Showing posts with label Ted Bundy. Show all posts
Showing posts with label Ted Bundy. Show all posts

Friday, September 3, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (4)


Oleh: John Adisubrata

CONFIDE IN HIM!

“Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!” (Mazmur 139:23)

Ditujukan kepada semua orang kristiani, alkitab memperingatkan: Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.” (1 Yohanes 3:9) Melalui suratnya rasul Paulus juga menasihati jemaat di Korintus: Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)

Kedua ayat tersebut mengingatkan, bahwa sebagai umat yang sudah diselamatkan, kita dituntut untuk selalu (berusaha!) hidup kudus, karena semenjak saat perubahan penting itu terjadi, kita adalah umat ciptaan yang baru di dalam Kristus. Kendatipun demikian, sekalipun dinyatakan bahwa kita sudah disisihkan dari ‘dunia’, sedari awal kita tetap diciptakan sebagai makhluk-makhluk yang diberi kebebasan untuk memilih!

Itulah sebabnya, apabila kita tidak bersandar sepenuhnya pada firman Tuhan, setiap kali Iblis mengiming-imingkan kekuasaan, kehormatan, kekayaan, maupun kesempatan untuk memuaskan nafsu seksuil kita, biasanya tanpa mempertimbangkan lagi harga amat mahal yang akhirnya harus dibayar, kita sudah tertipu olehnya. Dan sebelum menyadarinya sendiri, kita sudah ‘terjun’ ke dalam lumpur dosa, ... melaksanakan kehendaknya. Tidaklah mengherankan, banyak orang (kristiani) yang ‘jatuh’, ... terjebak oleh kelihayan tipu muslihatnya.

Alkitab-lah satu-satunya sumber kebijaksanaan yang (harus) menjadi pedoman hidup kita. Apabila kita mau mempelajarinya dengan tekun, dan terutama ... mempraktekkannya, pada saat kita menghadapi godaan-godaan seperti itu, kita dikaruniai kekuatan adikodrati untuk bisa membedakan mana yang benar dan apa yang salah! Kitab Ibrani mengatakan: Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.” (Ibrani 4:12)

Yesus sendiri sudah membuktikan, bahwa firman Tuhan adalah senjata paling ampuh di dalam menghadapi godaan-godaan Iblis. (Efesus 6:11) Ketika dicobai di padang gurun, seperti kita sekarang, Ia juga harus memilih dan memberi keputusan! Injil mencatat, bahwa setiap jawaban yang Ia berikan selalu diawali dengan ungkapan: Ada tertulis, …” (Lukas 4:1-13)

Sejujurnya saja, siapakah yang tidak ingin melupakan ‘masa lampau’ mereka? Baik hal-hal ‘memalukan’ yang pernah terjadi, maupun hasrat di dalam hati yang kita pendam seumur hidup tanpa keberanian untuk melakukannya. Atau, keinginan untuk mengakhiri kebiasaan-kebiasaan yang sampai sekarang dengan penuh kesadaran masih kita lakukan secara sembunyi-sembunyi, sekalipun kita tahu itu adalah perbuatan dosa.

Alkitab menganjurkan, agar kita saling mengakui dan saling mendoakan. (Yakobus 5:16) Selain itu, seperti pengakuan dosa raja Daud yang dicatat di Mazmur 51, Tuhan juga ingin agar kita selalu berterus-terang kepada-Nya, mengakui segala kesalahan, kejahatan dan perbuatan-perbuatan dosa yang (pernah) kita lakukan.

Menyadari kemutlakan kuasa Tuhan, raja Daud berkata: “Ya Allah, Engkau mengetahui kebodohanku, kesalahan-kesalahanku tidak tersembunyi bagi-Mu.” (Mazmur 69:6) Ia juga mengagumi kemaha-tahuan-Nya: “Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kauketahui, ya TUHAN.” (Mazmur 139:4) Bagi dosa-dosa masa lampaunya ia bermazmur: Dosa-dosaku pada waktu muda dan pelanggaran-pelanggaranku janganlah Kauingat, tetapi ingatlah kepadaku sesuai dengan kasih setia-Mu, oleh karena kebaikan-Mu, ya TUHAN. TUHAN itu baik dan benar; sebab itu Ia menunjukkan jalan kepada orang yang sesat.” (Mazmur 25:7-8)

Dan ... bersyukur sekali akan pengampunan Tuhan, raja Daud berkata: ‘Dosaku kuberitahukan kepada-Mu dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada TUHAN pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku. Sela’ (Mazmur 32:5)

Bukankah Yesus pernah berkata: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Matius 11:28) Oleh karena kasih karunia-Nya, apapun yang pernah atau sedang kita lakukan, ... tak terkecualikan, pasti akan diampuni oleh-Nya, jika kita dengan sungguh-sungguh mau mengakuinya. Tetapi selain itu, seperti yang tertulis di 1 Yohanes 3:9 dan 2 Korintus 5:17, adalah tanggung jawab kita sendiri untuk menjaga, agar kita tidak memberi kesempatan kepada Iblis untuk menggoda dan menipu diri kita lagi. Rasul Paulus menulis: “ ... dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.” (Efesus 4:27)

