Showing posts with label Sekilas dari Keabadian. Show all posts
Showing posts with label Sekilas dari Keabadian. Show all posts

Saturday, February 21, 2009

Sekilas dari Keabadian (36)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

DOA PERTOBATAN

‘Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! “Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?” “TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!” Sela’ (Mazmur 24:9-10)

Jikalau Anda mempunyai keinginan untuk mengenal Kristus dan mau menjadikan Dia Tuhan, Raja dan Juruselamat di dalam kehidupan Anda, Anda harus Lahir Baru terlebih dahulu. Keputusan itu adalah suatu tindakan bebas yang harus timbul dari kesadaran hati kita sendiri, dan harus keluar dari lubuk hati kita yang terdalam, di mana kita mengundang Tuhan Yesus Kristus untuk masuk ke dalamnya.

Melalui kuasa Roh Kudus, sesuai dengan janji Tuhan yang tidak pernah berubah sampai selama-lamanya, Alkitab menjamin, bahwa “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih” (Kolose 1:13).

Apabila Anda bersedia melakukannya, diri dan pribadi Anda PASTI akan diubahkan oleh-Nya, seperti yang sudah terjadi di dalam kehidupan Pastor Ian McCormack, dan juga melalui kesaksian-kesaksian sejati banyak pengikut-pengikut Kristus yang lain.

Kita tidak perlu harus mengalami peristiwa mengerikan yang mirip seperti peristiwa yang sudah dilalui oleh Ian di pulau Mauritius pada malam bersejarah tersebut, untuk akhirnya memutuskan diri kita menjadi pengikut-pengikut Kristus.

Karena tidak setiap orang menerima kesempatan yang kedua seperti dia. Banyak orang mengeraskan hati mereka, menolak tawaran-tawaran keselamatan hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, dan ternyata … sesudahnya, mereka tidak pernah menerima kesempatan itu lagi. 

Kasus Ian sangat berbeda! Selain ia memang sudah dipilih oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil-Nya ke seluruh dunia, Ian juga menerima kesempatan yang baru oleh karena kesetiaan ibunya yang tidak pernah mau menyerah untuk berdoa bagi keselamatan hidupnya.

Apakah Anda yakin ada anggota-anggota keluarga Anda, sahabat-sahabat Anda, atau orang-orang lain yang bersedia melakukan hal yang sama seperti ibu Ian bagi Anda?

Jika tidak, Pastor Ian McCormack menganjurkan kepada Anda untuk memutuskannya sekarang juga.

Ingatlah akan anjuran ibu Ian kepadanya sepanjang masa pertumbuhannya: “Ian, apapun yang terjadi di dalam hidup ini, bagaimanapun sulitnya keadaan yang harus engkau hadapi, bahkan sejauh apapun jarak hidupmu dari pada Tuhan pada saat itu, jika engkau berdoa dari lubuk hatimu yang terdalam, Tuhan AKAN selalu mendengar doamu, menjawab dan menolong engkau.”

Nasihat itu memang beralasan sekali, patut diterima dan dipraktekkan oleh semua orang. Karena doa yang mempunyai khasiat besar, harus keluar dari lubuk hati manusia yang paling dalam. Hanya doa yang berasal dari dalam hati saja yang mempunyai makna sejati di hadapan hadirat Tuhan.

Pastor Ian McCormack mengajak Anda untuk memanjatkan doa bersama-sama dengannya. Ucapkanlah kalimat-kalimat di dalam doa pertobatan di bawah ini dengan tulus, … dari lubuk hati Anda yang paling dalam:

Bapa di sorga,

Aku percaya, Anak-Mu Yesus sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosaku. Aku percaya, Ia sudah bangkit kembali, naik ke sorga, dan duduk di sebelah kanan-Mu.

Bapa, aku mengakui dosa-dosaku dan berjanji akan meninggalkan semua itu. Ampunilah aku, seperti aku juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku.

