Showing posts with label Sorga. Show all posts
Showing posts with label Sorga. Show all posts

Thursday, April 8, 2010

Menatap 'Alam Seberang'


Oleh: John Adisubrata

“Samuel tidur sampai pagi; kemudian dibukanya pintu rumah TUHAN. Samuel segan memberitahukan penglihatan itu kepada Eli.” (1 Samuel 3:15)

Penglihatan adalah sebuah karunia adikodrati yang tidak bisa dijelaskan secara ilmiah. Tidak semua orang (kristiani) menerima anugerah luar biasa tersebut, anugerah yang menyebabkan mereka mampu menatap ‘alam seberang’. Alkitab mencatat banyak sekali tokoh-tokoh pilihan Tuhan yang dikaruniai keistimewaan itu, dari Abraham di awal Perjanjian Lama, sampai Yohanes di akhir Perjanjian Baru. Hingga sekarang masih ada banyak orang yang juga memberi kesaksian, bahwa mereka sering, atau paling sedikit pernah mengalami fenomena itu, … biasanya pada saat-saat pertobatan mereka.

Konon kabarnya, anak-anak yang masih kecil sekali mempunyai ‘daya penglihatan’ itu. ‘Kecil’, dalam arti masih bayi sampai kurang lebih umur di mana mereka mulai bisa mengekspresikan perasaan tanpa menggunakan kata-kata. Film The Sixth Sense pernah membahas tema itu dengan menarik sekali, tetapi dengan satu perbedaan, … anak kecil yang memiliki kemampuan supranatural tersebut bukan bayi lagi! Dikisahkan di sana, bahwa ia mampu melihat alam roh di tengah-tengah kesibukannya sehari-hari, bahkan bisa berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah mati. Jelas sekali jalan ceriteranya sangat berlawanan dengan isi firman Tuhan, karena semua itu disajikan murni berdasarkan dongeng-dongeng nenek moyang. Kalau bocah Samuel penglihatan sorgawi pada saat ia dipanggil oleh Tuhan (1 Samuel 3), anak kecil di dalam film tersebut justru mengalami kebalikannya. mendapat

Dahulu saya selalu merasa skeptis sekali, jika mendengar kisah-kisah semacam itu disebarkan dari mulut ke mulut. Seperti kisah yang terjadi pada anak-anak kecil yang diperkirakan sudah melihat ‘sesuatu’ di rumah duka yang tidak terlihat oleh orang-orang dewasa di sekitarnya, ketika diajak pergi melawat sanak keluarga yang sedang berdukacita semalam sebelum upacara penguburan jenazah. Andaikata saja mereka mempunyai kemampuan untuk menceriterakannya!

Tetapi rasa tidak percaya tersebut menjadi berubah, ketika kami sekeluarga mengalaminya sendiri kira-kira 17 tahun yang lalu. Peristiwa itu terjadi pada waktu kami sekeluarga bermaksud untuk pindah rumah. Dengan seorang agen real estate, kami bertemu di depan sebuah rumah yang sedang dipasarkan olehnya. Membawa putra kami yang masih kecil masuk ke rumah itu, kami dikejutkan oleh reaksinya yang tidak wajar. Tepat pada saat kami melangkah melewati pintu masuknya, anak yang biasanya tidak pernah rewel itu berteriak keras, … menangis tak henti-hentinya sampai warna kulit mukanya menjadi merah sekali. Apapun yang kami lakukan untuk menenangkan dirinya tidak bisa menghentikan jeritan dan tangisannya yang menggebu-gebu. Seolah-olah ada ‘sesuatu’ yang sangat asing di dalam rumah itu, yang membuat ia merasa takut sekali. Baru setelah kami pergi dari sana, ia mau berhenti. Sekarang setelah saya lahir baru dan mengetahui kenyataan alam roh yang sebenarnya, saya bisa mengerti dan memahami peristiwa itu. Tentu di luar pengetahuan kami, ia telah melihat ‘alam seberang’, dan menyaksikan roh-roh jahat yang tak terpandang oleh ‘mata’ orang-orang dewasa, menduduki dan menguasai rumah tersebut.

Selain bayi dan anak-anak kecil, orang-orang yang hampir mati juga diperkirakan mempunyai kemampuan untuk melihat alam seberang. Ev Sadhu Sundar Singh, seorang hamba Tuhan dari India, pernah menulis sebuah buku mengenai penglihatannya di alam roh ketika ia sedang berdoa. Di sana ia dikunjungi oleh empat orang kudus yang menjelaskan proses-proses kematian kepadanya. Mereka berkata, bahwa semua orang yang belum menerima Kristus sebagai Juruselamat, akan dijemput dari ranjang kematian oleh roh-roh jahat yang menakutkan. Sedangkan orang-orang beriman akan dijemput oleh para malaikat, orang-orang kudus, atau anggota-anggota keluarga serta sahabat-sahabat mereka yang sudah mati. Bahkan menurut kesaksian Ev Sadhu Sundar Singh, bagi orang-orang yang sudah berhasil mencapai suatu tingkat kedewasaan rohani tertentu, Tuhan Yesus sendiri yang akan datang menjemput untuk menuntun roh mereka masuk ke sorga! Mazmur 116:15 meneguhkan hal itu: Berharga di mata TUHAN kematian semua orang yang dikasihi-Nya.” sebagai

Ketika saya membaca kesaksian itu untuk pertama kalinya, saya harus mengakui, bahwa saya tidak menyetujui sebagian besar dari isi buku tersebut. Tetapi … pendirian yang keras itu pun melunak sedikit, ketika saya menyaksikan sendiri pengalaman seorang saudara seiman di hari-hari terakhir masa kehidupannya. Suatu malam ketika saya datang menjenguknya, dalam keadaan sekarat ia berkata, bahwa ia bisa melihat ‘orang-orang’ berdiri tidak jauh di sisi kiri dan kanan tempat tidurnya. Padahal di dalam kamar rumah sakit ICU sekecil itu, tidak ada orang-orang lain selain kami berempat, yaitu dia, bekas isterinya dengan suami yang baru, dan saya sendiri! Pernyataan itulah yang membuat saya mempertimbangkan lagi kisah penglihatan Ev Sadhu Sundar Singh, kendatipun sampai saat ini … terus terang saja, tetap tidak semuanya sesuai dengan pandangan saya.

