Showing posts with label Supranatural. Show all posts
Showing posts with label Supranatural. Show all posts

Thursday, April 8, 2010

Menatap 'Alam Seberang'


Oleh: John Adisubrata

“Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.” (1 Samuel 3:15)

Penglihatan adalah sebuah karunia adikodrati yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Tidak semua orang (kristiani) menerima anugerah luar biasa tersebut, anugerah yang menyebabkan mereka mampu menatap ‘alam seberang’. Alkitab mencatat banyak sekali tokoh-tokoh pilihan Tuhan yang dikaruniai keistimewaan itu, dari Abraham di awal Perjanjian Lama, sampai Yohanes di akhir Perjanjian Baru. Hingga sekarang masih ada banyak orang yang juga memberi kesaksian, bahwa mereka sering, atau paling sedikit pernah mengalami fenomena itu, … biasanya pada saat-saat pertobatan mereka.

Konon kabarnya, anak-anak yang masih kecil sekali mempunyai ‘daya penglihatan’ itu. ‘Kecil’, dalam arti masih bayi sampai kurang lebih umur di mana mereka mulai bisa mengekspresikan perasaan tanpa menggunakan kata-kata. Film The Sixth Sense pernah membahas tema itu dengan menarik sekali, tetapi dengan satu perbedaan, … anak kecil yang memiliki kemampuan supranatural tersebut bukan bayi lagi! Dikisahkan di sana, bahwa ia mampu melihat alam roh di tengah-tengah kesibukannya sehari-hari, bahkan bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah mati. Jelas sekali jalan ceriteranya sangat berlawanan dengan isi firman Tuhan, karena semua itu disajikan murni berdasarkan dongeng-dongeng nenek moyang. Kalau bocah Samuel penglihatan sorgawi pada saat ia dipanggil oleh Tuhan (1 Samuel 3), anak kecil di dalam film tersebut justru mengalami kebalikannya. mendapat

Dahulu saya selalu merasa skeptis sekali, jika mendengar kisah-kisah semacam itu disebarkan dari mulut ke mulut. Seperti kisah yang terjadi pada anak-anak kecil yang diperkirakan sudah melihat ‘sesuatu’ di rumah duka yang tidak terlihat oleh orang-orang dewasa di sekitarnya, ketika diajak pergi melawat sanak keluarga yang sedang berdukacita semalam sebelum upacara penguburan jenazah. Andaikata saja mereka mempunyai kemampuan untuk menceriterakannya!

Tetapi rasa tidak percaya tersebut menjadi berubah, ketika kami sekeluarga mengalaminya sendiri kira-kira 17 tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi pada waktu kami sekeluarga bermaksud untuk pindah rumah. Dengan seorang agen real estate, kami bertemu di depan sebuah rumah yang sedang dipasarkan olehnya. Membawa putra kami yang masih kecil masuk ke rumah itu, kami dikejutkan oleh reaksinya yang tidak wajar. Tepat pada saat kami melangkah melewati pintu masuknya, anak yang biasanya tidak pernah rewel itu berteriak keras, … menangis tak henti-hentinya sampai warna kulit mukanya menjadi merah sekali. Apapun yang kami lakukan untuk menenangkan dirinya tidak bisa menghentikan jeritan dan tangisannya yang menggebu-gebu. Seolah-olah ada ‘sesuatu’ yang sangat asing di dalam rumah itu, yang membuat ia merasa takut sekali. Baru setelah kami pergi dari sana, ia mau berhenti. Sekarang setelah saya lahir baru dan mengetahui kenyataan alam roh yang sebenarnya, saya bisa mengerti dan memahami peristiwa itu. Tentu di luar pengetahuan kami, ia telah melihat ‘alam seberang’, dan menyaksikan roh-roh jahat yang tak terpandang oleh ‘mata’ orang-orang dewasa, menduduki dan menguasai rumah tersebut.

