Showing posts with label Pengampunan. Show all posts
Showing posts with label Pengampunan. Show all posts

Friday, September 3, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (4)


Oleh: John Adisubrata

CONFIDE IN HIM!

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23)

Ditujukan kepada semua orang kristiani, alkitab memperingatkan: Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (1 Yohanes 3:9) Melalui suratnya rasul Paulus juga menasihati jemaat di Korintus: Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)

Kedua ayat tersebut mengingatkan, bahwa sebagai umat yang sudah diselamatkan, kita dituntut untuk selalu (berusaha!) hidup kudus, karena semenjak saat perubahan penting itu terjadi, kita adalah umat ciptaan yang baru di dalam Kristus. Kendatipun demikian, sekalipun dinyatakan bahwa kita sudah disisihkan dari ‘dunia’, sedari awal kita tetap diciptakan sebagai makhluk-makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih!

Itulah sebabnya, apabila kita tidak bersandar sepenuhnya pada firman Tuhan, setiap kali Iblis mengiming-imingkan kekuasaan, kehormatan, kekayaan, maupun kesempatan untuk memuaskan nafsu seksuil kita, biasanya tanpa mempertimbangkan lagi harga amat mahal yang akhirnya harus dibayar, kita sudah tertipu olehnya. Dan sebelum menyadarinya sendiri, kita sudah ‘terjun’ ke dalam lumpur dosa, ... melaksanakan kehendaknya. Tidaklah mengherankan, banyak orang (kristiani) yang ‘jatuh’, ... terjebak oleh kelihayan tipu muslihatnya.

Alkitab-lah satu-satunya sumber kebijaksanaan yang (harus) menjadi pedoman hidup kita. Apabila kita mau mempelajarinya dengan tekun, dan terutama ... mempraktekkannya, pada saat kita menghadapi godaan-godaan seperti itu, kita dikaruniai kekuatan adikodrati untuk bisa membedakan mana yang benar dan apa yang salah! Kitab Ibrani mengatakan: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12)

Yesus sendiri sudah membuktikan, bahwa firman Tuhan adalah senjata paling ampuh di dalam menghadapi godaan-godaan Iblis. (Efesus 6:11) Ketika dicobai di padang gurun, seperti kita sekarang, Ia juga harus memilih dan memberi keputusan! Injil mencatat, bahwa setiap jawaban yang Ia berikan selalu diawali dengan ungkapan: Ada tertulis, …” (Lukas 4:1-13)

Sejujurnya saja, siapakah yang tidak ingin melupakan ‘masa lampau’ mereka? Baik hal-hal ‘memalukan’ yang pernah terjadi, maupun hasrat di dalam hati yang kita pendam seumur hidup tanpa keberanian untuk melakukannya. Atau, keinginan untuk mengakhiri kebiasaan-kebiasaan yang sampai sekarang dengan penuh kesadaran masih kita lakukan secara sembunyi-sembunyi, sekalipun kita tahu itu adalah perbuatan dosa.

Alkitab menganjurkan, agar kita saling mengakui dan saling mendoakan. (Yakobus 5:16) Selain itu, seperti pengakuan dosa raja Daud yang dicatat di Mazmur 51, Tuhan juga ingin agar kita selalu berterus-terang kepada-Nya, mengakui segala kesalahan, kejahatan dan perbuatan-perbuatan dosa yang (pernah) kita lakukan.

Menyadari kemutlakan kuasa Tuhan, raja Daud berkata: “Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.” (Mazmur 69:6) Ia juga mengagumi kemaha-tahuan-Nya: “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” (Mazmur 139:4) Bagi dosa-dosa masa lampaunya ia bermazmur: Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN. TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” (Mazmur 25:7-8)

Dan ... bersyukur sekali akan pengampunan Tuhan, raja Daud berkata: ‘Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela’ (Mazmur 32:5)

Bukankah Yesus pernah berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28) Oleh karena kasih karunia-Nya, apapun yang pernah atau sedang kita lakukan, ... tak terkecualikan, pasti akan diampuni oleh-Nya, jika kita dengan sungguh-sungguh mau mengakuinya. Tetapi selain itu, seperti yang tertulis di 1 Yohanes 3:9 dan 2 Korintus 5:17, adalah tanggung jawab kita sendiri untuk menjaga, agar kita tidak memberi kesempatan kepada Iblis untuk menggoda dan menipu diri kita lagi. Rasul Paulus menulis: “ ... dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Efesus 4:27)

Seorang pendeta mengutarakan hasrat hatinya untuk mengubah taman di depan rumahnya menjadi sebuah lingkungan yang menarik bagi burung-burung liar di daerahnya. Tetangganya menganjurkan agar ia memperlengkapinya dengan rumah-rumahan, tempat minum/mandi untuk burung, dan juga menyediakan makanan-makanan kesukaan mereka. Setelah menuruti nasihat tetangganya, dalam waktu sekejab suasana taman itu menjadi berubah sekali. Berbagai jenis burung mulai berdatangan dan singgah di sana. Tampaknya mereka menjadi kerasan sekali tinggal dan bermain-main di halaman depan rumahnya. Memakainya sebagai sebuah ilustrasi yang relevan, pendeta itu berkata, bahwa seringkali tanpa sadar kita juga melakukan hal yang serupa. Kita memberi kesempatan kepada Iblis dengan menciptakan sebuah lingkungan di dalam kehidupan kita di mana ia merasa welcome sekali untuk menetap.

Raja Daud pernah menciptakan lingkungan seperti itu ketika ia bermalas-malasan seorang diri di atas balkon istananya, pada saat seluruh perwira dan tentaranya sedang pergi berjuang di medan perang. Terpikat oleh tipuan Iblis, ... dibara oleh nafsu ‘kejantanan’-nya, akhirnya ia menjadi lupa daratan dan jatuh di dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba! (2 Samuel 11) Tindakan yang awalnya ia lakukan tanpa sadar itu, tidak berbeda jauh dengan tindakan-tindakan rahasia yang kita kerjakan sekarang. Pada saat kita membaca atau menonton bahan-bahan yang bersifat porno, seorang diri di dalam kamar yang tertutup, dengan sukarela kita sudah membiarkan Iblis masuk ke dalam kehidupan kita. Itulah awal mula terciptanya dosa-dosa rahasia yang biasanya tidak akan berakhir di situ begitu saja, melainkan akan berkembang terus menjadi dosa-dosa yang lebih besar!

Apabila oleh karena situasi yang tak terduga, kita telah terlanjur membiarkan Iblis menduduki tempat di dalam kehidupan kita, alkitab berkata, bahwa Tuhan sudah memberi kuasa kepada umat-Nya untuk merebutnya kembali! Pertama-tama: dengan iman: “... sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” (1 Yohanes 5:4) Iman-lah yang membuat kuasa itu dianugerahkan kepada kita untuk memenangkan peperangan rohani yang kita hadapi sehari-hari. Kedua: dengan iman kita melawannya: “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7) Kuasa firman Tuhan, di dalam nama Yesus, pasti akan membawa kemenangan bagi kita! Tetapi di samping itu, yang harus mempunyai keinginan untuk mengubah sikap hidup serta menjaga kekudusan diri adalah kita sendiri.