Saya teringat akan ayat-ayat yang mendukung sebagian dari kesaksiannya, yaitu tentang penglihatan Stefanus sesaat sebelum ia mati dirajam: Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah Para Rasul 7:55) Sebelum menghembuskan nafas yang terakhir Stefanus berkata: “Ya Tuhan Yesus, terimalah rohku.” (Kisah Para Rasul 7:59b)

Tetapi … selain anak-anak kecil dan orang-orang yang hampir mati, kucing-pun dikabarkan mempunyai kemampuan supranatural seperti itu. Film termasyhur Ghost, pernah menunjukkan adegan di mana kucing milik Molly Jensen (Demi Moore) bisa melihat ‘roh’ Sam Wheat (Patrick Swayzee) yang baru mati terbunuh berkeliaran di dalam rumah mereka. Apakah kesimpulan seperti itu diambil berdasarkan ajaran-ajaran tradisi turun-temurun, … saya kurang yakin. Tetapi memang sedari dahulu di negara-negara di mana penduduknya masih menyembah berhala, keberadaan kucing selalu dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan black magic!

Seperti biasa, … pada awalnya saya juga tidak mempercayai hal itu. Tetapi sebuah artikel karya Dr David Dosa mengenai seekor kucing bernama Oscar, yang ditampilkan di New England Journal of Medicine edisi tanggal 26 Juli 2007, berhasil mengubah pandangan saya tersebut. Dokter yang biasanya hanya menulis artikel-artikel yang bersifat ilmiah, kali ini diluar dugaan para pembacanya, menulis tentang ‘kemampuan’ luar biasa seekor kucing berumur dua tahun, yang tidak bisa dikaji dengan ilmu pengetahuan. Oscar adalah salah satu dari enam ekor kucing yang dipelihara di sebuah rumah orang-orang jompo di kota Providence, Amerika Serikat. Berbeda dengan kucing-kucing lainnya yang biasanya selalu ramah dan mau bergaul dengan semua orang, Oscar lebih suka menyendiri dan hanya mau mendekati orang-orang yang sudah hampir mati saja. Entah ‘apa’ atau ‘siapa’ yang menyebabkannya, tetapi ia selalu tahu waktunya, dan mau datang untuk menemani pada jam-jam terakhir kehidupan mereka. Menurut Dr David Dosa, Oscar selalu berhasil dengan tepat sekali di dalam meramal kematian setiap pasien yang menetap di sana. Sampai saat artikel itu ditulis, lebih dari 25 kasus kematian sudah diprediksi olehnya dengan sangat akurat.

Apabila Oscar naik ke atas ranjang seorang pasien, lalu membaringkan diri dan tidur di sisinya, para pekerja rumah orang-orang jompo tersebut tahu, bahwa itulah waktunya bagi mereka untuk segera menghubungi sanak saudaranya, karena dalam waktu dua sampai empat jam kemudian ia pasti akan meninggal dunia. Setiap hari secara rutin Oscar berjalan mengelilingi seluruh kompleks perumahan itu untuk mencari orang-orang tua yang akan mati, yang perlu ditemani olehnya. Proses kematian biasanya berlangsung berhari-hari lamanya, tetapi bagi Oscar yang terpenting hanya dua sampai empat jam terakhir saja. Bagaimana ia bisa mengetahuinya dengan begitu tepat, tidak ada seorang pun yang mampu untuk menelaah sebab-sebabnya.

Dr Joan Teno dari Brown University, seorang ahli perawat pasien-pasien yang sedang sakit keras, menganalisa tingkah laku Oscar selama mempersiapkan seorang pasien yang ia tahu tidak lama lagi akan meninggal dunia. Melihat sikap Oscar yang acuh sekali dengan pasiennya, ia merasa yakin, bahwa kali ini berita mengenai keahlian Oscar tersebut akan dibuktikan keliru olehnya! Pada waktu itu Oscar sudah memprediksi kematian 12 orang dengan tepat sekali. Jadi itu merupakan kasus yang ke-13 untuknya. Tetapi ternyata dugaan Dr Joan Teno-lah yang keliru, sebab orang tua itu akhirnya baru meninggal hari berikutnya. Seperti biasa, Oscar ditemukan melingkar di sisinya, tidur menemani orang tua itu selama empat jam sebelum saat kematiannya.

Berbagai teori dikemukakan oleh para ahli penyakit di sana, bahwa ada kemungkinan, seperti umumnya anjing-anjing yang sudah terlatih untuk mencium bau sel-sel kanker di dalam tubuh orang-orang sakit, Oscar juga bisa ‘mencium’ bau kematian, karena ada odor-odor tertentu yang diperkirakan terpancar keluar dari dalam tubuh orang-orang yang mau mati. Kemungkinan memang ada, tetapi saya yakin bukan itu penyebabnya, karena jelas sekali, di dalam hal ini kemampuan penciuman anjing jauh lebih superior dari pada kucing.

Tanpa bisa membuktikannya secara ilmiah, saya yakin, Oscar mempunyai kemampuan untuk menatap ‘alam seberang’, di mana ia menyaksikan di dalam rumah orang-orang jompo itu, bagaimana roh-roh, baik malaikat maupun setan, datang menjemput, menunggu saat kematian orang-orang tua tersebut, untuk ‘merengut’ nyawa mereka, seperti yang sudah diuraikan oleh Ev Sadhu Sundar Singh di dalam bukunya. Oscar hanya ingin menemani untuk menenangkan hati mereka saja pada saat-saat yang kritis itu.

Karena pernah mengalaminya sendiri pada waktu lahir baru, saya yakin, Oscar bisa menatap kenyataan alam roh yang tidak tampak bagi mata orang-orang biasa, tetapi bagi setiap kucing seperti dia, anak-anak yang masih kecil sekali, atau orang-orang yang sudah hampir mati, tampak dengan jelas sekali. Tak terkecualikan, … juga orang-orang beriman yang memang sudah dianugerahi oleh Tuhan karunia penglihatan yang luar biasa tersebut untuk melayani umat dan kerajaan-Nya di dunia. Haleluya!

Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin!

John Adisubrata
April 2010

Friday, July 24, 2009

Orang-Orang Berparas 'Buruk'


Oleh: John Adisubrata

Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7b)

Akhir-akhir ini dunia sedang dilanda dengan dahsyatnya oleh ‘penyakit menular’ yang bernama: narcissism! Lazimlah bagi banyak orang untuk selalu mendahulukan, mementingkan dan memperhatikan keperluan diri sendiri, sesuai ‘teladan-teladan’ yang dikumandangkan melalui berbagai media oleh para bintang dan orang-orang terkenal lainnya yang dikagumi masyarakat. Kepentingan-kepentingan yang tidak penting, karena bagi (ego) mereka tampak lebih penting, didahulukan di atas segala kepentingan lain yang sebenarnya jauh lebih penting dan berguna bagi kehidupan dan kebaikan bersama. Salah satu di antaranya adalah kefanatikan di bidang penampilan diri!

Keinginan untuk terus-menerus ‘memperindah’ paras atau bentuk tubuh, mengakibatkan banyak orang memilih untuk mendapatkannya secara instan. Akibatnya ... klinik para ‘ahli’ bedah plastik di mana-mana selalu dipenuhi oleh pasien-pasien yang memerlukan service mereka dengan segera. Kalau dahulu kebiasaan seperti itu hanya terjadi di kalangan para artis tenar Hollywood saja, sekarang orang-orang biasa juga sudah berlomba-lomba mengikuti teladan mereka.

Sampai saat ini masih banyak orang yang terus berusaha menemukan ‘The Fountain of Youth’ yang semenjak zaman dahulu kala telah menjadi dambaan tokoh-tokoh ceritera-ceritera dongeng, ... biasanya raja-raja yang berhasrat ‘memerintah’ untuk selama-lamanya. Mereka berusaha untuk menentang berlalunya waktu dengan memutar kembali jarum-jarum jam yang terus berdetik maju. Keinginan untuk selalu mempunyai penampilan yang segar dan muda, kalau bisa ... untuk selama-lamanya, memaksa mereka untuk mengambil jalan-jalan pintas yang tidak natural!

Teman saya yang pernah bekerja sebagai asisten seorang plastic surgeon di kota Brisbane, Australia, berkata, bahwa saat ini bisnis semacam itu sedang berkembang dengan pesat sekali di kota kami. Setiap lunch break klinik di mana ia bekerja selalu dipenuhi oleh pasien-pasien yang bersedia antri dengan sabar, menunggu giliran mereka menerima suntikan-suntikan botox untuk sejenak menghilangkan kerut-merut kulit, baik di wajah mereka maupun di bagian-bagian tubuh yang lain. Umumnya mereka adalah para karyawan kantor di tengah kota yang sedang menggunakan kesempatan waktu istirahat makan siang untuk memperbaiki penampilan mereka.

Pasien-pasien yang mengunjungi klinik itu juga beraneka-ragam sekali! Dari anak-anak remaja dan para lajang yang mulai berumur, sampai ke orang-orang yang sudah berusia amat lanjut. Dan yang paling menakjubkan, ... sekarang pelayanan seperti itu bukan hanya dibutuhkan oleh kaum wanita saja, tetapi juga oleh kaum pria yang tidak jarang bertampang cukup ‘macho’!

Tentu saja setiap orang mempunyai alasan-alasan tersendiri yang menyebabkan mereka bersedia melakukan kebiasaan yang jelas tidak bertarif murah tersebut. Tetapi sebuah alasan yang paling umum, yang biasanya dialami oleh setiap orang sebelum mereka bertemu dengan Kristus, adalah ketidak-percayaan akan keunikan diri mereka sebagai umat yang ‘khusus’ diciptakan oleh Tuhan untuk melengkapi rancangan-rancangan-Nya di dunia! Kebanyakan disebabkan oleh karena keyakinan mereka sendiri, bahwa selain mereka berparas tidak/kurang ‘layak’, mereka juga merasa tidak berharga sama sekali. Hal seperti itu umumnya terjadi di kalangan kaum remaja. Saya yakin setiap generasi pernah melaluinya.

Di akhir zaman Iblis bekerja keras untuk terus mengelabui ‘mata’ umat manusia, terutama mereka yang amat vulnerable, yang sedang berdiri di ujung-ujung persimpangan jalan, bingung menentukan jalan yang harus mereka tempuh. Ia ingin agar kita mengikutinya dengan memilih jalan yang sudah ditempuh olehnya, jalan yang akan membawa mereka menjauhi hadirat Tuhan. Ia ingin agar kita justru melakukan hal-hal yang tidak diperkenankan oleh-Nya!

Kitab Kejadian 3:4,5 mengatakan: ‘Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.” Pada waktu itu ia mempengaruhi Hawa untuk melawan hukum Tuhan dengan menjanjikan sesuatu yang tidak pernah bisa ia berikan kepadanya, yaitu ‘menjadikan Hawa seperti Allah’.

Sekarang menggunakan taktik yang serupa Iblis juga berusaha mempengaruhi umat manusia untuk melawan hukum yang sudah ditentukan oleh Tuhan gara-gara ketidak-taatan Adam dan Hawa di Taman Eden, yaitu ketidak-kekalan hidup sebagai akibat dosa mula-mula yang telah mereka lakukan tersebut. Firman Tuhan mengatakan: “Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terang dan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.” (Roma 13:14)

Tetapi kenyataannya, umat manusia justru melakukan kebalikannya. Terpengaruh oleh tipuan Iblis, mereka meninggalkan Tuhan dengan memuaskan keinginan daging yang bersifat sementara. Mereka memilih sesuatu yang tidak bisa diberikan oleh Iblis kepada mereka, yaitu kekekalan hidup yang hanya bisa diperoleh melalui persekutuan yang intim dengan Tuhan Yesus Kristus!

Kejadian 1 ayat 26a mencatat:Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, …” (Kejadian 1:26a) Raja Daud menulis: ‘Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.’ (Mazmur 139:13-14) Mengapa kita harus percaya kepada tipuan Iblis, jika Tuhan sendiri mengatakan, bahwa kita adalah makhluk yang sudah diciptakan dengan dahsyat dan ajaib, menurut gambar dan rupa-Nya?