Bersihkanlah diriku, agar aku menjadi putih seperti salju. Kuduskanlah aku dengan kuasa darah-Nya.

Terima kasih, karena Engkau sudah mengaruniakan Roh-Mu yang kudus kepadaku. Dengan iman aku sudah menerimanya.

Aku berjanji, mulai saat ini aku hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Dan aku akan selalu mengikuti langkah-langkah-Mu.

Bapa, aku berikan seluruh hidupku kepada-Mu. Engkaulah Tuhan dan Penebus hidupku. 

Semua ini kupanjatkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamatku sampai selama-lamanya.

Amin!

Jika Anda mengucapkan doa tersebut dari dalam lubuk hati Anda, maka Anda baru saja ‘Lahir Baru’. Karena sekarang Kristus sudah bersemayan di dalam hati dan kehidupan Anda. Percayalah, Anda akan segera merasakan perbedaan yang akan terjadi di dalam kehidupan Anda! Seperti Ian, Anda akan melihat segala-galanya dengan terang sinar pandangan mata yang baru, pandangan mata-Nya, pandangan mata sorgawi!

Selain itu hati Anda akan selalu dipenuhi oleh kasih-Nya yang membakar kerinduan untuk melihat anggota-anggota keluarga Anda juga mengalami kelahiran baru.

Siapa tahu, kali ini adalah tugas Anda untuk menjadi pendoa syafaat bagi pertobatan mereka, seperti tugas yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada ibu Ian bagi keselamatan Ian McCormack dan seluruh keluarganya?

Terpujilah nama Tuhan, karena besar kasih-Nya, dan juga … karena kesabaran-Nya yang luar biasa! Haleluya!

Amin!

John Adisubrata
Januari 2008
Diolah kembali: Februari 2009

Thursday, February 19, 2009

Sekilas dari Keabadian (35)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

PENUTUP: NUBUATAN DIGENAPI

“Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.” (Kisah Para Rasul 26:16)

Tuhan menawarkan pilihan kepada Ian McCormack untuk kembali ke dunia dengan tujuan, agar orang-orang yang tidak terhitung banyaknya yang dilihat olehnya di dalam visi pada saat kematiannya, menerima kesempatan untuk mendengar nama Tuhan melalui pelayanan yang akan dipercayakan kepadanya.

Semenjak pulang kembali ke tanah airnya pertengahan tahun 1982 Ian bekerja untuk kakaknya, Sharon, yang mengusahakan hasil-hasil pertanian dan perternakan di sebuah desa yang bernama Okorire.

Awal tahun 1983 ia mendengar panggilan Tuhan untuk meninggalkan semuanya, dan memulai pekerjaannya di ladang Tuhan. Tetapi untuk pelayanan yang sudah bertaraf antarbangsa seperti sekarang ini, Ian harus sabar menunggu selama lima tahun!

Pertama-tama Tuhan mengirim Ian untuk bergabung dengan sebuah grup pelayanan misi di kota Hamilton yang bernama: Go Team. Setahun kemudian ia menjadi anggota grup Anastasis, sebuah tim misi lainnya yang berada di bawah naungan YWAM (Youth With A Mission), sebuah kelompok muda-mudi Kristen internasional yang terbesar di dunia. Bersama mereka Ian pergi melayani ke negara-negara kepulauan di dekat New Zealand, seperti Fiji, Samoa, New Caledonia dan Tonga.

Pada tahun 1985 ia pergi bersama YWAM melayani ke Singapore. Bermarkas di Calvary Charismatic Church Singapore, Ian mengabarkan Injil ke daerah-daerah terpencil di negara-negara Asia Tenggara, bahkan sempat hidup selama setahun di antara para pengayau pulau Kalimantan untuk mengabarkan Injil kepada mereka. 

Di Singapore Ian bertemu dengan kekasih hatinya, Jane Stephens, seorang gadis sepelayanan yang berasal dari Canada.