Rasul Paulus menasihati jemaat di Filipi: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8) Maksudnya, dari pada kita membuang waktu memikirkan hal-hal sementara yang tidak ada gunanya, yang bisa menyebabkan terciptanya dosa-dosa rahasia, ia menganjurkan agar kita memikirkan hal-hal sorgawi, yang kekal, ... yang bermanfaat bagi kehidupan kita. (Kolose 3:2) Ia menganjurkan, agar kita selalu hidup di dalam Roh: “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” (Galatia 5:16-17)

Seperti yang sudah disinggung di awal artikel ini, setiap orang, termasuk saya, pasti menyembunyikan paling sedikit sebuah dosa rahasia, yang mungkin terjadi di masa lampau atau sampai sekarang masih tetap dilakukan secara diam-diam. Bagi yang mau bertobat, sekalipun awalnya diprakarsai dan ditawarkan oleh Tuhan, kesuksesannya mutlak berada di tangan kita. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali mengabaikan perkataan Yesus kepada wanita yang tertangkap basah sedang berzinah di suatu siang hari bolong, setelah para pendakwanya yang bermaksud merajam dia pergi meninggalkan: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11)

Perintah itu masih berlaku sampai sekarang bagi semua orang yang bersedia meninggalkan ‘dosa-dosa rahasia’ mereka untuk selama-lamanya, yang mau berjanji untuk selalu mengikuti langkah-langkah-Nya sampai saat kedatangan-Nya kembali untuk kedua kalinya. Haleluya!

Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin!

John Adisubrata
September 2010

Thursday, August 5, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (3)


Oleh: John Adisubrata

TRAIN OF THOUGHTS

“Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.” (Matius 5:30)

Sekali lagi, ... selain ada banyak sekali macam dosa yang dirahasiakan oleh setiap orang, baik orang-orang kristiani maupun tidak, sebenarnya hanya ada dua kategori saja yang merangkum semuanya, yaitu: Perbuatan dosa yang pernah terjadi di masa lampau, dan perbuatan dosa yang dengan penuh kesadaran masih dilakukan sekarang. Keduanya bisa terjadi dengan sengaja maupun tidak.

Sengaja dalam arti: “Dari awalnya menyadari kenyataan dosa itu serta akibat-akibatnya, tetapi tetap melakukannya tanpa merasa gentar.”

Tidak sengaja dalam arti: “Dari awalnya menyadari kenyataan dosa itu serta akibat-akibatnya, tetapi walaupun sebenarnya tidak berhasrat, gara-gara emosi yang ‘membara’, menjadi lupa daratan dan akhirnya melakukannya dengan konsekuensi yang tidak jarang ditanggung seumur hidup, baik oleh diri sendiri maupun orang-orang lain.”

Seperti contoh-contoh yang sudah diuraikan sebelumnya, kendatipun tidak 100%, hampir semuanya adalah dosa-dosa seksuil, atau paling sedikit mempunyai kaitan erat dengan tema itu. Awalnya selalu terjadi di ‘alam fantasi seksuil’ seseorang, ... di setiap generasi, terutama yang masih muda belia, alam di mana khayalan-khayalan yang menyesatkan, lamunan-lamunan yang menyimpang, hasrat dan idaman hati setiap orang sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan hidup yang sebenarnya. Karena di sanalah Iblis berusaha untuk mempengaruhi umat manusia dengan menyelewengkan tujuan makna seks karunia Tuhan yang sebenarnya! Memakai ‘kaki-tangan’-nya di dunia, melalui seluruh media yang sedang populer setiap masa, ia menyebarkannya dengan gencar untuk meracuni benak pikiran korban-korbannya, dari yang berbentuk softcore sampai hardcore pornography. Semua itu telah diterima oleh masyarakat sebagai suatu hal yang cukup ‘normal’ di akhir zaman ini. Iblis tahu, jika kita bisa dipengaruhi olehnya di bidang itu, kita sudah menjadi miliknya!

Melalui suratnya, rasul Paulus memperingati jemaat di Efesus: “…, karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12)

Selain alam roh, arena yang dimaksudkan oleh rasul Paulus di mana aktivitas-aktivitas semacam itu bisa terjadi, adalah alam pikiran kita sendiri. Di sanalah dosa-dosa rahasia manusia dimulai. Pada saat itu menjadi kenyataan, di luar kesadaran sendiri, kita sudah memindahkannya ke dalam hati kita, suatu arena lain di mana dosa-dosa seperti itu disimpan dan disembunyikan.

Kata dosa menurut definisi kamus alkitab mempunyai arti seperti ini: “Tindakan manusia secara perorangan ataupun secara bersama-sama yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah”. Di sini kata ‘menyimpang’ adalah sinonim kata ‘memberontak’, karena bagi Tuhan setiap sikap yang menentang Dia atau hukum-Nya adalah tindakan yang pasti memisahkan diri kita dari hadirat-Nya yang maha kudus.

Menolak atau meremehkan Tuhan, memperkosa atau membunuh seseorang, menggertak, menyalah-gunakan kekuasaan atau menganiaya jiwa (bullying) orang-orang yang lebih lemah, berzinah, mencuri, bergosip ria dan juga berbohong adalah tindakan-tindakan dosa. Dosa adalah dosa, karena memang tidak ada yang bisa dikategorikan sebagai dosa hitam atau dosa putih, dosa besar atau dosa kecil. Segala sesuatu yang menentang hukum Allah adalah dosa, apapun tujuan dan motifnya. Secara default, para ‘pemberontak’ itu sudah berada di pihak Iblis.

Setiap orang, beriman atau tidak, akan dihantui oleh kenyataan, bahwa dosa-dosa rahasia mereka akan selalu melekat di dalam ingatan. Apakah itu aborsi, masturbasi, kecanduan pornografi, homoseksualitas, paedophilia, atau perzinahan, pelacuran, pembunuhan, dan lain sebagainya. Sekalipun kita berusaha keras untuk melupakannya, Iblis tidak akan tinggal diam, karena ia mau memastikan, bahwa semua itu selalu segar di dalam ingatan kita. Apabila kita sudah terlanjur ‘jatuh’, ia juga akan memastikan, bahwa kita tetap terbelenggu oleh dosa-dosa tersebut.

Iblis dijuluki di dalam alkitab sebagai ‘pendakwa’ umat Tuhan. (Wahyu 12:10) Mengenal dosa-dosa rahasia setiap orang, dia-lah penanam ide-ide jahat tersebut di dalam pikiran kita. (Matius 13:25,39a) Tetapi kemudian dengan licik sekali, ia memutar-balik dengan menuduh, bahwa kitalah yang memulai pikiran-pikiran itu, ... kitalah yang menginginkannya. Apalagi ... jika kita sudah terlanjur melakukannya! Iblislah yang menjadi penyebab umat manusia selalu merasa bersalah, malu dan tidak berharga. Ia-lah yang menjadi penyebab kita tak henti-hentinya merasa menyesal.