Mengingat banyaknya ayat-ayat lain yang serupa, sejujurnya saja, … apakah ada orang-orang tertentu yang bisa kita kategorikan sebagai orang-orang yang berparas buruk, … termasuk kita?

Kira-kira dua tahun yang lalu saya mendengar sebuah ceritera humor yang mengawali khotbah pendeta gereja kami di suatu hari Minggu pagi. Kisah tanpa koneksi dengan tema khotbahnya tersebut berhasil menggelitik hati para jemaat, dan menyebabkan kami semua tertawa terpingkal-pingkal. Inilah kisah yang kami dengar, yang saya juluki: Orang-Orang Berparas ‘Buruk’.

Sebuah bis yang dipenuhi oleh orang-orang berparas ‘buruk’ mengalami kecelakaan fatal di jalan raya. Bis tersebut ditubruk dari depan oleh sebuah truk yang amat besar. Semua yang ada di dalamnya mati seketika itu juga. Sebagai akibatnya … mereka bertemu dengan Tuhan.

Oleh karena penderitaan mereka selama hidup gara-gara ‘keburukan’ wajah mereka, Tuhan merasa iba dan ingin menghibur dengan menjatah setiap orang yang ada di sana sebuah permintaan yang akan dikabulkan oleh-Nya, sebelum mereka masuk ke dalam sorga.

Berderetan mereka berdiri di hadapan-Nya. Kepada orang pertama Tuhan bertanya: “Apakah yang engkau inginkan, anak-Ku?” Tanpa merasa ragu ia menjawab: “Aku ingin menjadi seorang yang berparas cakap.” Tuhan menjamah kepalanya, dan … saat itu juga ia berubah menjadi seorang yang berwajah cakap sekali!

Tercengang melihat permintaan tersebut dikabulkan oleh Tuhan secara instan, ketika ditanya, orang yang berdiri di sebelahnya meniru permohonan rekannya: “Aku juga ingin mempunyai paras yang cakap seperti dia.” Kembali Tuhan hanya menjamah kepalanya saja, dan permohonan orang itu pun langsung dikabulkan!

Yang lain ikut merasa takjub menyaksikan perubahan wajah kedua rekannya. Oleh karena itu mereka juga ingin mempunyai wajah yang cakap seperti itu. Satu-per-satu keinginan-keinginan mereka dikabulkan oleh Tuhan. Tetapi ketika Ia baru melayani setengah jalan, tiba-tiba terdengarlah ledakan tawa seseorang yang berdiri paling akhir di ujung deretan tersebut.

Pada saat masih ada sepuluh orang yang belum menerima giliran mereka, ia sudah bergulung-gulung di bawah, tertawa terbahak-bahak tak terkendalikan lagi.

Akhirnya … berdirilah Tuhan di depannya, lalu bertanya: “Apakah yang menjadi keinginan hatimu, anak-Ku?”

Menenangkan diri sejenak setelah bangkit berdiri, dengan wajah masih tersenyum-simpul penuh kejenakaan ia menjawab: “Jadikanlah paras mereka semua buruk lagi seperti semula!”

Saya ikut tersenyum kala berusaha sebaik mungkin merangkai kata-kata untuk menceriterakan kembali kisah humor ini. Seandainya saja bukan cerita fiksi, meskipun sudah mengetahui sebelumnya, mungkinkah hati Tuhan ikut tergelitik oleh ‘kenakalan’ permintaannya? Saya tahu kisah tersebut tidak mungkin terjadi, sebab intinya saja sudah sangat tidak alkitabiah. Karena Tuhan tidak pernah memandang muka atau menilai kebahagiaan hidup umat ciptaan-Nya melalui penampilan mereka! (1 Samuel 16:7b)

Tuhan selalu menjenguk isi hati manusia terlebih dahulu untuk melihat, ‘Siapakah’ yang bersemayan di sana. Karena hanya Yesus yang menjadi penentu kelayakan mereka untuk bisa bertemu, atau menghadap Bapa di sorga. Hanya Ia saja yang mampu mengubah ‘keburukan’ paras kita untuk selama-lamanya!

Lagipula di sorga, ... semua orang sama ‘cakap’-nya, karena dosa-dosa leluhur yang sudah membelenggu hidup dan yang menyebabkan ketidak-sempurnaan (paras atau kharakter) kita sudah ditanggalkan untuk selama-lamanya. Di sana kecantikan atau ketampanan manusia bukan merupakan suatu hal yang penting lagi. Di sana Dia-lah yang paling penting!

Haleluya!

John Adisubrata
Juli 2009

Sunday, July 5, 2009

Berpulang ke Alam Baka


MICHAEL JACKSON DAN FARRAH FAWCETT

Oleh: John Adisubrata

Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.” (Pengkhotbah 9:5)

Pagi itu, hari Jumat tanggal 26 Juni 2009, kota Brisbane di Australia, yang biasanya selalu diliputi oleh udara cerah di mana langit biru dan benderangnya terik sinar matahari menjadi ciri-ciri khasnya yang termashyur di dunia, diselimuti oleh awan kelabu tebal yang sepanjang hari itu terus memercikkan hujan gerimis.

Baru saja dikabarkan melalui berita subuh radio dan televisi setempat, kematian artis Farrah Fawcett (-Majors), 62 tahun, salah seorang dari ketiga Charlie’s Angels yang asli, ‘malaikat’ yang paling dikenal oleh umum semenjak dasawarsa ke-70. Setelah berjuang dengan gigih memerangi penyakit kanker yang sudah menggerogoti tubuhnya lebih dari dua setengah tahun lamanya, beberapa jam sebelumnya, hari Kamis tanggal 25 Juni waktu Amerika, ia berpulang ke alam baka.

Diberitakan sekilas tentang riwayat hidupnya, kariernya yang sukses, kegagalan pernikahannya dengan Lee Majors, pertunangannya - on and off - dengan Ryan O’Neal yang berlangsung hampir 30 tahun lamanya. Hubungan tersebut membuahkan seorang putra, Redmond O’Neal (24 tahun), yang sekarang menjadi narapidana gara-gara keterlibatannya dengan narkotik. Juga kontroversi sekitar pose telanjang yang dilakukan olehnya ketika ia berumur 50 tahun, khusus untuk ‘Playboy’, majalah kaum pria yang paling laris di dunia.