Awal tahun 1988 Ian mengajak Jane pulang ke kampung halamannya di New Zealand. Selama beberapa bulan mereka menetap di sana sambil merancangkan persiapan-persiapan bagi upacara pernikahan mereka yang akan diselenggarakan di Vancouver, Canada, kota asal Jane.

Tetapi beberapa minggu sebelum hari keberangkatan mereka ke sana, Ian menerima sebuah undangan. Pada suatu malam Pertemuan Para Petani di kota Hamilton, ia diminta oleh penduduk setempat untuk memberikan penyajian mengenai kesaksian hidupnya yang ajaib tersebut.

Di tempat itulah Tuhan memulai penggenapan semua rencana-rencana-Nya bagi kehidupan Ian, sesuai dengan nubuatan yang diucapkan oleh-Nya sendiri!

Tak pernah terduga oleh Ian, bahwa peristiwa menakjubkan yang sudah mengubah hidupnya secara drastis tersebut akan membawanya pergi mengelilingi dunia lagi. Hanya sekarang perjalanan itu mempunyai alasan dan tujuan yang amat berbeda!

Kali ini ia pergi bukan untuk memuaskan keinginan hatinya sendiri, melainkan untuk menyenangkan hati Bapa di sorga, … untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus ke seluruh dunia melalui kisah nyata yang dialami olehnya.

Ternyata pelayanannya yang bertaraf antarbangsa itu diawali oleh sebuah video kesaksian yang direkam secara spontan pada malam hari itu. Hasilnya dilipat-gandakan dan dibagi-bagikan secara bebas oleh orang-orang yang sudah terjamah hidupnya setelah mendengarkan kisah nyata yang dialami oleh Ian pada saat kematiannya. Pengalaman yang amat mengesankan itu diceriterakan olehnya dengan penuh ketrampilan, … penuh urapan dan ‘kuasa’ Roh Kudus.

Malam itu suatu hal yang tak terduga sebelumnya telah terjadi! Untuk pertama kalinya Ian menyadari, bahwa penyajian kisah petualangan dan pertobatannya tersebut bisa mempengaruhi dan mengubah kehidupan orang-orang yang mendengarkannya. Ia melihat sendiri hasilnya, bagaimana mereka bersedia untuk bertobat pada saat itu juga, dan seperti yang sudah dialami olehnya sendiri, hidup mereka secara instan diubahkan oleh kasih karunia Tuhan untuk selama-lamanya!

Selain itu video amatiran yang direkam di sana juga telah mengakibatkan gelombang-gelombang pertobatan hidup yang terjadi di mana-mana. Kisah luar biasa mengenai perjalanan, penderitaan, perjuangan, pengampunan, penyelamatan dan pembaharuan hidup anak muda yang hilang ini tersebar luas ke seluruh dunia dalam waktu yang amat singkat, terutama di negaranya sendiri: New Zealand, dan juga di negara-negara lainnya seperti: Australia, Canada dan England.

Ia teringat akan visi yang diperlihatkan oleh Tuhan kepadanya, di mana ia menyaksikan tak terhitung banyaknya jumlah orang-orang yang berdiri berdesak-desakan di belakang ibunya. Begitu banyak jumlahnya, sehingga wajah-wajah mereka tidak bisa dikenali lagi, ... lenyap tertelan oleh jarak dan kegelapan yang ada di belakang mereka, membuat mereka semua tampak seperti butir-butir pasir di tepi pantai saja!

Ia juga teringat akan pernyataan Tuhan kepadanya pada saat itu: “Ian, jika engkau tidak pulang kembali, banyak sekali dari orang-orang yang engkau lihat di sana tidak akan pernah memasuki rumah-Ku untuk mendengar nama-Ku.”

Ternyata malam bersejarah di kota Hamilton itu merupakan awal penggenapan nubuatan Tuhan Yesus Kristus atas kehidupan dan pelayanan Pastor Ian McCormack!