Selain bayi dan anak-anak kecil, orang-orang yang hampir mati juga diperkirakan mempunyai kemampuan untuk melihat alam seberang. Ev Sadhu Sundar Singh, seorang hamba Tuhan dari India, pernah menulis sebuah buku mengenai penglihatannya di alam roh ketika ia sedang berdoa. Di sana ia dikunjungi oleh empat orang kudus yang menjelaskan proses-proses kematian kepadanya. Mereka berkata, bahwa semua orang yang belum menerima Kristus sebagai Juruselamat, akan dijemput dari ranjang kematian oleh roh-roh jahat yang menakutkan. Sedangkan orang-orang beriman akan dijemput oleh para malaikat, orang-orang kudus, atau anggota-anggota keluarga serta sahabat-sahabat mereka yang sudah mati. Bahkan menurut kesaksian Ev Sadhu Sundar Singh, bagi orang-orang yang sudah berhasil mencapai suatu tingkat kedewasaan rohani tertentu, Tuhan Yesus sendiri yang akan datang menjemput untuk menuntun roh mereka masuk ke sorga! Mazmur 116:15 meneguhkan hal itu: Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.” sebagai

Ketika saya membaca kesaksian itu untuk pertama kalinya, saya harus mengakui, bahwa saya tidak menyetujui sebagian besar dari isi buku tersebut. Tetapi … pendirian yang keras itu pun melunak sedikit, ketika saya menyaksikan sendiri pengalaman seorang saudara seiman di hari-hari terakhir masa kehidupannya. Suatu malam ketika saya datang menjenguknya, dalam keadaan sekarat ia berkata, bahwa ia bisa melihat ‘orang-orang’ berdiri tidak jauh di sisi kiri dan kanan tempat tidurnya. Padahal di dalam kamar rumah sakit ICU sekecil itu, tidak ada orang-orang lain selain kami berempat, yaitu dia, bekas isterinya dengan suami yang baru, dan saya sendiri! Pernyataan itulah yang membuat saya mempertimbangkan lagi kisah penglihatan Ev Sadhu Sundar Singh, kendatipun sampai saat ini … terus terang saja, tetap tidak semuanya sesuai dengan pandangan saya.

Saya teringat akan ayat-ayat yang mendukung sebagian dari kesaksiannya, yaitu tentang penglihatan Stefanus sesaat sebelum ia mati dirajam: Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah Para Rasul 7:55) Sebelum menghembuskan nafas yang terakhir Stefanus berkata: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kisah Para Rasul 7:59b)

Tetapi … selain anak-anak kecil dan orang-orang yang hampir mati, kucing-pun dikabarkan mempunyai kemampuan supranatural seperti itu. Film termasyhur Ghost, pernah menunjukkan adegan di mana kucing milik Molly Jensen (Demi Moore) bisa melihat ‘roh’ Sam Wheat (Patrick Swayzee) yang baru mati terbunuh berkeliaran di dalam rumah mereka. Apakah kesimpulan seperti itu diambil berdasarkan ajaran-ajaran tradisi turun-temurun, … saya kurang yakin. Tetapi memang sedari dahulu di negara-negara di mana penduduknya masih menyembah berhala, keberadaan kucing selalu dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan black magic!

Seperti biasa, … pada awalnya saya juga tidak mempercayai hal itu. Tetapi sebuah artikel karya Dr David Dosa mengenai seekor kucing bernama Oscar, yang ditampilkan di New England Journal of Medicine edisi tanggal 26 Juli 2007, berhasil mengubah pandangan saya tersebut. Dokter yang biasanya hanya menulis artikel-artikel yang bersifat ilmiah, kali ini diluar dugaan para pembacanya, menulis tentang ‘kemampuan’ luar biasa seekor kucing berumur dua tahun, yang tidak bisa dikaji dengan ilmu pengetahuan. Oscar adalah salah satu dari enam ekor kucing yang dipelihara di sebuah rumah orang-orang jompo di kota Providence, Amerika Serikat. Berbeda dengan kucing-kucing lainnya yang biasanya selalu ramah dan mau bergaul dengan semua orang, Oscar lebih suka menyendiri dan hanya mau mendekati orang-orang yang sudah hampir mati saja. Entah ‘apa’ atau ‘siapa’ yang menyebabkannya, tetapi ia selalu tahu waktunya, dan mau datang untuk menemani pada jam-jam terakhir kehidupan mereka. Menurut Dr David Dosa, Oscar selalu berhasil dengan tepat sekali di dalam meramal kematian setiap pasien yang menetap di sana. Sampai saat artikel itu ditulis, lebih dari 25 kasus kematian sudah diprediksi olehnya dengan sangat akurat.

