang (pernah) hidup di atas planet ini, baik orang-orang biasa, maupun pelopor-pelopor (agama) terpenting di dalam sejarah dunia, yang dinubuatkan dengan begitu detilnya oleh banyak orang dari berbagai masa, dan yang kemudian digenapi secara akurat sekali seperti semua peristiwa yang terjadi di dalam hidup Tuhan Yesus Kristus.

Berlainan dengan ajaran para pelopor agama-agama lain, yang menawarkan pelbagai-macam anjuran, wejangan, serta bimbingan-bimbingan penuh kebijaksanaan kepada pengikut-pengikut mereka untuk menemukan solusi bagi teka-teki hidup tak terpecahkan, Tuhan Yesus adalah satu-satunya pelopor agama yang berani mengikrarkan dengan tegas sekali kepada para pengikut-Nya, dan kepada umum, bahwa Ia adalah JAWABAN bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut.

Selain Ia adalah KASIH itu sendiri, Tuhan Yesus juga tidak pernah membantah orang-orang di sekeliling-Nya yang menjuluki Dia sebagai: Nabi, Raja, Mesias, Anak Allah, Tuhan atau Allah. Bahkan Ia mengibaratkan diri-Nya sendiri sebagai JALAN KEHIDUPAN, satu-satunya jalan yang menghubungkan umat manusia kepada Allah Bapa di sorga, atau sebagai PINTU yang bisa membawa mereka kepada keselamatan hidup.

"Akulah pintu; barangsiapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemukan padang rumput." (Yohanes 10:9)

Mengakui Yesus di dalam hidup kita sebagai Tuhan, Mesias, Anak Allah, bahkan Allah, adalah kunci terpenting bagi kita untuk bisa bersekutu secara intim dengan Allah Bapa di sorga. Melalui pengakuan kita yang tulus dari hati nurani yang terdalam, dengan segera Ia menyatakan makna dan tujuan hidup kita bagi kemuliaan nama dan kerajaan-Nya. Perhatikanlah apa yang terjadi setelah rasul Petrus dengan tulus mengakui Yesus sebagai Juruselamatnya.

‘Maka jawab Simon Petrus: "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!" Kata Yesus kepadanya: "Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga." (Matius 16:16-19)

Tuhan Yesus Kristus adalah KASIH yang dapat memberi kepuasan kepada mereka yang mencari makna dan tujuan hidup di dunia. Karena hanya melalui Dia yang bersemayan di dalam ruang kehidupan yang kedua setiap orang, asal-usul mereka, apa yang harus dilakukan di dunia, dan ke mana mereka akan pergi bukan merupakan suatu teka-teki hidup tak terpecahkan lagi. Tuhan Yesus sendiri yang akan membuka mata hati mereka, serta memuaskannya!

Nabi Yeremia menyampaikan pesan TUHAN kepada kaum Yehuda: "Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas." (Yeremia 31:25)

"Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorangpun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorangpun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya." (Matius 11:27)

(Bersambung)

KASIH:
‘I WANT TO KNOW
WHAT LOVE IS' (8)

KASIH YANG MEMBENARKAN