Ian dan Jane menikah di Canada bulan September 1988. Sekarang mereka sudah dikaruniai tiga orang anak. Semenjak awal tahun 1989 mereka menetap dan melayani di New Zealand, di mana pada tahun 1991 Ian dilantik menjadi seorang pendeta di gerejanya.

Lebih dari 10 tahun lamanya Ian dan keluarganya berkelana ke seluruh dunia, memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus melalui kesaksiannya yang amat unik tersebut.

Semenjak tahun 1993, tanpa mengenal lelah, mereka sekeluarga pergi ‘mengembara’ dari benua ke benua, negara ke negara, kota ke kota, bahkan dari gereja ke gereja. Mereka hidup dengan iman, … penuh keyakinan, bahwa Tuhan akan memelihara dan mencukupi kebutuhan mereka, di mana pun mereka berada.

Mulai bulan Agustus 2007 mereka sekeluarga pindah ke England untuk bermukim di sana. Bermarkas di kota London, ia akan meneruskan pelayanannya ke seluruh dunia, ke mana Tuhan berkenan mengirim dia untuk melayani umat-Nya. Tidak ada gereja-gereja yang terlampau ‘kecil’ atau ‘tak berarti’ baginya, di mana oleh karenanya ia tidak bersedia untuk datang melayani di sana. Ia tidak pernah memandang bulu! 

Kesaksian hidup Ian McCormack sudah dikaryakan dua kali secara professional dalam bentuk documentaries. Video atau DVD kesaksiannya bisa didapatkan secara cuma-cuma di beberapa kota di Australia dan New Zealand, atau paling sedikit dijual murah sekali di gereja-gereja, hanya sebagai pengganti ongkos harga sekeping DVD kosong belaka. Usaha-usaha pelayanan itu dibiayai oleh badan-badan misi dengan bantuan keuangan dari beberapa sponsors setempat.

Dari tahun ke tahun banyak sekali websites dan acara-acara televisi kristiani di dunia yang menampilkan kisahnya. Bersama berlalunya waktu, Tuhan juga mengirimkan banyak sekali volunteers di bidang-bidang yang diperlukan oleh Ian untuk membantu dan melengkapi pelayanannya di ladang Tuhan.

Jika Anda mempunyai hasrat untuk mengundang Pastor Ian McCormack datang melayani di gereja Anda sebagai seorang tamu pembicara, silahkan menghubungi hamba Tuhan ini melalui website pribadinya: http://www.aglimpseofeternity.org/. Di sana Anda bisa mempelajari semua jadwal perjalanannya sepanjang tahun, bahkan tahun yang berikutnya.

Apabila kesaksian hidup hamba Tuhan ini sudah berhasil memberkati, bahkan menguatkan iman Anda, lalu Anda berhasrat untuk membagikannya kepada orang lain yang Anda tahu ... sedang membutuhkannya, selain mereka bisa membaca bagian terbesar kisah tersebut melalui blog ini, Anda juga bisa memberikannya dalam bentuk hardcopy kepada mereka yang kurang menyukai internet

Kisahnya yang lengkap bisa Anda baca di dalam buku ‘Sekilas dari Keabadian’ - Sebuah Kisah Nyata Ian McCormack, yang menjelang akhir tahun 2008 sudah diterbitkan di Indonesia. 

Anda bisa mendapatkannya melalui situs ini, atau di toko-toko buku Kristen kota Anda di Indonesia.

(Bersambung

SEKILAS DARI KEABADIAN (36)
Kesaksian Ian McCormack 

DOA PERTOBATAN

Wednesday, February 18, 2009

Sekilas dari Keabadian (34)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

KEBENARAN FIRMAN TUHAN

Akulah pintu; barang siapa masuk melalui Aku, ia akan selamat dan ia akan masuk dan keluar dan menemui padang rumput.” (Yohanes 10:9)

Malam pertama ketika saya masih beristirahat di dalam kamar, tiba-tiba saya terjaga dari tidur di tengah malam buta dengan keringat-keringat dingin yang bercucuran membasahi seluruh tubuh saya.