Apabila Oscar naik ke atas ranjang seorang pasien, lalu membaringkan diri dan tidur di sisinya, para pekerja rumah orang-orang jompo tersebut tahu, bahwa itulah waktunya bagi mereka untuk segera menghubungi sanak saudaranya, karena dalam waktu dua sampai empat jam kemudian ia pasti akan meninggal dunia. Setiap hari secara rutin Oscar berjalan mengelilingi seluruh kompleks perumahan itu untuk mencari orang-orang tua yang akan mati, yang perlu ditemani olehnya. Proses kematian biasanya berlangsung berhari-hari lamanya, tetapi bagi Oscar yang terpenting hanya dua sampai empat jam terakhir saja. Bagaimana ia bisa mengetahuinya dengan begitu tepat, tidak ada seorang pun yang mampu untuk menelaah sebab-sebabnya.

Dr Joan Teno dari Brown University, seorang ahli perawat pasien-pasien yang sedang sakit keras, menganalisa tingkah laku Oscar selama mempersiapkan seorang pasien yang ia tahu tidak lama lagi akan meninggal dunia. Melihat sikap Oscar yang acuh sekali dengan pasiennya, ia merasa yakin, bahwa kali ini berita mengenai keahlian Oscar tersebut akan dibuktikan keliru olehnya! Pada waktu itu Oscar sudah memprediksi kematian 12 orang dengan tepat sekali. Jadi itu merupakan kasus yang ke-13 untuknya. Tetapi ternyata dugaan Dr Joan Teno-lah yang keliru, sebab orang tua itu akhirnya baru meninggal hari berikutnya. Seperti biasa, Oscar ditemukan melingkar di sisinya, tidur menemani orang tua itu selama empat jam sebelum saat kematiannya.

Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli penyakit di sana, bahwa ada kemungkinan, seperti umumnya anjing-anjing yang sudah terlatih untuk mencium bau sel-sel kanker di dalam tubuh orang-orang sakit, Oscar juga bisa ‘mencium’ bau kematian, karena ada odor-odor tertentu yang diperkirakan terpancar keluar dari dalam tubuh orang-orang yang mau mati. Kemungkinan memang ada, tetapi saya yakin bukan itu penyebabnya, karena jelas sekali, di dalam hal ini kemampuan penciuman anjing jauh lebih superior dari pada kucing.

Tanpa bisa membuktikannya secara ilmiah, saya yakin, Oscar mempunyai kemampuan untuk menatap ‘alam seberang’, di mana ia menyaksikan di dalam rumah orang-orang jompo itu, bagaimana roh-roh, baik malaikat maupun setan, datang menjemput, menunggu saat kematian orang-orang tua tersebut, untuk ‘merengut’ nyawa mereka, seperti yang sudah diuraikan oleh Ev Sadhu Sundar Singh di dalam bukunya. Oscar hanya ingin menemani untuk menenangkan hati mereka saja pada saat-saat yang kritis itu.