Yang sangat mengharukan adalah perjuangannya yang didokumentasikan oleh sahabatnya, Alana Stewart, sebagai legacy Farrah bagi mereka yang belum bisa memahami penderitaan yang harus dilalui oleh orang-orang yang terserang penyakit jahanam tersebut. Bagaimana ia sehari-hari menjalani berbagai-macam cara pengobatan, dari yang tradisi sampai yang paling umum. Bintang yang dulunya ketika masih muda aktif, cantik dan termasyhur sekali oleh karena susunan rambutnya yang unik dan trendy tersebut, sekarang tampak amat berbeda, … lemah, lesu dan tidak berdaya.

Berdoa di atas tempat tidur sambil menggenggam erat-erat kalung rosario-nya, menunjukkan bahwa ia sebenarnya berasal dari keluarga yang beragama Katholik. Tampak nyata sekali, bahwa ia sadar akan keadaannya, dan sedang mempersiapkan diri untuk setiap saat berangkat menemui Penciptanya. Saya menjadi ingat akan keluhan nabi Yunus: Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. (Yunus 2:7) Saya yakin ayahnya, seorang percaya yang sudah berumur 91 tahun, sepanjang hidupnya selalu mendukung dia di dalam doa. Ryan dan Farrah memutuskan untuk akhirnya menikah. Tetapi sayang sekali, … mereka terlambat!

Hati saya terasa amat pedih menyaksikan berita-berita mengenai kematiannya yang sedang menguasai semua media di Australia pagi itu. Udara di luar rumah tepat menggambarkan perasaan saya saat itu. Kendatipun demikian hati saya merasa terhibur, karena sedikitnya selama itu Farrah sudah menerima kesempatan untuk mempertimbangkan masa hidupnya.

Tetapi kerisauan pagi hari itu ternyata tidak berakhir di situ saja!

Kira-kira jam 10 pagi waktu Brisbane hari Jumat yang sama (hari Kamis jam 4 sore di Los Angeles, Amerika), ketika mampir sebentar di toko David Jones dekat rumah, kami menjadi terkejut sekali menyaksikan melalui berpuluh-puluh TV yang dipajang di sana berita yang baru saja terjadi: … kematian mendadak artis termashyur lainnya, Michael Jackson, umur 50 tahun!

Hanya ada beberapa peristiwa serupa lainnya di dunia yang sampai sekarang mendapat reaksi yang sama dari saya, di mana awalnya saya selalu menolak untuk mempercayainya, tetapi tempat di mana saya melihat atau mendengarnya untuk pertama kali tidak terlupakan. Berita kematian Elvis Presley, John Lennon, Lady Di, Bunda Teresa, Steve Irwin, dan juga serangan teroris 9/11 di kota New York, masih tampak jelas sekali di dalam ingatan saya sampai sekarang. Apalagi peristiwa kelahiran baru saya sendiri! Semua itu mendapat reaksi yang sama. Saya ingat kapan terjadinya, apa yang sedang saya kerjakan, dan dimana saya mendengarnya! Berita terakhir ini pun saya jamin … tidak berbeda!

Sebagai seorang penggemar musik, tak terkecualikan, saya juga pernah menggemari lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Michael Jackson. Sampai sekarang saya harus mengakui, ia adalah seorang artis yang unik sekali. Semenjak saya melihat dia tampil membawakan lagu Billie Jean untuk pertama kalinya di Motown 25th Celebration tahun 1983, saya terpukau oleh bakatnya yang luar biasa. Saya selalu menyukai jenis-jenis musik yang ia bawakan! Sayang sekali, di samping pesatnya kenaikan karier superstar ini dalam waktu yang begitu singkat, timbul juga berbagai-macam kontroversi disertai tuduhan-tuduhan yang cukup serius, akibat gaya hidupnya yang amat nyentrik. Michael Jackson adalah salah satu bahan gosip media dunia yang paling menguntungkan!

Tetapi di balik semua itu, saya bisa melihat seorang pria yang berhati lembut, sopan, dermawan, suka menolong, dan yang dengan tulus hati rindu untuk selalu dikelilingi oleh anak-anak kecil. Mengingat masa pertumbuhannya sendiri, hal itu patut dimengerti. Seorang artis yang meskipun tergolong genius sekali, tetapi oleh karena kepolosan tabiatnya terkadang lupa, bahwa ia harus lebih berhati-hati dengan setiap perkataannya. Salah satu kesalahan yang ia lakukan dalam hal itu, hampir menyebabkan ia dipenjara. Terus terang saja, bersama banyak fans yang lain, saya ikut menghela napas lega pada saat mendengar hasil pengadilannya. Karena dari semula saya sudah berpendapat, bahwa semua itu terjadi hanya oleh karena ketamakan seorang ibu saja.

Hasratnya untuk terus mengubah parasnya melalui puluhan operasi-operasi plastik, juga tidak bisa menyembunyikan ‘kekosongan’ hidup yang dipancarkan oleh sinar matanya, yang bisa terlihat setiap kali ia tidak mengenakan kacamata hitamnya.

Saya teringat akan sebuah ayat di dalam firman Tuhan: Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian? (Roma 9:20) Seandainya saja ia mengerti arti ayat tersebut! Begitu juga ayat ini: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7b) Seandainya saja ia tidak terlampau bingung akan penampilannya! Yesus berkata: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (Lukas 16:15b) Andaikata saja ia memahami maksud Yesus tersebut!

Hati saya lebih terasa pedih lagi ketika membayangkan akhir hidupnya. Berbeda dengan kematian Farrah Fawcett yang dipersiapkan selama dua setengah tahun, tampaknya ia yang mati secara mendadak itu, tidak mempunyai kesempatan lagi untuk memperbaiki sikap hidupnya. Entah apa yang terjadi pada detik-detik terakhir saat kematiannya. Hanya Tuhan saja yang tahu!