Duduk di tepi tempat tidur dengan hati gundah saya berseru kepada-Nya: “Tuhan, … mengapa hatiku merasa gelisah sekali? Katakanlah apa yang harus kulakukan sekarang?”

Saat itu juga Ia memerintahkan: “Ian, sekarang sudah tiba waktunya bagimu untuk membaca dan mempelajari isi Alkitab.”

Setelah meminjam dari ayah saya, malam itu saya mulai membacanya. Ternyata dalam waktu enam minggu, saya berhasil mempelajari segenap isi firman Tuhan dari halaman yang pertama sampai halaman yang terakhir.

Selama itu saya tidak pernah mau berpisah darinya. Ke manapun saya pergi, buku itu selalu berada di dalam genggaman tangan saya.

Ibu saya menjadi kuatir melihat tingkah laku saya, karena semenjak menetap di rumah lagi, saya gemar sekali menyendiri. Pada suatu hari ia menegur saya: “Ian, apakah engkau akan terus menghindari ajakan-ajakan sahabat-sahabatmu untuk pergi ke luar bersama mereka di malam minggu?”

Jawaban yang saya berikan membuat air matanya mengalir turun membasahi pipi-pipinya: “Mama, yang terpenting bagiku sekarang adalah kebenaran firman Tuhan. Aku ingin mengetahui, siapakah Dia yang sudah menciptakan alam semesta ini? Aku ingin mengenal dan menelusuri segala rencana-rencana-Nya, karena aku sudah berjanji kepada Tuhan, bahwa mulai saat pertemuanku dengan-Nya itu, aku akan hidup sesuai dengan kehendak-kehendak-Nya.”

Saya tahu, jawaban saya bukan hanya mengharukan hatinya saja, tetapi sudah membuat ia merasa bahagia sekali. Melalui pertobatan dan perubahan sikap hidup saya, ia mendapat kepastian, bahwa paling sedikit, permohonan doa yang dipanjatkan olehnya bertahun-tahun lamanya bagi kami sekeluarga, sebagian sudah dijawab dan dipenuhi oleh Tuhan.

Ketika membaca ayat-ayat pertama yang mengawali Kitab Kejadian, saya menjadi tertegun sekali: “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, …” (Kejadian 1:1-2a)

Hati saya tersentak, karena teringat akan tempat gelap menakutkan yang pertama-tama saya ‘kunjungi’ pada detik-detik kematian saya. Saya melihat dan merasakan kepekatan atmosfir mengerikan yang menguasai daerah itu. Suatu tempat gelap gulita yang dingin sekali, yang terpisah total dari segala sumber-sumber cahaya yang saya ketahui, ... tempat yang saya ketahui dengan pasti, dihuni oleh roh-roh yang amat jahat! Nyaris sekali saya dihukum di sana, di tengah-tengah mereka, terasingkan dari kasih karunia Tuhan untuk selama-lamanya!

“… dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air. Berfirmanlah Allah: ‘Jadilah terang.’ Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, …” (Kejadian 1:2b-4a)

Kembali saya bisa memahami pengertian ayat-ayat tersebut. Sinar terang itu bukan hanya baik saja, tetapi baik sekali! Bahkan berdasarkan kejadian-kejadian yang saya alami sendiri, … sinar itu luar biasa baiknya!

“… lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.” (Kejadian 1:4b)

Saya juga segera bisa memahami makna ayat tersebut! Terang itu sama sekali terpisah dari gelap! Saya telah melihat, bahkan mengalaminya sendiri! Dan kedua tempat yang amat kontras tersebut dihubungkan oleh sebuah terowongan sinar yang amat panjang. Melalui lorong itulah saya sudah bertemu dengan Tuhan, Sumber Cahaya Yang Mahadahsyat, Pencipta segenap alam semesta ini!