Sebagai umat yang percaya, kita mempunyai dua pilihan: Menyerah dan menerima godaan-godaan Iblis tersebut begitu saja, terus membayangkan dan ‘menikmati’-nya, atau ... dengan menggunakan kuasa firman Tuhan, kita menghardiknya pergi! Karena jika kita tidak segera bertindak, akhirnya ia akan menguasai dan mendominasi hidup kita.

Itulah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus ketika Ia memperingati para pengikut-Nya: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Matius 5:28)

Jadi jika sebelumnya, di zaman Perjanjian Lama, yang dikategorikan sebagai tindakan-tindakan dosa adalah actions (yang dilakukan), semenjak zaman Tuhan Yesus, ... hanya memikirkan saja (thoughts), kita sudah melakukannya! Iblis-lah yang menanam benih-benih jahat itu. Selama tetap dalam bentuk sebutir bibit (memandang), itu belum dosa. Tetapi pada saat benih tersebut mulai bersemi (menginginkan/membayangkan), sekalipun perzinahan belum terjadi (melakukan), hal itu sudah dikategorikan oleh-Nya sebagai dosa, karena sebenarnya kita sudah menikmatinya!

Jelas sekali, masturbasi adalah suatu tindakan dosa rahasia yang sekaligus merangkum ketiga-tiganya: memandang, menginginkan/membayangkan dan melakukannya!

Sekalipun tema ini tidak pernah dibahas secara langsung di dalam alkitab, tetapi sesuai hukuman mati yang tertimpa pada Onan, anak Yehuda (Kejadian 38), oleh karena perbuatannya yang menyebabkan namanya sampai sekarang dipergunakan di seluruh dunia untuk melukiskan asal-usul masturbasi (onani), pernyataan Yesus tersebut cukup untuk meneguhkan, bahwa hal yang biasanya dirahasiakan dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu adalah tindakan dosa!

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; ...” (Efesus 6:11)

(Bersambung)

DOSA-DOSA RAHASIA (4)

CONFIDE IN HIM!

Thursday, July 22, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (2)


Oleh: John Adisubrata

SEXUAL FANTASIES

“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, ...” (Kolose 3:5)

Selain sedari dahulu umat manusia memang pandai sekali menutupi dan menyangkal dosa-dosa rahasia mereka sendiri, bahkan berpura-pura seakan-akan mereka adalah orang-orang maha kudus yang tidak pernah terlibat dengan hal-hal yang bertentangan dengan perintah-perintah Tuhan, biasanya mereka juga selalu berusaha untuk membuktikan ‘kebalikan’-nya. Seolah-olah dengan mengecam tindak tanduk orang-orang lain yang berani mempraktekkan dosa-dosa rahasia yang mereka sembunyikan itu, mereka bisa membentuk ‘alibi’ yang kuat.

Menjelang akhir tahun 2006 sebuah skandal tak terduga telah menggoncangkan masyarakat Kristen di Amerika Serikat, di mana seorang hamba Tuhan sudah tertangkap basah melakukan ‘perbuatan’, yang diketahui oleh umum, bertahun-tahun lamanya justru ditentang dan dihakimi olehnya. Melalui khotbah-khotbah di gerejanya, yang juga ditayangkan melalui televisi, ia dikenal sebagai seorang penginjil yang dengan gencar sekali selalu menyerang dan memerangi gaya hidup kaum gay (homoseksuil) di negaranya.

Bersembunyi di balik tedeng aling-aling tersebut, ternyata akhirnya terbongkar, bahwa kendatipun ia sudah menikah dan berkeluarga, diam-diam lebih dari tiga tahun lamanya secara rutin ia sendiri sudah menjadi pelanggan seorang pelacur laki-laki!

Jadi ... untuk menutupi dan menyembunyikan dosa rahasia tersebut, ia rajin menghakimi orang-orang lain yang berani melakukannya. Sungguh tidak berbeda dengan kemunafikan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi di zaman Perjanjian Baru!

Peristiwa yang serupa terjadi pertengahan bulan Mei 2010 yang lalu, di mana seorang politikus Australia juga telah tertangkap basah melakukan hal yang sama. Diberitakan oleh media nasional, bahwa pria setengah abad yang sudah beristri dan mempunyai keluarga itu berhasil mengelabui mata mereka lebih dari 20 tahun lamanya. Bahkan penduduk daerah yang diwakili olehnya tidak pernah menyadari kelakuannya. Seperti Herman Rockefeller, ia mempraktekkan hidup penuh kemunafikan, ... a double life! Dikenal oleh masyarakat sebagai seorang yang menggagaskan kesejahteraan hidup kekeluargaan yang harmonis, ternyata ia sendiri sudah mengkhianati hal itu bertahun-tahun lamanya. Secara diam-diam, untuk melampiaskan gairahnafsu seksuil yang dirahasiakan olehnya selama itu, ia sering mengunjungi sebuah Gay Club daerah lampu merah kota Sydney dengan harapan untuk bisa menemui seorang yang seminat, yang bersedia menjadi pasangan seksuilnya secara casual.

Ditujukan kepada semua orang, Yesus pernah berkata: “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.” (Yohanes 12:46) Memang kenyataannya, tidak ada yang bisa disembunyikan di hadapan Tuhan, ... lambat-laun semuanya akan dibongkar oleh-Nya. Kalau tidak sekarang, tentu pada saat penghakiman di akhir zaman! Markus mencatat: “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu rahasia yang tidak akan tersingkap.” (Markus 4:22)

Menjelang akhir November 2009, kebenaran ayat itu digenapi di dalam kehidupan salah seorang golfer terhebat saat ini! Tiger Woods, yang dipromosikan di negaranya, dan juga di dunia, sebagai seorang suami dan ayah yang patut diteladani, berhasil mengejutkan para penggemarnya, bahkan masyarakat umum lainnya yang biasanya tidak pernah tertarik untuk mengikuti perkembangan olahraga tersebut. Di luar dugaannya sendiri rahasia yang tadinya ia sembunyikan begitu rapat bertahun-tahun lamanya dari pengetahuan istri, keluarga dan juga fannya, tiba-tiba terbongkar dan langsung menjadi bahan percakapan terhangat media dunia pada saat itu. Ternyata di balik topeng kealiman yang selalu diperagakan olehnya di depan umum, lelaki jutawan bertampang kalem inipun menyimpan sebuah dosa rahasia! Selama itu ia sudah melibatkan dirinya secara seksuil dengan paling sedikit selusin wanita-wanita cantik, dari yang bertaraf callgirls (pelacur-pelacur panggilan) sampai artis-artis yang pernah membintangi film-film porno!