Karena pernah mengalaminya sendiri pada waktu lahir baru, saya yakin, Oscar bisa menatap kenyataan alam roh yang tidak tampak bagi mata orang-orang biasa, tetapi bagi setiap kucing seperti dia, anak-anak yang masih kecil sekali, atau orang-orang yang sudah hampir mati, tampak dengan jelas sekali. Tak terkecualikan, … juga orang-orang beriman yang memang sudah dianugerahi oleh Tuhan karunia penglihatan yang luar biasa tersebut untuk melayani umat dan kerajaan-Nya di dunia. Haleluya!

Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin!

John Adisubrata
April 2010

Sunday, January 4, 2009

Di Balik Tingkap-Tingkap Langit (2)


Oleh: John Adisubrata

INDERA KEENAM

“Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.” (Yesaya 38:18)

Sampai sekarang, meskipun sudah tidak seperti dahulu lagi, saya gemar menonton film-film yang membahas tema-tema alam roh. Salah satu di antaranya adalah film The Sixth Sense, karya M. Night Shyamalan. Movie yang menurut pendapat saya jalan ceriteranya disajikan olehnya dengan ketrampilan artistik yang sangat mengagumkan, mengisahkan tentang kemampuan supranatural seorang anak kecil yang bisa melihat alam roh di tengah-tengah kesibukannya sehari-hari, bahkan berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah mati.

Mirip dengan sebuah film lain yang bertema sama: Ghost, keduanya menceriterakan kisah orang-orang mati yang masih tetap berkeliaran di dunia. Sebagian oleh karena mereka masih harus menyelesaikan beberapa tugas sebelum meninggalkan alam yang fana ini secara permanen, sedangkan yang lain menduduki daerah-daerah tertentu di mana mereka mengalami kematian mendadak secara tidak wajar. Kendatipun keduanya dikisahkan dengan menarik sekali untuk memikat perhatian para penontonnya, jika ditelusuri secara teliti, jalan ceriteranya sangat tidak alkitabiah, karena disajikan berdasarkan dongeng-dongeng nenek moyang!

Sebuah film DVD/VCD yang dapat dibeli di toko-toko buku Kristen di Indonesia berjudul: Escape from Hell, menjiplak dengan persis sekali ide dari sebuah movie sekuler yang terkenal awal tahun 1990, Flatliners, yang dibintangi oleh Kiefer Sutherland dan Julia Roberts.

Kedua film tersebut mengisahkan tentang eksperimen-eksperimen terlarang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa fakultas kedokteran menggunakan obat-obatan untuk menghentikan detak-detak jantung mereka selama beberapa menit secara bergantian, sebelum ‘dirangsang’ kembali memakai alat medis ‘Defibrilator’. Mereka berharap, agar melaluinya misteri-misteri belum juga terpecahkan yang terjadi pada awal kematian manusia bisa diketahui oleh mereka.

Flatliners jelas membahas ceriteranya menurut selera dunia sekuler. Tetapi Escape from Hell, meskipun tidak 100% alkitabiah, mengisahkannya dari sudut pandangan orang-orang kristiani. Film yang diproduksi dengan ‘budget’ yang sangat terbatas ini menyajikan kisah yang diilhami oleh orang-orang yang pernah mengalami mati suri. Baik orang-orang yang sudah percaya, maupun mereka yang setelah melaluinya bersedia untuk bertobat.

Salah satu dari kesaksian-kesaksian yang mengilhami movie tersebut adalah kesaksian dahsyat sangat mengharukan seorang hamba Tuhan berasal dari New Zealand yang bernama Ian McCormack. Mengaku diri sebagai seorang ‘atheist’ yang pernah menolak kasih karunia Tuhan, ia mengalami kematian sejenak pada tahun 1982 di pulau Mauritius oleh karena sengatan fatal lima ekor ‘Box Jellyfish’ di dasar Samudera India.