Ketika saya membaca keempat Injil Perjanjian Baru, saya segera mengenali ciri-ciri karakter Tuhan Yesus Kristus melalui ajaran-ajaran-Nya yang diabadikan di sana. Ajaran yang selalu berpusat pada KASIH.

Begitu juga keajaiban-keajaiban yang sudah Ia lakukan selama masa-masa pelayanan-Nya yang singkat di dunia. Saya bisa menghayatinya, karena banyak sekali tindakan-tindakan-Nya yang penuh kasih, yang dikisahkan di sana, pernah saya alami sendiri pada malam bersejarah tersebut. Rasul Yohanes mencatat di dalam Injil pernyataan Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya: Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, melainkan ia akan mempunyai terang hidup.” (Yohanes 8:12)

Membaca tentang pengampunan dosa dan kasih karunia yang Tuhan berikan secara cuma-cuma kepada semua umat yang dari semula sudah dipilih oleh-Nya, air mata saya mengalir bercucuran tak terkendalikan lagi.

Lebih dari 14 tahun lamanya saya tidak pernah menangis seperti itu. Tangisan yang berlangsung lama sekali, yang meluapkan ke luar segala masalah, persoalan, penderitaan, kekecewaan, kepahitan dan lain sebagainya, yang tanpa saya ketahui … semenjak dahulu selalu terpendam dan tersembunyi di dalam hati saya.

Seakan-akan melalui kuasa Roh Kudus, Tuhan sedang membebaskan diri saya dari belenggu-belenggu ikatan dosa yang tidak pernah saya sadari sebelumnya.

Rasul Paulus menulis di Roma 10 ayat ke-13: “Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.”

Ayat itu mengingatkan saya akan penglihatan yang terjadi di dalam ambulans, di mana melalui pertolongan Tuhan sendiri saya menerima kesempatan yang pertama untuk bisa berdoa dan memanggil nama-Nya. Hanya oleh karena berkat kasih karunia Tuhan yang tidak terbatas saja, saya berhasil menerima kesempatan yang ajaib dan luar biasa tersebut!

Selain itu saya juga bisa menghayati perasaan rasul Yohanes! Ketika membaca kitab Wahyu, saya yakin, pertemuannya dengan Tuhan Yesus Kristus yang digambarkan olehnya di sana, meskipun tidak sama persis, sangat identik dengan pertemuan yang saya alami pada saat kematian saya.

Rasul Yohanes melukiskannya: “Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.” (Wahyu 1:13-14)

Begitu juga pengertian ayat-ayat yang ditulis olehnya: “Lalu ia menunjukkan kepadaku sungai air kehidupan, yang jernih bagaikan kristal, dan mengalir keluar dari takhta Allah dan takhta Anak Domba itu. Di tengah-tengah jalan kota itu, yaitu di seberang-menyeberang sungai itu, ada pohon-pohon kehidupan yang berbuah dua belas kali, tiap-tiap bulan sekali; dan daun pohon-pohon itu dipakai untuk menyembuhkan bangsa-bangsa.” (Wahyu 22:1-2)

Gambaran kesejahteraan dan keindahan sebuah planet baru yang tertera di dalam kitab tersebut adalah detil-detil panorama planet yang sama, yang telah saya saksikan di balik lubang besar terbuka yang saya ketahui dengan pasti, adalah tempat yang disediakan oleh Tuhan bagi mereka yang mengasihi-Nya!

Suatu tempat yang abadi, di mana pada suatu saat saya dan semua umat Tuhan lainnya, yang sudah ditebus dan diselamatkan oleh-Nya, akan hidup bersama-sama diliputi oleh kedamaian dan sukacita di bawah naungan kasih Tuhan yang tiada batasnya.

Saya yakin sekali, pengalaman yang saya uraikan di dalam buku ini adalah bukti kenyataan kasih karunia dan janji-janji Allah yang harus saya bagikan kepada setiap orang. Dialah yang mengutus saya untuk memberitakannya ke seluruh dunia, ... mengenai keberadaan-Nya, bahkan keberadaan sorga dan neraka!