Belum lama ini saya mengenal seorang pria berusia lanjut yang seumur hidupnya berhasil merahasiakan sebuah peristiwa yang terjadi di masa mudanya. Dikenal sebagai seorang kepala rumah tangga yang baik, seorang ayah yang beriman pada Kristus, sering kali ia dijadikan teladan oleh keluarga-keluarga lainnya. Beberapa hari sebelum ia meninggal dunia, melalui peristiwa tak terduga, terbongkarlah, bahwa ternyata sebelum menikah, ia sudah mempunyai seorang anak dengan wanita lain. Anak-anak kandungnya yang menjadi terpana mendengar dosa rahasianya dilucuti di depan mereka, merasa kecewa sekali. Karena ternyata, kendatipun sebelumnya ayah mereka mempunyai banyak kesempatan untuk menjelaskan hal itu kepada anak-anaknya, ia memilih untuk tetap merahasiakannya.

Sampai saat ini tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengetahui latar belakang kejadian tersebut. Berbagai pertanyaan tak terjawabkan timbul di dalam hati mereka: Siapakah wanita itu? Mengapa setelah mengetahui kehamilannya mereka tidak menikah saja? Apakah yang menyebabkan ia berpisah dengan wanita itu, lalu menikah dengan ibu kandung mereka? Ternyata detil-detil penting yang ketika itu bisa ia bagikan kepada anak-anaknya untuk menolong mereka memahami seluk-beluk terjadinya peristiwa tersebut, dibawa pergi olehnya masuk ke liang kubur untuk selama-lamanya.

Salah seorang anaknya yang ingin sekali memperbaiki kekeliruannya dahulu, berusaha menghubungi kakaknya. Dengan menawarkan jalinan persahabatan, ia ingin memulai suatu era hidup kekeluargaan yang baru bersamanya. Tetapi sayang sekali, upayanya ternyata gagal, karena setelah merasa seumur hidupnya ditolak dan diabaikan oleh ayah mereka, penuh kepahitan kakaknya menolak untuk menanggapi uluran tangannya.

Ternyata perkataan Yesus yang dicatat di Markus 4:22 tersebut tidak hanya berlaku untuk melucuti tindakan-tindakan dosa yang sedang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tetapi juga untuk membongkar peristiwa-peristiwa memalukan yang pernah terjadi di masa lampau seseorang. Di samping itu ada juga dosa-dosa rahasia yang mempunyai konsekuensi seperti yang ditulis oleh rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Roma: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)

Salah satu peristiwa cukup unik mengenai terbongkarnya sebuah dosa rahasia yang berakhir dengan maut, adalah kisah seorang bekas serial killer dari Amerika Serikat bernama Ted Bundy. Mengaku sebagai seorang yang dibesarkan di dalam keluarga Kristen yang ‘normal’, ia berhasil menyembunyikan perbuatan-perbuatan jahatnya dengan licin sekali. Semua itu diawali oleh sebuah majalah porno yang ia temukan di dalam tong sampah tetangga ketika ia masih berumur 12 tahun. Semenjak saat itu ia diracuni (dirasuki!) oleh roh Iblis yang menyebabkan ketagihannya akan segala sesuatu yang berkaitan dengan pornografy dan sexual fantasies yang sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan hubungan seks yang sebenarnya. Ia mengakui, bahwa dengan berlalunya waktu, dosa-dosa rahasianya pun berkembang terus, meningkat ... dari lamunan-lamunan yang awalnya hanya menodai benak pikirannya saja, menjadi tindakan-tindakan keji yang membawa maut pada setiap korbannya.

Karena pandainya berpura-pura, ayah, ibu, saudara-saudara dan keluarga terdekatnya, bahkan teman-teman kuliahnya, tidak pernah menduga, bahwa selama lebih dari 10 tahun terakhir itu ia sudah membantai 28 wanita dengan kejam sekali! Tetapi pada tanggal 24 Januari 1989, tepat jam 7:16 pagi, pembunuh yang menjadi lebih termasyhur lagi gara-gara pertobatan dan kelahiran-barunya, menuai konsekuensi dari dosa-dosa rahasianya, yaitu ... maut! Pagi itu ia dihukum mati di atas kursi listrik penjara. (Baca: D.O.A.: Nyaris Tiada Maaf, bagian 1-4)

“Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.” (Lukas 8:17)

(Bersambung)

DOSA-DOSA RAHASIA (3)

TRAIN OF THOUGHTS

Friday, July 2, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (1)


Oleh: John Adisubrata

A DOUBLE LIFE

“Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.” (Yohanes 3:19)

Akhir bulan January 2010 semua media di Australia mengabarkan hilang tak berbekasnya seorang konglomerat kota Melbourne, Herman Rockefeller (52 tahun), sepulang dari perjalanan bisnisnya ke luar kota. Diberitakan, bahwa setelah ia meninggalkan Melbourne Airport, tak seorang pun melihatnya lagi. Malam itu pengusahawan yang juga dikenal sebagai seorang jutawan kota itu tidak langsung pulang ke rumah dari bandara seperti biasanya. Kesejahteraannya sangat dikuatirkan, … jangan-jangan suatu hal buruk yang tidak terduga telah terjadi pada dirinya.

Beberapa hari kemudian dengan wajah penuh linangan airmata, istrinya, didampingi oleh adik laki-laki Herman Rockefeller, yang adalah seorang rekan sepengusahanya, tampil di depan kamera, memohon kepada masyarakat, agar siapapun juga yang sempat melihat dia, … di mana saja, untuk segera melaporkan hal itu kepada polisi setempat. Tidak lama sesudahnya mobil yang dikendarai olehnya dari airport berhasil ditemukan, ditinggalkan di tepi jalan raya di pinggir kota. Bersamaan dengan hasil penemuan terakhir itu juga diberitakan, bahwa dua orang tersangka telah ditahan polisi untuk diinterogasi.

Seminggu kemudian gemparlah Australia oleh berita, bahwa pengusahawan yang sukses tersebut, yang dikenal oleh para kerabat dan orang-orang terdekatnya sebagai seorang suami dan ayah yang baik, ternyata menyimpan sebuah ‘dosa rahasia’ yang tidak pernah diketahui oleh keluarganya. Bertahun-tahun lamanya, di luar pengetahuan istrinya sendiri, laki-laki yang tampak alim tersebut ‘menjalani kehidupan ganda’ (lead a double life) secara diam-diam!

Melalui beberapa HPs pribadi yang dirahasiakan olehnya, terbongkarlah, bahwa selama itu ia sudah menjadi anggota ‘Swinger’s Club’ di kotanya, sebuah perkumpulan yang memang dibentuk untuk melayani hasrat seksuil para suami istri yang mempunyai pandangan liberal sekali tentang konstitusi perkawinan di akhir zaman. Klub semacam itu, yang akhir-akhir ini tumbuh dengan subur di kota-kota besar di Australia laksana jamur-jamur liar dimusim hujan, menghimbau para anggotanya untuk saling tukar-menukar pasangan, bahkan menghalalkan kegiatan group sex, ... sesuai persetujuan bersama.