Bertentangan dengan kesaksian Kerry Packer, ia menceriterakan, bahwa pada awal kematiannya ia ‘terjaga’ di suatu tempat yang amat gelap dan dingin sekali. Dalam waktu singkat ia dikerumuni oleh roh-roh jahat menakutkan yang mengatakan, bahwa ia berada di neraka! Tetapi suatu keajaiban yang luar biasa terjadi! Sebuah sinar yang jauh lebih terang dari pada ketajaman sinar-sinar laser datang menghampiri serta mengangkatnya ke luar dari sana. Terlindung di dalam lingkaran sinar cemerlang tersebut ia melayang ‘terbang’ melalui sebuah terowongan cahaya berkilau-kilauan yang amat panjang. Di seberangnya, di suatu tempat yang amat terang dan hangat sekali, ia berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus. Bahkan ia diberi kesempatan oleh-Nya untuk menyaksikan keindahan panorama sebuah bumi dan langit yang baru.

Kisah luar biasa yang diceriterakan olehnya secara detil sekali, diakhiri dengan kebangkitannya, pertobatannya dan keputusannya yang tetap untuk menjadi pengikut Kristus yang setia.

Seorang hamba Tuhan yang lain, Daniel Ekechukwu dari Nigeria, juga mengalami hal yang serupa pada tahun 2001. Setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan seluruh organ-organ di dalam tubuhnya rusak, ia dinyatakan ‘clinically dead’ oleh para dokter yang menanganinya. Beberapa hari kemudian, pada suatu hari Minggu, ketika jenazahnya dibawa ke dalam ruangan di bawah ‘auditorium’ sebuah gereja, di mana Ev Reinhard Bonnke sedang memimpin kebaktian di sana, tiba-tiba di luar dugaan isteri dan keluarganya ia bangkit kembali.

Menurut kesaksiannya ia dijemput oleh dua malaikat yang membawanya pergi ke sorga. Di sana ia menyaksikan tak terhitung banyaknya orang-orang yang mengenakan jubah-jubah putih sedang menyanyi, memuji dan menyembah Tuhan. Setelah itu ia dibawa ke neraka, di mana ia melihat banyak sekali orang-orang yang dikenal olehnya, termasuk hamba-hamba Tuhan yang termasyhur, yang sudah menyalah-gunakan kedudukan-kedudukan mereka di dunia, sedang disiksa di dalam lautan api neraka yang amat mengerikan.

Malaikat-malaikat itu mengatakan, bahwa ia mendapatkan kesempatan yang kedua untuk pulang kembali ke dunia, karena “permintaan orang kaya agar Lazarus kembali ke dunia untuk memperingati keluarganya (orang-orang yang masih hidup) mengenai keberadaan neraka, sudah dikabulkan oleh Tuhan bagi generasi ini. (Lukas 16:27-28)

Daniel Ekechukwu menambahkan, bahwa ia diutus kembali ke dunia oleh Tuhan untuk memberikan peringatan yang terakhir kepada kita semua! Kisahnya, meskipun disertai dengan bukti-bukti yang sangat kuat, sampai sekarang masih tetap diragukan kebenarannya oleh banyak sekali orang-orang Kristen yang lain.

Di samping kesaksian-kesaksian Ps Ian McCormack dan Ps Daniel Ekechukwu, ada banyak sekali terbitan buku-buku tulisan orang-orang Kristen lainnya yang mengaku, bahwa mereka juga pernah mengalami peristiwa-peristiwa semacam itu melalui penglihatan atau mimpi. Baru-baru ini Choo Thomas meluncurkan buku karyanya: Surga itu Nyata!, yang mengisahkan perjalanan-perjalanannya di alam roh, di mana ia dibawa oleh Tuhan pergi mengunjungi sorga dan neraka. Katanya, … semua itu dialami di dalam penglihatannya. Begitu juga buku kesaksian penglihatan Ev Sadhu Sundar Singh, seorang hamba Tuhan yang diakui sebagai orang pertama yang berhasil memperkenalkan Kristus kepada bangsa India di akhir abad yang ke-19.