Allah mengasihi kita semua, dan Ia ingin agar semua orang tidak binasa, melainkan beroleh kehidupan yang kekal.

Dan saya juga yakin sekali, dalam waktu dekat saya akan berjumpa lagi dengan-Nya, muka dengan muka! Hanya kali ini ... saya akan selalu menikmati kasih-Nya, dan juga kehidupan abadi yang sudah diperlihatkan oleh-Nya kepada saya.

Jadi ... bukan hanya mendapat kesempatan untuk menatap KEABADIAN itu SEKILAS saja!

Haleluya! Amin!

(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini

SEKILAS DARI KEABADIAN (35)
Kesaksian Ian McCormack 

PENUTUP: NUBUATAN DIGENAPI

Tuesday, February 17, 2009

Sekilas dari Keabadian (33)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

PULANG KE KAMPUNG HALAMAN

Pulanglah ke rumahmu dan ceriterakanlah segala sesuatu yang telah diperbuat Allah atasmu.” Orang itupun pergi mengelilingi seluruh kota dan memberitahukan segala apa yang telah diperbuat Yesus atas dirinya.’ (Lukas 8:39)

Sesuai dengan rencana mula-mula, pada hari yang sudah ditentukan, saya terbang meninggalkan pulau Mauritius menuju ke kota Perth di Australia.

Di sepanjang perjalanan yang amat jauh itu, kejadian ajaib yang saya alami pada saat kematian saya tersebut selalu terbayang di dalam benak pikiran saya. Semua kenangan yang mengerikan, mengharukan, mengesankan, maupun yang menakjubkan, mendorong diri saya untuk terus berdoa kepada Tuhan. Di dalam pesawat selama perjalanan di udara tak henti-hentinya saya bercakap-cakap dengan Dia.

Masih tiga minggu lamanya saya melewatkan waktu di Australia, di kota-kota Perth, Melbourne dan Sydney, sebelum meneruskan perjalanan saya pulang kembali ke kampung halaman saya di New Zealand.

Selama itu saya bisa merasakan perubahan-perubahan drastis yang terjadi pada pribadi saya, begitu juga pada pola kehidupan saya secara keseluruhan. Hal-hal yang dahulu tampak begitu penting, mendadak menjadi tidak berarti lagi bagi saya. Keinginan-keinginan untuk mengejar dan meraih segala sesuatu yang masih bersifat keduniawian menjadi lenyap tak berbekas!

Kejahatan-kejahatan di balik kebiasaan-kebiasaan yang dahulu selalu saya kerjakan mendadak tampak nyata sekali. Seolah-olah melalui terang sinar pandangan mata-Nya, mata hati nurani saya menjadi peka akan dosa-dosa yang mau-tak-mau selalu tersembunyi di belakangnya.

Pergaulan-pergaulan yang bebas, perzinahan, konsumsi minuman-minuman alkohol yang berlebih-lebihan, kecanduan akan rokok, ganja dan opium, … saya sadari sekarang adalah kebiasaan-kebiasaan buruk yang harus segera saya tinggalkan.

Bahkan yang paling menakjubkan, kefanatikan saya semenjak kanak-kanak akan olahraga-olahraga laut seperti: surfing dan diving, tiba-tiba saja menghilang tiada berbekas. Seakan-akan ‘passion’ tersebut sudah dicabut ke luar oleh-Nya secara supranatural, lenyap dari dalam kehidupan saya untuk selama-lamanya.

Begitu juga hati dan pikiran saya, … selalu dipenuhi oleh hadirat-Nya di manapun saya berada. Hasrat untuk berdoa dan berkomunikasi dengan-Nya semakin hari menjadi semakin bertambah besar. Mengenakan ‘headphone’ untuk menikmati lagu-lagu generasi muda pada masa itu yang ditawarkan di dalam pesawat selama perjalanan di udara juga tidak berhasil mengalihkan pikiran saya dari-Nya.