Seorang pendeta mengutarakan hasrat hatinya untuk mengubah taman di depan rumahnya menjadi sebuah lingkungan yang menarik bagi burung-burung liar di daerahnya. Tetangganya menganjurkan agar ia memperlengkapinya dengan rumah-rumahan, tempat minum/mandi untuk burung, dan juga menyediakan makanan-makanan kesukaan mereka. Setelah menuruti nasihat tetangganya, dalam waktu sekejab suasana taman itu menjadi berubah sekali. Berbagai jenis burung mulai berdatangan dan singgah di sana. Tampaknya mereka menjadi kerasan sekali tinggal dan bermain-main di halaman depan rumahnya. Memakainya sebagai sebuah ilustrasi yang relevan, pendeta itu berkata, bahwa seringkali tanpa sadar kita juga melakukan hal yang serupa. Kita memberi kesempatan kepada Iblis dengan menciptakan sebuah lingkungan di dalam kehidupan kita di mana ia merasa welcome sekali untuk menetap.

Raja Daud pernah menciptakan lingkungan seperti itu ketika ia bermalas-malasan seorang diri di atas balkon istananya, pada saat seluruh perwira dan tentaranya sedang pergi berjuang di medan perang. Terpikat oleh tipuan Iblis, ... dibara oleh nafsu ‘kejantanan’-nya, akhirnya ia menjadi lupa daratan dan jatuh di dalam dosa perzinahan dengan Batsyeba! (2 Samuel 11) Tindakan yang awalnya ia lakukan tanpa sadar itu, tidak berbeda jauh dengan tindakan-tindakan rahasia yang kita kerjakan sekarang. Pada saat kita membaca atau menonton bahan-bahan yang bersifat porno, seorang diri di dalam kamar yang tertutup, dengan sukarela kita sudah membiarkan Iblis masuk ke dalam kehidupan kita. Itulah awal mula terciptanya dosa-dosa rahasia yang biasanya tidak akan berakhir di situ begitu saja, melainkan akan berkembang terus menjadi dosa-dosa yang lebih besar!

Apabila oleh karena situasi yang tak terduga, kita telah terlanjur membiarkan Iblis menduduki tempat di dalam kehidupan kita, alkitab berkata, bahwa Tuhan sudah memberi kuasa kepada umat-Nya untuk merebutnya kembali! Pertama-tama: dengan iman: “... sebab semua yang lahir dari Allah, mengalahkan dunia. Dan inilah kemenangan yang mengalahkan dunia: iman kita.” (1 Yohanes 5:4) Iman-lah yang membuat kuasa itu dianugerahkan kepada kita untuk memenangkan peperangan rohani yang kita hadapi sehari-hari. Kedua: dengan iman kita melawannya: “Karena itu tunduklah kepada Allah, dan lawanlah Iblis, maka ia akan lari dari padamu!” (Yakobus 4:7) Kuasa firman Tuhan, di dalam nama Yesus, pasti akan membawa kemenangan bagi kita! Tetapi di samping itu, yang harus mempunyai keinginan untuk mengubah sikap hidup serta menjaga kekudusan diri adalah kita sendiri.

Rasul Paulus menasihati jemaat di Filipi: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” (Filipi 4:8) Maksudnya, dari pada kita membuang waktu memikirkan hal-hal sementara yang tidak ada gunanya, yang bisa menyebabkan terciptanya dosa-dosa rahasia, ia menganjurkan agar kita memikirkan hal-hal sorgawi, yang kekal, ... yang bermanfaat bagi kehidupan kita. (Kolose 3:2) Ia menganjurkan, agar kita selalu hidup di dalam Roh: “Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging - karena keduanya bertentangan - sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki.” (Galatia 5:16-17)

Seperti yang sudah disinggung di awal artikel ini, setiap orang, termasuk saya, pasti menyembunyikan paling sedikit sebuah dosa rahasia, yang mungkin terjadi di masa lampau atau sampai sekarang masih tetap dilakukan secara diam-diam. Bagi yang mau bertobat, sekalipun awalnya diprakarsai dan ditawarkan oleh Tuhan, kesuksesannya mutlak berada di tangan kita. Oleh karena itu, janganlah sekali-kali mengabaikan perkataan Yesus kepada wanita yang tertangkap basah sedang berzinah di suatu siang hari bolong, setelah para pendakwanya yang bermaksud merajam dia pergi meninggalkan: “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.” (Yohanes 8:11)

Perintah itu masih berlaku sampai sekarang bagi semua orang yang bersedia meninggalkan ‘dosa-dosa rahasia’ mereka untuk selama-lamanya, yang mau berjanji untuk selalu mengikuti langkah-langkah-Nya sampai saat kedatangan-Nya kembali untuk kedua kalinya. Haleluya!

Terpujilah nama Tuhan untuk selama-lamanya. Amin!