Sadhu Sundar Singh tidak pernah mengalami mati suri. Tetapi ia mengaku menerima suatu penglihatan di alam roh ketika ia sedang berdoa. Di sana ia dikunjungi oleh empat orang-orang suci yang menerangkan proses-proses kematian manusia kepadanya. Mereka berkata, orang-orang berdosa yang belum menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat akan dijemput dari ranjang kematian mereka oleh roh-roh jahat yang menakutkan. Sedangkan orang-orang yang sudah percaya akan dijemput oleh para malaikat, orang-orang suci, atau anggota-anggota keluarga serta sahabat-sahabat mereka yang sudah mati. Bahkan menurut kesaksian Sadhu Sundar Singh, bagi orang-orang yang sudah berhasil mencapai suatu tingkat kedewasaan rohani tertentu, Tuhan Yesus sendiri yang akan datang menjemput untuk menuntun roh mereka masuk ke sorga!

Alkitabiah atau tidak, itu adalah kesaksian-kesaksian mereka. Kita berhak untuk menerima atau menolaknya! Yang terpenting, kita harus meluangkan waktu kita untuk menyelidiki kesaksian-kesaksian tersebut dengan membandingkannya secara kritis dengan isi firman Tuhan. Jika kesaksian mereka bisa membangun iman kita, biarlah hal itu menjadi berkat. Jika tidak, … lupakan saja!

Saya teringat akan hari-hari terakhir kehidupan seorang saudara seiman yang oleh karena terserang penyakit ginjal yang sangat fatal telah meninggal dunia pada tahun 2002. Dua hari sebelum kematiannya di rumah sakit dalam keadaan sekarat ia berkata, bahwa ia melihat ‘orang-orang’ yang sedang berdiri tidak jauh di sisi kiri dan kanan tempat tidurnya. Padahal di dalam kamar sekecil itu, tidak ada orang-orang lain selain kami berempat. Pernyataannya membuat saya mempertimbangkan lagi kesaksian Ev Sadhu Sundar Singh mengenai penglihatannya!

Alam roh adalah suatu kenyataan yang tidak bisa disangkal. Firman Tuhan sering mengulasnya, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

Tidak ada seorang pun yang bisa menjelaskan keadaan alam roh kepada orang lain, kecuali jika ia mengalaminya sendiri pada hari kematian yang sebenarnya. Yang pasti, … cepat atau lambat, setiap orang akan menjalani fenomena itu, karena pada akhirnya kita semua harus pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Jika saatnya tiba, … there’s no turning back!

Apakah Anda sudah siap? Tahukah Anda, ke seberang yang mana Anda akan pergi? Yesus menegaskan berkali-kali di dalam firman-Nya, bahwa ada dua tempat di mana kita akan berakhir. Dan selain itu … kita juga diberi kebebasan oleh-Nya untuk memilih tempat tujuan kita tersebut!

Sekarang saya bisa memahami, mengapa sedari kecil saya percaya, bahwa ada PRIBADI yang tidak kelihatan secara kasat mata, yang jauh lebih tinggi dari pada pribadi-pribadi yang ada di dunia! Padahal pada waktu itu kami sekeluarga masih belum mengenal Kristus. Tanpa saya sadari sendiri, ternyata Tuhan sudah mengaruniakan serta menanam sebutir bibit iman di dalam hati saya, ketika saya masih belum bisa memahami maknanya. (Mazmur 22:11) Sesuai penjelasan firman Tuhan, iman adalah dasar dari segala sesuatu! (Ibrani 11:1)

Dengan iman kita percaya, bahwa hanya di dalam Tuhan Yesus Kristus saja ada harapan, kepastian dan kebangkitan kembali! Penuh keberanian di depan pengadilan rasul Petrus meneguhkannya: Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. (Kisah Para Rasul 4:12) Haleluya!

Saya yakin, Kerry Packer sekarang sudah berada di salah satu dari kedua tempat tersebut, karena saya percaya akan kebenaran firman Tuhan yang tidak akan pernah bisa diganggu gugat oleh siapa pun juga, bahkan oleh orang-orang yang terkaya di dunia.