Tetapi saya yakin, Ia akan mencurahkan kasih karunia-Nya setiap saat kepada setiap orang yang bersedia menerima Dia sebagai Juruselamat mereka, apa pun keadaan mereka. (Lukas 23:42-43) Alkitab berkata: Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (Roma 10:13) Tentu saja ayat tersebut mempunyai konteks arti yang jauh lebih dalam, yang harus dibaca keseluruhannya. Tetapi kurang-lebih, itulah yang dimaksudkan oleh nabi Yoel (Yoel 2:32), dan juga oleh rasul Paulus kala mengutipnya. Tuhan tidak akan memandang bulu, seperti yang telah dibuktikan oleh Yesus selama masa pelayanan-Nya di dunia. Bukankah Ia berkata, bahwa kedatangan-Nya di dunia bukan untuk menyelamatkan orang-orang yang (merasa) sehat, tetapi untuk mereka yang sedang ‘sakit’? (Markus 2:17) Di dalam hal ini, Farrah Fawcett dan Michael Jackson tidak terkecualikan!

Saya yakin, bukan tugas kita untuk menghakimi ‘nasib’ orang-orang lain sesudah kematian mereka. Kita cenderung untuk menentukan siapa yang berhak masuk sorga atau neraka, mengingat riwayat dan sikap-sikap hidup mereka sebelumnya! Pada detik-detik terakhir saat kematian seseorang, kasih karunia Tuhan yang luar biasa, yang terlampau dahsyat untuk bisa dipahami oleh daya pikiran kita yang amat terbatas, bisa dicurahkan! Karena Ia adalah Hakim Agung yang maha adil, yang mempunyai hak mutlak untuk mengaruniakan kasih-Nya kepada siapapun yang dikehendaki oleh-Nya, sesuai dengan rencana-Nya! Kita tidak berhak mencampuri urusan Tuhan!

Kejadian-kejadian sepanjang hari itu, selain membuat saya merasa prihatin sekali, juga mengingatkan dan mendorong saya, sebagai seorang kristiani, untuk lebih bersiap-siap lagi, karena masa kehidupan manusia di dunia ini memang sangat terbatas! Setiap saat giliran saya juga bisa tiba! Bagaimana dengan Anda?

Di luar cuaca udara masih tetap sama. Awan-awan kelabu tebal yang terus memercikkan hujan gerimis sepanjang hari Jumat itu masih tetap menutupi langit kota Brisbane. Ternyata malam harinya hujan turun dengan deras sekali, tidak berhenti sampai Sabtu pagi keesokan harinya!

John Adisubrata
Juli 2009

Saturday, February 21, 2009

Sekilas dari Keabadian (36)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

DOA PERTOBATAN

‘Angkatlah kepalamu, hai pintu-pintu gerbang, dan terangkatlah kamu, hai pintu-pintu yang berabad-abad, supaya masuk Raja Kemuliaan! “Siapakah Dia itu Raja Kemuliaan?” “TUHAN semesta alam, Dialah Raja Kemuliaan!” Sela’ (Mazmur 24:9-10)

Jikalau Anda mempunyai keinginan untuk mengenal Kristus dan mau menjadikan Dia Tuhan, Raja dan Juruselamat di dalam kehidupan Anda, Anda harus Lahir Baru terlebih dahulu. Keputusan itu adalah suatu tindakan bebas yang harus timbul dari kesadaran hati kita sendiri, dan harus keluar dari lubuk hati kita yang terdalam, di mana kita mengundang Tuhan Yesus Kristus untuk masuk ke dalamnya.

Melalui kuasa Roh Kudus, sesuai dengan janji Tuhan yang tidak pernah berubah sampai selama-lamanya, Alkitab menjamin, bahwa “Ia telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih” (Kolose 1:13).

Apabila Anda bersedia melakukannya, diri dan pribadi Anda PASTI akan diubahkan oleh-Nya, seperti yang sudah terjadi di dalam kehidupan Pastor Ian McCormack, dan juga melalui kesaksian-kesaksian sejati banyak pengikut-pengikut Kristus yang lain.

Kita tidak perlu harus mengalami peristiwa mengerikan yang mirip seperti peristiwa yang sudah dilalui oleh Ian di pulau Mauritius pada malam bersejarah tersebut, untuk akhirnya memutuskan diri kita menjadi pengikut-pengikut Kristus.

Karena tidak setiap orang menerima kesempatan yang kedua seperti dia. Banyak orang mengeraskan hati mereka, menolak tawaran-tawaran keselamatan hidup yang diberikan oleh Tuhan kepada mereka, dan ternyata … sesudahnya, mereka tidak pernah menerima kesempatan itu lagi. 

Kasus Ian sangat berbeda! Selain ia memang sudah dipilih oleh Tuhan untuk mengabarkan Injil-Nya ke seluruh dunia, Ian juga menerima kesempatan yang baru oleh karena kesetiaan ibunya yang tidak pernah mau menyerah untuk berdoa bagi keselamatan hidupnya.

Apakah Anda yakin ada anggota-anggota keluarga Anda, sahabat-sahabat Anda, atau orang-orang lain yang bersedia melakukan hal yang sama seperti ibu Ian bagi Anda?

Jika tidak, Pastor Ian McCormack menganjurkan kepada Anda untuk memutuskannya sekarang juga.

Ingatlah akan anjuran ibu Ian kepadanya sepanjang masa pertumbuhannya: “Ian, apapun yang terjadi di dalam hidup ini, bagaimanapun sulitnya keadaan yang harus engkau hadapi, bahkan sejauh apapun jarak hidupmu dari pada Tuhan pada saat itu, jika engkau berdoa dari lubuk hatimu yang terdalam, Tuhan AKAN selalu mendengar doamu, menjawab dan menolong engkau.”

Nasihat itu memang beralasan sekali, patut diterima dan dipraktekkan oleh semua orang. Karena doa yang mempunyai khasiat besar, harus keluar dari lubuk hati manusia yang paling dalam. Hanya doa yang berasal dari dalam hati saja yang mempunyai makna sejati di hadapan hadirat Tuhan.