Minggu berikutnya ditemukan di halaman belakang rumah kedua orang tersangka itu sisa-sisa tubuh manusia yang diperkirakan adalah bagian-bagian dari tubuhnya yang sudah dipotong-potong dan dibakar. Ironis sekali, oleh karena terjadinya tepat pada hari ulang tahun negara Kangguru ini (Australia Day), membau kepulan-kepulan asap daging yang dibakar, para tetangga mereka mengira, Mario Schembri (57 tahun) dan pacarnya, Bernadette Denny (41 tahun), sedang BBQ-an di pekarangan belakang rumah untuk merayakannya.

Oleh karena proses pengadilannya masih belum dimulai, sekalipun kedua orang itu sudah mengakui kesalahan mereka di dalam kasus pembunuhan tersebut, masyarakat hanya tahu, bahwa ... dari bandara Melbourne Herman Rockefeller tidak pulang ke rumah, tetapi langsung pergi menjumpai pasangan yang baru saja ia kenal melalui situs klub mereka. Pertemuan yang terbukti mencelakakan dirinya secara fatal itu bisa terbongkar, gara-gara percakapan mereka melalui salah satu telepon genggam rahasianya berhasil dilacak oleh polisi. Diperkirakan, oleh karena pertemuan itu tidak berjalan sesuai dengan rencana mula-mula, timbullah pertengkaran yang membuat pasangan tersebut menjadi mata gelap dan akhirnya membunuh dia.

Kisah nyata tersebut mengingatkan, bahwa ... merahasiakan tindakan-tindakan dosa dari sorotan umum atau orang-orang yang mengenal kita, bahkan dari anggota-anggota keluarga terdekat, adalah suatu ‘kebiasaan’ yang sudah lazim terjadi semenjak zaman dahulu kala. Bukan hanya di antara orang-orang yang belum percaya saja, tetapi juga mereka yang sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat-nya.

Saya teringat akan dosa rahasia raja Daud, seorang yang berkenan di hati Tuhan. (Kisah Para Rasul 13:22) Setelah mencemari diri Batsyeba, untuk menutupi konsekuensinya, dengan kejam ia merekayasa pembunuhan Uria, suaminya! Seperti kedua orang yang akhirnya membunuh Herman Rockefeller, Daud juga terjerat di dalam kejahatannya sendiri, sehingga ia harus merancang perbuatan dosa yang lebih kejam lagi. Semuanya disembunyikan sedemikian rupa olehnya, berpura-pura seolah-olah peristiwa itu tidak pernah terjadi. Tetapi Tuhan mengutus nabi Natan untuk pergi menemui dan menegur dia. (2 Samuel 11) Perlu dicatat, sekalipun ia sangat menyesalinya, bahkan mau bertobat, akibat dosa-dosa itu akhirnya harus ditanggung keturunannya. Raja Salomo menulis: “Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.” (Amsal 5:22)

Alkitab penuh dengan orang-orang yang pandai berpura-pura seperti dia. Di zaman Perjanjian Baru mereka dikecam oleh Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang munafik: Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” (Matius 23:28)

Kecaman yang relevan, yang dengan mudah sekali bisa ditujukan kepada generasi-generasi zaman sekarang. Karena seperti raja Daud, Herman Rockefeller atau kedua pembunuhnya, sejujurnya saja, setiap orang, ... termasuk saya, pasti mempunyai paling sedikit ... satu atau dua dosa rahasia’ yang tidak pernah diceriterakan kepada orang lain! Bahkan disembunyikan sedemikian rupa, dengan harapan agar tidak ada seorang pun yang bisa menduganya.

Sekalipun ada banyak sekali macam dosa yang dirahasiakan oleh orang-orang, semua itu sebenarnya bisa diringkas menjadi dua kategori saja, yaitu: Perbuatan dosa yang pernah terjadi di masa lampau, dan perbuatan dosa yang dengan penuh kesadaran masih dilakukan sampai sekarang.

Biasanya keduanya selalu berkisar di ‘alam fantasi seksuil manusia, ... alam di mana khayalan-khayalan yang menyesatkan, lamunan-lamunan yang menyimpang, hasrat dan idaman hati setiap orang sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan hidup yang sebenarnya. Setiap generasi pasti mengalaminya, terutama yang masih muda belia!

Karena di alam itulah Iblis selalu menggoda, mempengaruhi, menjatuhkan dan akhirnya menjerat mereka. Tak terkecualikan, ... umat kristiani yang hidupnya tidak bersandar pada kebenaran firman Tuhan. Menggunakan kecanggihan berbagai media masa kini, dengan mudah ia bisa menjangkau semua orang di seluruh dunia dalam waktu serentak, untuk meracuni benak pikiran mereka, membangkitkan ego dan ketamakan hati, serta mengubah (menyelewengkan) pengertian hubungan seks antar dua insan, yang sudah dikaruniakan dan dipercayakan oleh Tuhan kepada umat ciptaan-Nya!

Tidaklah mengherankan, mayoritas kaum remaja secara global, begitu juga orang-orang dewasa, mempunyai issue yang cukup serius di bidang pornografi dan masturbasi! Janji-janji kesetiaan pasangan-pasangan hidup yang diikrarkan pada hari pernikahan mereka sudah tidak mempunyai nilai sama sekali. Zaman sekarang perselingkuhan bukanlah merupakan suatu hal yang langka lagi, karena gaya hidup penuh kemunafikan yang ditawarkan oleh berbagai Swinger’s Clubs di dunia barat juga sudah dianggap cukup lumrah oleh masyarakat umum di mana-mana.

‘Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (Matius 9:4)

(Bersambung)

DOSA-DOSA RAHASIA (2)

SEXUAL FANTASIES

Sunday, July 5, 2009

Berpulang ke Alam Baka


MICHAEL JACKSON DAN FARRAH FAWCETT

Oleh: John Adisubrata

Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.” (Pengkhotbah 9:5)

Pagi itu, hari Jumat tanggal 26 Juni 2009, kota Brisbane di Australia, yang biasanya selalu diliputi oleh udara cerah di mana langit biru dan benderangnya terik sinar matahari menjadi ciri-ciri khasnya yang termashyur di dunia, diselimuti oleh awan kelabu tebal yang sepanjang hari itu terus memercikkan hujan gerimis.

Baru saja dikabarkan melalui berita subuh radio dan televisi setempat, kematian artis Farrah Fawcett (-Majors), 62 tahun, salah seorang dari ketiga Charlie’s Angels yang asli, ‘malaikat’ yang paling dikenal oleh umum semenjak dasawarsa ke-70. Setelah berjuang dengan gigih memerangi penyakit kanker yang sudah menggerogoti tubuhnya lebih dari dua setengah tahun lamanya, beberapa jam sebelumnya, hari Kamis tanggal 25 Juni waktu Amerika, ia berpulang ke alam baka.