Terpujilah nama Tuhan, karena besar kasih karunia dan kesabaran-Nya! Amin!

John Adisubrata
Juli 2007

Di Balik Tingkap-Tingkap Langit (1)


Oleh: John Adisubrata

HELL NO!

Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam API YANG KEKAL yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya. (Matius 25:41)

Apakah yang akan terjadi setelah hidup kita di dunia berakhir? Apakah ada suatu alam’ lain di balik kebesaran mayapada yang tampak nyata ini?

Pertanyaan-pertanyaan semacam itu sering kali timbul di dalam benak pikiran saya semenjak kecil. Ingatan saya mengenainya tampak jelas sekali! Saat itu saya sudah merasa yakin, bahwa kehidupan umat manusia tidak hanya akan berakhir begitu saja.

Seolah-olah pada waktu itu sesuatu hal sudah terjadi di dalam diri saya yang menyebabkan saya begitu percaya, bahwa ada PRIBADI yang tidak kelihatan secara kasat mata, yang jauh lebih tinggi dari pada pribadi-pribadi yang ada di dunia! Entah saya menjadi percaya oleh karena pengaruh didikan orang tua, keluarga, dari sekolah, atau oleh karena pengaruh buku-buku bacaan novel dan komik yang saya gemari semenjak dahulu? Saya tidak bisa menudingnya secara tepat, apa atau siapa yang sudah berhasil menyebabkan saya mau mempercayainya. Sesaat lamanya saya menyangka, bahwa pasti semua orang mempunyai pendapat yang sama seperti saya. Tetapi ternyata dugaan kanak-kanak saya itu keliru sekali.

Setelah bertahun-tahun hidup, sekolah dan bekerja di negara-negara barat, saya bisa melihat dengan jelas perbedaan sikap masyarakat di sana dengan sikap saya di dalam menanggapi tema ini. Banyak sekali rekan-rekan dan sahabat-sahabat orang bule yang menolak teori adanya kehidupan sesudah kematian. Apalagi teori ke-Tuhan-an!

Seorang sahabat saya di kantor, Bill Michael, meninggal dunia empat tahun yang lalu akibat serangan penyakit tumor otak yang amat ganas. Pada saat-saat kritis sebelum kematiannya, ia berkata kepada saya, bahwa ia tidak mempercayai adanya sorga dan neraka. Mengetahui bahwa saya adalah seorang pengikut Kristus semenjak saya lahir baru tahun 1997, ia bergurau dengan sinis: John, jika aku sudah sampai di ‘sana’, dan aku mempunyai fasilitas untuk menelponmu, aku akan menggambarkan keadaan tempat itu kepadamu.”

Tidak lama setelah itu ia meninggal dunia! Saya hadir di acara pemakamannya. Upacara yang tidak bersifat Kristen tersebut membuka wawasan saya untuk pertama kalinya mengenai cara-cara pemakaman ‘sekuler’ di Australia. Di sana, berdasarkan permintaannya sendiri, lagu kesayangannya, Imagine, karya almarhum John Lennon, dikumandangkan sebagai salah satu acara pengheningan cipta dan penghormatan yang terakhir untuknya.

Sungguh menyedihkan, karena ironis sekali, ... syair lagu kesayangannya tersebut diawali dengan kata-kata: Imagine there’s no heaven. (“Bayangkan seandainya sorga itu tidak ada) Kalimat pertama itu sebenarnya menunjukkan, … apabila kita mengikuti makna lagunya secara keseluruhan, bahwa pada saat ia menulisnya, John Lennon percaya akan adanya sorga!

Beberapa buku karangan atau kesaksian-kesaksian orang-orang yang pernah mati lalu bangkit kembali, mengisahkan pengalaman-pengalaman di ‘seberang sanayang berbeda-beda, kendatipun kadang kala di dalamnya ada detil-detil yang serupa. Baik itu kesaksian orang-orang yang sudah percaya atau yang bertobat setelah mengalaminya, maupun mereka yang menolak Kristus. Tanpa ingin mempermasalahkan kebenaran kisah-kisah mereka, saya selalu berusaha menerima kesaksian-kesaksian itu seperti apa adanya.