Pastor Ian McCormack mengajak Anda untuk memanjatkan doa bersama-sama dengannya. Ucapkanlah kalimat-kalimat di dalam doa pertobatan di bawah ini dengan tulus, … dari lubuk hati Anda yang paling dalam:

Bapa di sorga,

Aku percaya, Anak-Mu Yesus sudah mati di kayu salib untuk menebus dosa-dosaku. Aku percaya, Ia sudah bangkit kembali, naik ke sorga, dan duduk di sebelah kanan-Mu.

Bapa, aku mengakui dosa-dosaku dan berjanji akan meninggalkan semua itu. Ampunilah aku, seperti aku juga mengampuni orang-orang yang bersalah kepadaku.

Bersihkanlah diriku, agar aku menjadi putih seperti salju. Kuduskanlah aku dengan kuasa darah-Nya.

Terima kasih, karena Engkau sudah mengaruniakan Roh-Mu yang kudus kepadaku. Dengan iman aku sudah menerimanya.

Aku berjanji, mulai saat ini aku hidup sesuai dengan kehendak-Mu. Dan aku akan selalu mengikuti langkah-langkah-Mu.

Bapa, aku berikan seluruh hidupku kepada-Mu. Engkaulah Tuhan dan Penebus hidupku. 

Semua ini kupanjatkan di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, Juruselamatku sampai selama-lamanya.

Amin!

Jika Anda mengucapkan doa tersebut dari dalam lubuk hati Anda, maka Anda baru saja ‘Lahir Baru’. Karena sekarang Kristus sudah bersemayan di dalam hati dan kehidupan Anda. Percayalah, Anda akan segera merasakan perbedaan yang akan terjadi di dalam kehidupan Anda! Seperti Ian, Anda akan melihat segala-galanya dengan terang sinar pandangan mata yang baru, pandangan mata-Nya, pandangan mata sorgawi!

Selain itu hati Anda akan selalu dipenuhi oleh kasih-Nya yang membakar kerinduan untuk melihat anggota-anggota keluarga Anda juga mengalami kelahiran baru.

Siapa tahu, kali ini adalah tugas Anda untuk menjadi pendoa syafaat bagi pertobatan mereka, seperti tugas yang sudah diberikan oleh Tuhan kepada ibu Ian bagi keselamatan Ian McCormack dan seluruh keluarganya?

Terpujilah nama Tuhan, karena besar kasih-Nya, dan juga … karena kesabaran-Nya yang luar biasa! Haleluya!

Amin!

John Adisubrata
Januari 2008
Diolah kembali: Februari 2009

Thursday, February 19, 2009

Sekilas dari Keabadian (35)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

PENUTUP: NUBUATAN DIGENAPI

“Tetapi sekarang, bangunlah dan berdirilah. Aku menampakkan diri kepadamu untuk menetapkan engkau menjadi pelayan dan saksi tentang segala sesuatu yang telah kaulihat dari pada-Ku dan tentang apa yang akan Kuperlihatkan kepadamu nanti.” (Kisah Para Rasul 26:16)

Tuhan menawarkan pilihan kepada Ian McCormack untuk kembali ke dunia dengan tujuan, agar orang-orang yang tidak terhitung banyaknya yang dilihat olehnya di dalam visi pada saat kematiannya, menerima kesempatan untuk mendengar nama Tuhan melalui pelayanan yang akan dipercayakan kepadanya.

Semenjak pulang kembali ke tanah airnya pertengahan tahun 1982 Ian bekerja untuk kakaknya, Sharon, yang mengusahakan hasil-hasil pertanian dan perternakan di sebuah desa yang bernama Okorire.

Awal tahun 1983 ia mendengar panggilan Tuhan untuk meninggalkan semuanya, dan memulai pekerjaannya di ladang Tuhan. Tetapi untuk pelayanan yang sudah bertaraf antarbangsa seperti sekarang ini, Ian harus sabar menunggu selama lima tahun!

Pertama-tama Tuhan mengirim Ian untuk bergabung dengan sebuah grup pelayanan misi di kota Hamilton yang bernama: Go Team. Setahun kemudian ia menjadi anggota grup Anastasis, sebuah tim misi lainnya yang berada di bawah naungan YWAM (Youth With A Mission), sebuah kelompok muda-mudi Kristen internasional yang terbesar di dunia. Bersama mereka Ian pergi melayani ke negara-negara kepulauan di dekat New Zealand, seperti Fiji, Samoa, New Caledonia dan Tonga.

Pada tahun 1985 ia pergi bersama YWAM melayani ke Singapore. Bermarkas di Calvary Charismatic Church Singapore, Ian mengabarkan Injil ke daerah-daerah terpencil di negara-negara Asia Tenggara, bahkan sempat hidup selama setahun di antara para pengayau pulau Kalimantan untuk mengabarkan Injil kepada mereka. 

Di Singapore Ian bertemu dengan kekasih hatinya, Jane Stephens, seorang gadis sepelayanan yang berasal dari Canada.

Awal tahun 1988 Ian mengajak Jane pulang ke kampung halamannya di New Zealand. Selama beberapa bulan mereka menetap di sana sambil merancangkan persiapan-persiapan bagi upacara pernikahan mereka yang akan diselenggarakan di Vancouver, Canada, kota asal Jane.

Tetapi beberapa minggu sebelum hari keberangkatan mereka ke sana, Ian menerima sebuah undangan. Pada suatu malam Pertemuan Para Petani di kota Hamilton, ia diminta oleh penduduk setempat untuk memberikan penyajian mengenai kesaksian hidupnya yang ajaib tersebut.

Di tempat itulah Tuhan memulai penggenapan semua rencana-rencana-Nya bagi kehidupan Ian, sesuai dengan nubuatan yang diucapkan oleh-Nya sendiri!

Tak pernah terduga oleh Ian, bahwa peristiwa menakjubkan yang sudah mengubah hidupnya secara drastis tersebut akan membawanya pergi mengelilingi dunia lagi. Hanya sekarang perjalanan itu mempunyai alasan dan tujuan yang amat berbeda!

Kali ini ia pergi bukan untuk memuaskan keinginan hatinya sendiri, melainkan untuk menyenangkan hati Bapa di sorga, … untuk memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus ke seluruh dunia melalui kisah nyata yang dialami olehnya.