Diberitakan sekilas tentang riwayat hidupnya, kariernya yang sukses, kegagalan pernikahannya dengan Lee Majors, pertunangannya - on and off - dengan Ryan O’Neal yang berlangsung hampir 30 tahun lamanya. Hubungan tersebut membuahkan seorang putra, Redmond O’Neal (24 tahun), yang sekarang menjadi narapidana gara-gara keterlibatannya dengan narkotik. Juga kontroversi sekitar pose telanjang yang dilakukan olehnya ketika ia berumur 50 tahun, khusus untuk ‘Playboy’, majalah kaum pria yang paling laris di dunia.

Yang sangat mengharukan adalah perjuangannya yang didokumentasikan oleh sahabatnya, Alana Stewart, sebagai legacy Farrah bagi mereka yang belum bisa memahami penderitaan yang harus dilalui oleh orang-orang yang terserang penyakit jahanam tersebut. Bagaimana ia sehari-hari menjalani berbagai-macam cara pengobatan, dari yang tradisi sampai yang paling umum. Bintang yang dulunya ketika masih muda aktif, cantik dan termasyhur sekali oleh karena susunan rambutnya yang unik dan trendy tersebut, sekarang tampak amat berbeda, … lemah, lesu dan tidak berdaya.

Berdoa di atas tempat tidur sambil menggenggam erat-erat kalung rosario-nya, menunjukkan bahwa ia sebenarnya berasal dari keluarga yang beragama Katholik. Tampak nyata sekali, bahwa ia sadar akan keadaannya, dan sedang mempersiapkan diri untuk setiap saat berangkat menemui Penciptanya. Saya menjadi ingat akan keluhan nabi Yunus: Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. (Yunus 2:7) Saya yakin ayahnya, seorang percaya yang sudah berumur 91 tahun, sepanjang hidupnya selalu mendukung dia di dalam doa. Ryan dan Farrah memutuskan untuk akhirnya menikah. Tetapi sayang sekali, … mereka terlambat!

Hati saya terasa amat pedih menyaksikan berita-berita mengenai kematiannya yang sedang menguasai semua media di Australia pagi itu. Udara di luar rumah tepat menggambarkan perasaan saya saat itu. Kendatipun demikian hati saya merasa terhibur, karena sedikitnya selama itu Farrah sudah menerima kesempatan untuk mempertimbangkan masa hidupnya.

Tetapi kerisauan pagi hari itu ternyata tidak berakhir di situ saja!

Kira-kira jam 10 pagi waktu Brisbane hari Jumat yang sama (hari Kamis jam 4 sore di Los Angeles, Amerika), ketika mampir sebentar di toko David Jones dekat rumah, kami menjadi terkejut sekali menyaksikan melalui berpuluh-puluh TV yang dipajang di sana berita yang baru saja terjadi: … kematian mendadak artis termashyur lainnya, Michael Jackson, umur 50 tahun!

Hanya ada beberapa peristiwa serupa lainnya di dunia yang sampai sekarang mendapat reaksi yang sama dari saya, di mana awalnya saya selalu menolak untuk mempercayainya, tetapi tempat di mana saya melihat atau mendengarnya untuk pertama kali tidak terlupakan. Berita kematian Elvis Presley, John Lennon, Lady Di, Bunda Teresa, Steve Irwin, dan juga serangan teroris 9/11 di kota New York, masih tampak jelas sekali di dalam ingatan saya sampai sekarang. Apalagi peristiwa kelahiran baru saya sendiri! Semua itu mendapat reaksi yang sama. Saya ingat kapan terjadinya, apa yang sedang saya kerjakan, dan dimana saya mendengarnya! Berita terakhir ini pun saya jamin … tidak berbeda!

Sebagai seorang penggemar musik, tak terkecualikan, saya juga pernah menggemari lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Michael Jackson. Sampai sekarang saya harus mengakui, ia adalah seorang artis yang unik sekali. Semenjak saya melihat dia tampil membawakan lagu Billie Jean untuk pertama kalinya di Motown 25th Celebration tahun 1983, saya terpukau oleh bakatnya yang luar biasa. Saya selalu menyukai jenis-jenis musik yang ia bawakan! Sayang sekali, di samping pesatnya kenaikan karier superstar ini dalam waktu yang begitu singkat, timbul juga berbagai-macam kontroversi disertai tuduhan-tuduhan yang cukup serius, akibat gaya hidupnya yang amat nyentrik. Michael Jackson adalah salah satu bahan gosip media dunia yang paling menguntungkan!

Tetapi di balik semua itu, saya bisa melihat seorang pria yang berhati lembut, sopan, dermawan, suka menolong, dan yang dengan tulus hati rindu untuk selalu dikelilingi oleh anak-anak kecil. Mengingat masa pertumbuhannya sendiri, hal itu patut dimengerti. Seorang artis yang meskipun tergolong genius sekali, tetapi oleh karena kepolosan tabiatnya terkadang lupa, bahwa ia harus lebih berhati-hati dengan setiap perkataannya. Salah satu kesalahan yang ia lakukan dalam hal itu, hampir menyebabkan ia dipenjara. Terus terang saja, bersama banyak fans yang lain, saya ikut menghela napas lega pada saat mendengar hasil pengadilannya. Karena dari semula saya sudah berpendapat, bahwa semua itu terjadi hanya oleh karena ketamakan seorang ibu saja.

Hasratnya untuk terus mengubah parasnya melalui puluhan operasi-operasi plastik, juga tidak bisa menyembunyikan ‘kekosongan’ hidup yang dipancarkan oleh sinar matanya, yang bisa terlihat setiap kali ia tidak mengenakan kacamata hitamnya.

Saya teringat akan sebuah ayat di dalam firman Tuhan: Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian? (Roma 9:20) Seandainya saja ia mengerti arti ayat tersebut! Begitu juga ayat ini: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7b) Seandainya saja ia tidak terlampau bingung akan penampilannya! Yesus berkata: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (Lukas 16:15b) Andaikata saja ia memahami maksud Yesus tersebut!

Hati saya lebih terasa pedih lagi ketika membayangkan akhir hidupnya. Berbeda dengan kematian Farrah Fawcett yang dipersiapkan selama dua setengah tahun, tampaknya ia yang mati secara mendadak itu, tidak mempunyai kesempatan lagi untuk memperbaiki sikap hidupnya. Entah apa yang terjadi pada detik-detik terakhir saat kematiannya. Hanya Tuhan saja yang tahu!