Awal tahun 1990, Kerry Packer, salah seorang pengusahawan paling berhasil di dunia, dan juga orang terkaya di Australia, terkena serangan jantung pada saat berolah raga polo di tengah-tengah lapangan. Ia dinyatakan ‘clinically dead’ di rumah sakit, setelah jantungnya berhenti berdetak lebih dari lima menit lamanya. Tetapi ... di luar dugaan para dokter dan perawat-perawat rumah sakit, kurang-lebih 10 menit kemudian, secara tiba-tiba ia menjadi sadar kembali.

Karena ketenaran namanya peristiwa tersebut menjadi buah bibir media negara itu. Ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan para jurnalis yang ingin mengetahui apa yang terjadi pada saat kematiannya, ia berkata: “Aku tidak mengalami sesuatu apapun, karena ternyata … di ‘seberang sana’ tidak terdapat apa-apa!

Itulah kesaksian Kerry Packer saat kematiannya selama 15 menit yang tetap dipertahankan olehnya sampai hari kematian yang sesungguhnya 15 tahun kemudian. Tepatnya, ... pada tanggal 27 Desember 2005, ketika ia berusia 68 tahun.

Belum lama ini di sebuah milis Kristen Indonesia seorang bapak yang mengaku pernah sekolah Alkitab berulang-ulang kali mengutarakan pandangan pribadinya, bahwa Tuhan tidak mungkin menciptakan neraka untuk menghukum umat manusia. Argumentasi yang diandalkan olehnya adalah, … jika Tuhan bersedia menghukum dan menyiksa orang-orang berdosa di dalam lautan api yang abadi, maka firman-Nya yang mengatakan: Allah adalah Kasih (1 Yohanes 4:16) … tidak benar!

Selaras dengan pandangan kelompok sekte internasional yang biasanya mengunjungi rumah orang-orang untuk membagikan kepercayaan mereka, ia menolak keberadaan neraka. Karena menurut mereka, sesudah kematian seseorang yang tidak memeluk kepercayaan mereka, jiwa dan roh orang itu akan musnah, … lenyap tak berbekas!

Padahal di dalam firman Tuhan neraka diperbincangkan di mana-mana. Bahkan Tuhan Yesus sendiri mereferensikan tempat jahanam itu di dalam keempat Injil-Nya secara berulang-ulang kali. Salah satunya, di dalam Injil Matius, Ia berkata: “Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam NERAKA. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” (Lukas 12:5)

Saya sempat mengambil bagian di dalam ‘diskusi’ tersebut dengan mengutipkan reaksi seorang hamba Tuhan yang dikenal melalui acara-acara televisi Kristen dunia, ketika ia harus menghadapi seorang laki-laki yang mempunyai pendapat serupa dengan bapak tersebut di dalam salah satu acara Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) yang diadakan olehnya di Amerika.

Ketika ia sedang membahas keseriusanneraka berdasarkan ayat-ayat Alkitab, laki-laki tersebut memotong dan menantangnya. Di tengah-tengah para jemaat yang hadir di sana ia berteriak keras: “I don’t believe it, there is no such a thing called hell!” (“Aku tidak percaya, tidak ada tempat yang disebut neraka!”)

Hamba Tuhan tersebut menjawab dengan tegas: You will believe it, when you get there! (“Engkau akan mempercayainya, jika engkau sudah tiba di sana!”)

Teguran yang terdengar amat keras, tetapi berhasil menempelak orang itu dengan jitu sekali!

“Sebab jikalau Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam NERAKA dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman; ...” (2 Petrus 2:4)

(Bersambung)

DI BALIK TINGKAP-TINGKAP LANGIT (2)

INDERA KEENAM