Ternyata pelayanannya yang bertaraf antarbangsa itu diawali oleh sebuah video kesaksian yang direkam secara spontan pada malam hari itu. Hasilnya dilipat-gandakan dan dibagi-bagikan secara bebas oleh orang-orang yang sudah terjamah hidupnya setelah mendengarkan kisah nyata yang dialami oleh Ian pada saat kematiannya. Pengalaman yang amat mengesankan itu diceriterakan olehnya dengan penuh ketrampilan, … penuh urapan dan ‘kuasa’ Roh Kudus.

Malam itu suatu hal yang tak terduga sebelumnya telah terjadi! Untuk pertama kalinya Ian menyadari, bahwa penyajian kisah petualangan dan pertobatannya tersebut bisa mempengaruhi dan mengubah kehidupan orang-orang yang mendengarkannya. Ia melihat sendiri hasilnya, bagaimana mereka bersedia untuk bertobat pada saat itu juga, dan seperti yang sudah dialami olehnya sendiri, hidup mereka secara instan diubahkan oleh kasih karunia Tuhan untuk selama-lamanya!

Selain itu video amatiran yang direkam di sana juga telah mengakibatkan gelombang-gelombang pertobatan hidup yang terjadi di mana-mana. Kisah luar biasa mengenai perjalanan, penderitaan, perjuangan, pengampunan, penyelamatan dan pembaharuan hidup anak muda yang hilang ini tersebar luas ke seluruh dunia dalam waktu yang amat singkat, terutama di negaranya sendiri: New Zealand, dan juga di negara-negara lainnya seperti: Australia, Canada dan England.

Ia teringat akan visi yang diperlihatkan oleh Tuhan kepadanya, di mana ia menyaksikan tak terhitung banyaknya jumlah orang-orang yang berdiri berdesak-desakan di belakang ibunya. Begitu banyak jumlahnya, sehingga wajah-wajah mereka tidak bisa dikenali lagi, ... lenyap tertelan oleh jarak dan kegelapan yang ada di belakang mereka, membuat mereka semua tampak seperti butir-butir pasir di tepi pantai saja!

Ia juga teringat akan pernyataan Tuhan kepadanya pada saat itu: “Ian, jika engkau tidak pulang kembali, banyak sekali dari orang-orang yang engkau lihat di sana tidak akan pernah memasuki rumah-Ku untuk mendengar nama-Ku.”

Ternyata malam bersejarah di kota Hamilton itu merupakan awal penggenapan nubuatan Tuhan Yesus Kristus atas kehidupan dan pelayanan Pastor Ian McCormack!

Ian dan Jane menikah di Canada bulan September 1988. Sekarang mereka sudah dikaruniai tiga orang anak. Semenjak awal tahun 1989 mereka menetap dan melayani di New Zealand, di mana pada tahun 1991 Ian dilantik menjadi seorang pendeta di gerejanya.

Lebih dari 10 tahun lamanya Ian dan keluarganya berkelana ke seluruh dunia, memberitakan Injil Tuhan Yesus Kristus melalui kesaksiannya yang amat unik tersebut.

Semenjak tahun 1993, tanpa mengenal lelah, mereka sekeluarga pergi ‘mengembara’ dari benua ke benua, negara ke negara, kota ke kota, bahkan dari gereja ke gereja. Mereka hidup dengan iman, … penuh keyakinan, bahwa Tuhan akan memelihara dan mencukupi kebutuhan mereka, di mana pun mereka berada.

Mulai bulan Agustus 2007 mereka sekeluarga pindah ke England untuk bermukim di sana. Bermarkas di kota London, ia akan meneruskan pelayanannya ke seluruh dunia, ke mana Tuhan berkenan mengirim dia untuk melayani umat-Nya. Tidak ada gereja-gereja yang terlampau ‘kecil’ atau ‘tak berarti’ baginya, di mana oleh karenanya ia tidak bersedia untuk datang melayani di sana. Ia tidak pernah memandang bulu! 

Kesaksian hidup Ian McCormack sudah dikaryakan dua kali secara professional dalam bentuk documentaries. Video atau DVD kesaksiannya bisa didapatkan secara cuma-cuma di beberapa kota di Australia dan New Zealand, atau paling sedikit dijual murah sekali di gereja-gereja, hanya sebagai pengganti ongkos harga sekeping DVD kosong belaka. Usaha-usaha pelayanan itu dibiayai oleh badan-badan misi dengan bantuan keuangan dari beberapa sponsors setempat.

Dari tahun ke tahun banyak sekali websites dan acara-acara televisi kristiani di dunia yang menampilkan kisahnya. Bersama berlalunya waktu, Tuhan juga mengirimkan banyak sekali volunteers di bidang-bidang yang diperlukan oleh Ian untuk membantu dan melengkapi pelayanannya di ladang Tuhan.

Jika Anda mempunyai hasrat untuk mengundang Pastor Ian McCormack datang melayani di gereja Anda sebagai seorang tamu pembicara, silahkan menghubungi hamba Tuhan ini melalui website pribadinya: http://www.aglimpseofeternity.org/. Di sana Anda bisa mempelajari semua jadwal perjalanannya sepanjang tahun, bahkan tahun yang berikutnya.

Apabila kesaksian hidup hamba Tuhan ini sudah berhasil memberkati, bahkan menguatkan iman Anda, lalu Anda berhasrat untuk membagikannya kepada orang lain yang Anda tahu ... sedang membutuhkannya, selain mereka bisa membaca bagian terbesar kisah tersebut melalui blog ini, Anda juga bisa memberikannya dalam bentuk hardcopy kepada mereka yang kurang menyukai internet

Kisahnya yang lengkap bisa Anda baca di dalam buku ‘Sekilas dari Keabadian’ - Sebuah Kisah Nyata Ian McCormack, yang menjelang akhir tahun 2008 sudah diterbitkan di Indonesia. 

Anda bisa mendapatkannya melalui situs ini, atau di toko-toko buku Kristen kota Anda di Indonesia.

(Bersambung

SEKILAS DARI KEABADIAN (36)
Kesaksian Ian McCormack 

DOA PERTOBATAN