Mungkin suatu gejala hidup yang biasanya hanya bisa dihayati oleh orang-orang yang sedang dimabuk cinta.

Penuh keheranan saya berkata: “Tuhan, mengapa aku selalu memikirkan Engkau saja? Apakah sebenarnya yang terjadi, sehingga seluruh kehidupanku menjadi berubah seperti ini, seolah-olah semuanya telah Engkau ambil alih!”

Ketika itu saya mendengarkan sebuah lagu baru yang pada masa itu sedang menguasai penjualan pasaran musik sekuler di seluruh dunia: Down Under, yang dibawakan oleh pop-grup asal Australia: Men at Work.

Irama merdu lagu tersebut tiba-tiba diatasi oleh suara seseorang yang berkata: “Ian, engkau adalah seorang ‘Re-born Christian’.”

Istilah ‘Re-born Christian’ tidak pernah saya dengar sebelumnya. Saya juga tidak mengerti makna perkataan itu!

Di Bandara Auckland kedua orang tua saya datang untuk menjemput saya. Mereka merasa takjub sekali melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya, terutama sikap saya sebagai seorang anak terhadap mereka!

Ketika mendengar secara ringkas kisah yang saya alami di pulau Mauritius pada malam yang amat mengerikan tersebut, ibu saya menangis tersedu-sedu. Ia menjelaskan, bahwa saya baru saja mengalami suatu fenomena kristiani yang disebut: Born Again (Kelahiran Baru), suatu istilah lain yang mempunyai arti yang sama dengan ‘Re-born’.

Di dalam perjalanan tersebut untuk pertama kalinya saya mendengar, bahwa pada detik-detik yang sama menjelang kematian saya di pulau Mauritius, ibu saya di New Zealand juga menerima suatu visi dan wahyu yang ajaib dari Tuhan. Di sana ia melihat tubuh saya terbaring tertelentang menatap ke atas dengan mata yang terbelalak lebar. Kedua-duanya berwarna merah darah memancarkan rasa takut yang amat mengerikan hatinya.

Pada saat itu juga ia mendengar suara Tuhan memerintahkan kepadanya untuk segera memanjatkan doa peperangan bagi keselamatan hidup saya!

Oh, … hati saya merasa terharu sekali! Keterangan yang diberikan olehnya memperkokoh kebenaran peristiwa yang telah saya alami tersebut! Bahkan berhasil mengusir segala keraguan-keraguan di dalam hati yang masih sering dipergunakan oleh Iblis untuk mengganggu pikiran-pikiran saya.

Ayah saya, seorang yang masih belum percaya, ikut merasa takjub melihat perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya. Anak laki-lakinya menjadi seorang Kristen yang sudah ‘lahir baru’? Tentu sesuatu hal yang tidak pernah terbayangkan olehnya.

Sampai di rumah, saya melihat kamar saya sedikitpun tidak berubah susunannya seperti ketika saya pergi meninggalkannya dua tahun yang lalu, … tampak rapih dan bersih sekali. Plakat-plakat raksasa yang menggambarkan adegan-adegan surfing dan diving, begitu juga panorama-panorama keindahan pantai-pantai laut yang terkenal di dunia masih tetap tertempel menghiasi dinding-dindingnya.

Memandang sekeliling ruang tersebut hati saya merasa terharu sekali. Dua tahun yang lalu saya meninggalkannya sebagai seorang pemuda yang mempunyai hasrat amat besar untuk bisa menikmati semua kebebasan-kebebasan hidup yang ditawarkan oleh dunia kepada saya.

Tetapi sekarang saya berada di dalam kamar yang sama, bukan sebagai Ian McCormack yang dulu lagi, melainkan yang sudah lahir baru, … yang sudah mampu melihat segala sesuatu dengan terang sinar pandangan mata yang baru!

(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini

SEKILAS DARI KEABADIAN (34)
Kesaksian Ian McCormack 

KEBENARAN FIRMAN TUHAN