Tetapi saya yakin, Ia akan mencurahkan kasih karunia-Nya setiap saat kepada setiap orang yang bersedia menerima Dia sebagai Juruselamat mereka, apa pun keadaan mereka. (Lukas 23:42-43) Alkitab berkata: Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (Roma 10:13) Tentu saja ayat tersebut mempunyai konteks arti yang jauh lebih dalam, yang harus dibaca keseluruhannya. Tetapi kurang-lebih, itulah yang dimaksudkan oleh nabi Yoel (Yoel 2:32), dan juga oleh rasul Paulus kala mengutipnya. Tuhan tidak akan memandang bulu, seperti yang telah dibuktikan oleh Yesus selama masa pelayanan-Nya di dunia. Bukankah Ia berkata, bahwa kedatangan-Nya di dunia bukan untuk menyelamatkan orang-orang yang (merasa) sehat, tetapi untuk mereka yang sedang ‘sakit’? (Markus 2:17) Di dalam hal ini, Farrah Fawcett dan Michael Jackson tidak terkecualikan!

Saya yakin, bukan tugas kita untuk menghakimi ‘nasib’ orang-orang lain sesudah kematian mereka. Kita cenderung untuk menentukan siapa yang berhak masuk sorga atau neraka, mengingat riwayat dan sikap-sikap hidup mereka sebelumnya! Pada detik-detik terakhir saat kematian seseorang, kasih karunia Tuhan yang luar biasa, yang terlampau dahsyat untuk bisa dipahami oleh daya pikiran kita yang amat terbatas, bisa dicurahkan! Karena Ia adalah Hakim Agung yang maha adil, yang mempunyai hak mutlak untuk mengaruniakan kasih-Nya kepada siapapun yang dikehendaki oleh-Nya, sesuai dengan rencana-Nya! Kita tidak berhak mencampuri urusan Tuhan!

Kejadian-kejadian sepanjang hari itu, selain membuat saya merasa prihatin sekali, juga mengingatkan dan mendorong saya, sebagai seorang kristiani, untuk lebih bersiap-siap lagi, karena masa kehidupan manusia di dunia ini memang sangat terbatas! Setiap saat giliran saya juga bisa tiba! Bagaimana dengan Anda?

Di luar cuaca udara masih tetap sama. Awan-awan kelabu tebal yang terus memercikkan hujan gerimis sepanjang hari Jumat itu masih tetap menutupi langit kota Brisbane. Ternyata malam harinya hujan turun dengan deras sekali, tidak berhenti sampai Sabtu pagi keesokan harinya!

John Adisubrata
Juli 2009

Friday, April 17, 2009

Something Beautiful (6)


Oleh: John Adisubrata

HANCUR DAN REMUK

“Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.” (Yesaya 57:15b)

Tetapi selain itu Tuhan juga tidak pernah mengatakan, bahwa Ia tidak mau menggunakan orang-orang yang berpendidikan, orang-orang yang terpandang dan kaya, atau orang-orang yang terkenal, yang dikagumi oleh masyarakat. Isi firman Tuhan membuktikannya, baik di dalam Perjanjian Lama, maupun Perjanjian Baru.

Lukas, sahabat rasul Paulus, yang menulis Injil yang ketiga dan juga kitab Kisah Para Rasul, adalah seorang dokter. Oleh karena latar belakang bidang pekerjaannya yang membutuhkan kepribadian seseorang yang teliti, ia dipilih oleh Tuhan untuk menceriterakan kembali peristiwa-peristiwa bersejarah itu secara akurat dan terperinci sekali. Zakheus, yang bertobat ketika Yesus menumpang di rumahnya, adalah seorang kepala pemungut cukai yang amat berada. (Lukas 19:1-10) Yusuf dari Arimatea, seorang kaya-raya yang berkedudukan tinggi di dalam masyarakat, dipercayai oleh Tuhan untuk mengapani dan mengubur tubuh Yesus setelah penyaliban-Nya. (Matius 27:57-61) Lidia, yang menjadi percaya kepada Kristus oleh karena pelayanan rasul Paulus, juga dicatat di dalam Alkitab sebagai seorang pengusaha wanita yang berhasil pada zamannya. (Kisah Para Rasul 16:14-15)

Tuhan mengenal isi hati setiap insan, siapa pun juga orangnya yang akan dipanggil atau dipilih oleh-Nya. Ia hanya menolak orang-orang yang sombong, yang selalu merasa diri mereka paling pintar, paling sukses, paling terkenal, paling hebat, paling kaya, atau paling benar! Alkitab berkata, bahwa kecongkakan mata dan kesombongan hati yang menjadi pelita orang fasik adalah perbuatan dosa! (Amsal 21:4)

Tetapi oleh karena keajaiban kasih karunia Tuhan, … jika akhirnya mereka juga ditentukan untuk menjadi saksi-saksi-Nya, sikap-sikap hidup mereka akan dihancurkan dan diremukkan terlebih dahulu! Sifat-sifat yang jahat tersebut akan dibasmi, sebelum mereka dipercayai oleh Tuhan untuk mengerjakannya. Saulus, yang diubah menjadi rasul Paulus, mengalaminya ketika ia dilawat oleh Tuhan dalam perjalanannya ke kota Damsyik. (Kisah Para Rasul 9:1-19a)

Tidak jarang orang-orang seperti itu dipaksa turun ke suatu tingkat di mana kata ‘bawah’ benar-benar mempunyai arti yang sesungguhnya. Begitu rendahnya, sehingga tiada kemungkinan lain bagi mereka selain menatap ke atas, menunggu dan mengharapkan pertolongan dari sana.

Yusuf mengalaminya. (Kejadian 37-41) Yesus juga menyinggung prinsip tersebut di dalam perumpamaan termasyhur yang diceriterakan oleh-Nya mengenai anak yang hilang. (Lukas 5:11-32) Demikian pula Musa, yang dipersiapkan oleh Tuhan selama 40 tahun di negara orang, diubah dari seorang putra raja Mesir yang hidup penuh kelimpahan, menjadi seorang buronan dan penggembala domba yang tidak memiliki apa-apa. (Keluaran 2-3)

Roma 3:23: Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, …”, menunjukkan, bahwa setiap orang, tanpa perkecualian, sebenarnya tidak berharga untuk dipanggil, bahkan untuk dipilih oleh-Nya! Tetapi ayat tersebut tidak berakhir di situ saja, melainkan disambung dengan sebuah tawaran anugerah sebagai solusinya: “…, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.”

Keangkuhan adalah dosa, tidak berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan jahat lainnya. Semua orang mewarisinya semenjak Adam dan Hawa melakukannya untuk pertama kali di taman Eden. Tidak ada seorang pun yang bisa mengatakan, bahwa mereka bebas dari dosa tersebut. Karena hanya memandang rendah orang-orang lain saja, sekalipun itu terjadi di luar kesadaran kita, adalah suatu tindakan kesombongan. Apalagi menolak atau meremehkan perintah-perintah Allah. Siapakah yang tidak pernah melakukannya?

Saya pernah! Bahkan terus terang saja, … kadang-kadang tanpa sadar saya masih melakukannya!

Dari seorang yang selalu merasa minder di masa kanak-kanaknya, saya yakin, saya tumbuh menjadi seorang yang (terkesan) angkuh sekali, karena saya selalu berusaha untuk menutupi kekurangan-kekurangan saya dengan memamerkan ‘kelebihan-kelebihan’ yang saya duga saya ‘miliki’. Saya menjadi bangga akan keberhasilan hidup saya, … baik di bidang pendidikan, di bidang pekerjaan, maupun di bidang pernikahan/keluarga. Kenyataan yang sesungguhnya, semua yang sudah berhasil saya capai, memang saya perjuangkan seorang diri, tanpa menerima bantuan dari siapapun juga. Di situlah saya menjadi lupa akan campur tangan Tuhan di dalamnya. Tanpa bakat-bakat yang Ia karuniakan, dan juga bantuan doa-doa yang dipanjatkan oleh orang-orang kudus yang mengasihi saya, semua itu tidak mungkin terjadi.

Beberapa tahun sebelum saya menerima panggilan Tuhan, saya dihadapkan dengan dosa kesombongan itu melalui suatu rentetan peristiwa tidak menyenangkan yang harus saya lalui di bidang pekerjaan saya. Perubahan di bagian pimpinan kantor yang menyebabkannya. Dari seorang yang sebelumnya selalu dihargai dan diperhatikan kontribusinya, sesudah perubahan itu terjadi, saya menerima perlakuan yang berbeda 180 derajat! Merasa tertolak, sikap saya berubah dari seorang yang confident, menjadi seperti seorang yang baru kehilangan identitasnya. Saya merasa putus asa sekali, bahkan … menjadi bingung akan makna hidup saya di dunia! Kalau saat itu hati saya sudah terasa hancur sekali, jiwa saya jauh lebih remuk lagi! Seperti ingin mati saja!

Kemarahan yang tidak bisa saya salurkan kepada orang yang menyebabkannya, terus membara di dalam hati. Sebagai akibatnya, yang menjadi sasaran kegeramannya adalah orang-orang yang berada di sekitar saya! Hidup yang tadinya penuh ketenangan, tiba-tiba berubah penuh dengan konflik-konflik tegang yang tidak menyenangkan! 

Sedikit yang saya ketahui pada saat itu, bahwa Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang indah di tengah-tengah kehancuran hidup yang saya alami tersebut. Saya lahir baru setahun sesudah peristiwa itu berlalu! Ternyata untuk bisa mencapai titik terpenting itu, saya memerlukan waktu tiga tahun untuk dipersiapkan oleh Tuhan di mana Ia memaksa saya turun ke suatu tingkat di mana kata ‘bawah’ benar-benar mempunyai arti yang sesungguhnya. Begitu rendahnya, sehingga ketika Ia menawarkan keselamatan hidup dari sorga secara tiba-tiba dan tak terduga, dengan hati hancur dan jiwa yang remuk saya meraih kesempatan itu dan meresponinya. Mazmur 34:19 yang berkata: TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.”, benar-benar dibuktikan oleh-Nya.

Apabila saat ini Anda sedang melalui saat-saat genting yang serupa, di mana Anda benar-benar tak berdaya tergeletak di ‘bawah’, bersiap-siagalah! Karena Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang indah bagi Anda. Ingatlah akan kata metamorphoo yang sudah dibahas sebelumnya, karena dalam waktu dekat Anda akan mengalaminya juga! Haleluya!

Pertanyaan-pertanyaan seperti: “Siapakah aku ini, Tuhan?”, “Mengapa aku, Tuhan?” atau “Tuhan, apakah Engkau tidak keliru?”, ternyata lumrah sekali. Setiap orang yang dipanggil oleh-Nya akan selalu mempertanyakan kemampuan-kemampuan mereka, sebab di hadapan Tuhan segala sesuatu yang tidak berkenan akan dimusnahkan. Setiap orang yang ‘penuh’ dengan diri mereka sendiri akan ‘dikosongkan’ terlebih dahulu! Karena Roh Kudus hanya mau memenuhi nol-nol yang kosong saja.

Sampai sekarang saya tetap menyadari, bahwa bakat-bakat saya di pelbagai bidang, yang sudah saya uraikan sebelumnya, tidak berubah. Mereka tetap mediocre, … sama persis seperti ketika saya masih belum bertemu dengan Kristus. Tidak ada satupun di antaranya yang menonjol! Kendatipun demikian saya juga tahu, bahwa Tuhan mau memakai segala ketidak-sempurnaan, kekurangan-kekurangan dan kelemahan-kelemahan tersebut, dan mengubahnya dari dalam dengan menambahkan kuasa-Nya, sehingga mereka bisa ‘menjelma’ menjadi alat-alat yang berguna untuk mendemonstrasikan kemuliaan dan kasih karunia-Nya.

Keindahan Tuhan akan selalu tampil keluar melalui bakat-bakat yang Ia karuniakan kepada Anda dan saya, pada saat kita mempersembahkan semuanya itu kembali kepada Dia.

Janganlah kuatir akan standar-standar kemampuan Anda, atau membanding-bandingkannya dengan ‘kecanggihan’ orang-orang lain. Tuhan melihat sikap hati kita, dan bukan tingkat-tingkat kemampuan kita! Tugas kita di dalam hal ini hanya mentaati kebenaran firman Allah yang mengatakan, bahwa segala sesuatu yang kita miliki adalah karunia-karunia yang harus kita persembahkan kembali kepada-Nya. (Roma 11:36)

Syair lagu Something Beautiful di bawah ini, karya William dan Gloria Gaither, melukiskan keindahan transformasi yang akan terjadi, jika kita mau menyadari dan mempersembahkan segala kelemahan dan kekurangan-kekurangan kita kepada Tuhan: 

Something beautiful, something good (Sesuatu yang indah, sesuatu yang baik)
All my confusion He understood (Segala kebingunganku Ia mengerti)
All I had to offer Him was brokenness and strife (Semua yang bisa kupersembahkan kepada-Nya hanyalah kehancuran dan masalah)
But He made something beautiful of my life (Tapi Dia membuat sesuatu yang indah dari hidupku)

Marilah dengan setia kita mengerjakan tugas-tugas yang sudah dipercayakan oleh Tuhan kepada kita. Selama kita masih mampu melakukannya, janganlah menunda-nunda kesempatan itu. Karena setiap orang mempunyai waktu yang sangat terbatas di dunia. Siapakah yang bisa mengetahui apa yang akan terjadi besok? Biarlah kesempatan yang ada di hari ini kita pergunakan sebaik-baiknya, untuk menghindari penyesalan diri di kemudian hari, jika ternyata kita sudah tidak berdaya lagi untuk mengerjakannya.

Rasul Paulus menasehati jemaat di Korintus: “Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia.” (1 Korintus 15:58)

Terpujilah nama Tuhan sampai selama-lamanya, karena kasih karunia-Nya yang besar. Dan terutama, … oleh karena kerelaan-Nya untuk menerima Anda dan saya seperti apa adanya. Haleluya!

Syalom,

John Adisubrata
April 2009