John Adisubrata
September 2010

Thursday, August 5, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (3)


Oleh: John Adisubrata

TRAIN OF THOUGHTS

“Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.” (Matius 5:30)

Sekali lagi, ... selain ada banyak sekali macam dosa yang dirahasiakan oleh setiap orang, baik orang-orang kristiani maupun tidak, sebenarnya hanya ada dua kategori saja yang merangkum semuanya, yaitu: Perbuatan dosa yang pernah terjadi di masa lampau, dan perbuatan dosa yang dengan penuh kesadaran masih dilakukan sekarang. Keduanya bisa terjadi dengan sengaja maupun tidak.

Sengaja dalam arti: “Dari awalnya menyadari kenyataan dosa itu serta akibat-akibatnya, tetapi tetap melakukannya tanpa merasa gentar.”

Tidak sengaja dalam arti: “Dari awalnya menyadari kenyataan dosa itu serta akibat-akibatnya, tetapi walaupun sebenarnya tidak berhasrat, gara-gara emosi yang ‘membara’, menjadi lupa daratan dan akhirnya melakukannya dengan konsekuensi yang tidak jarang ditanggung seumur hidup, baik oleh diri sendiri maupun orang-orang lain.”

Seperti contoh-contoh yang sudah diuraikan sebelumnya, kendatipun tidak 100%, hampir semuanya adalah dosa-dosa seksuil, atau paling sedikit mempunyai kaitan erat dengan tema itu. Awalnya selalu terjadi di ‘alam fantasi seksuil’ seseorang, ... di setiap generasi, terutama yang masih muda belia, alam di mana khayalan-khayalan yang menyesatkan, lamunan-lamunan yang menyimpang, hasrat dan idaman hati setiap orang sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan hidup yang sebenarnya. Karena di sanalah Iblis berusaha untuk mempengaruhi umat manusia dengan menyelewengkan tujuan makna seks karunia Tuhan yang sebenarnya! Memakai ‘kaki-tangan’-nya di dunia, melalui seluruh media yang sedang populer setiap masa, ia menyebarkannya dengan gencar untuk meracuni benak pikiran korban-korbannya, dari yang berbentuk softcore sampai hardcore pornography. Semua itu telah diterima oleh masyarakat sebagai suatu hal yang cukup ‘normal’ di akhir zaman ini. Iblis tahu, jika kita bisa dipengaruhi olehnya di bidang itu, kita sudah menjadi miliknya!

Melalui suratnya, rasul Paulus memperingati jemaat di Efesus: “…, karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara.” (Efesus 6:12)

Selain alam roh, arena yang dimaksudkan oleh rasul Paulus di mana aktivitas-aktivitas semacam itu bisa terjadi, adalah alam pikiran kita sendiri. Di sanalah dosa-dosa rahasia manusia dimulai. Pada saat itu menjadi kenyataan, di luar kesadaran sendiri, kita sudah memindahkannya ke dalam hati kita, suatu arena lain di mana dosa-dosa seperti itu disimpan dan disembunyikan.

Kata dosa menurut definisi kamus alkitab mempunyai arti seperti ini: “Tindakan manusia secara perorangan ataupun secara bersama-sama yang menyimpang dari kehendak dan hukum Allah”. Di sini kata ‘menyimpang’ adalah sinonim kata ‘memberontak’, karena bagi Tuhan setiap sikap yang menentang Dia atau hukum-Nya adalah tindakan yang pasti memisahkan diri kita dari hadirat-Nya yang maha kudus.

Menolak atau meremehkan Tuhan, memperkosa atau membunuh seseorang, menggertak, menyalah-gunakan kekuasaan atau menganiaya jiwa (bullying) orang-orang yang lebih lemah, berzinah, mencuri, bergosip ria dan juga berbohong adalah tindakan-tindakan dosa. Dosa adalah dosa, karena memang tidak ada yang bisa dikategorikan sebagai dosa hitam atau dosa putih, dosa besar atau dosa kecil. Segala sesuatu yang menentang hukum Allah adalah dosa, apapun tujuan dan motifnya. Secara default, para ‘pemberontak’ itu sudah berada di pihak Iblis.

Setiap orang, beriman atau tidak, akan dihantui oleh kenyataan, bahwa dosa-dosa rahasia mereka akan selalu melekat di dalam ingatan. Apakah itu aborsi, masturbasi, kecanduan pornografi, homoseksualitas, paedophilia, atau perzinahan, pelacuran, pembunuhan, dan lain sebagainya. Sekalipun kita berusaha keras untuk melupakannya, Iblis tidak akan tinggal diam, karena ia mau memastikan, bahwa semua itu selalu segar di dalam ingatan kita. Apabila kita sudah terlanjur ‘jatuh’, ia juga akan memastikan, bahwa kita tetap terbelenggu oleh dosa-dosa tersebut.

Iblis dijuluki di dalam alkitab sebagai ‘pendakwa’ umat Tuhan. (Wahyu 12:10) Mengenal dosa-dosa rahasia setiap orang, dia-lah penanam ide-ide jahat tersebut di dalam pikiran kita. (Matius 13:25,39a) Tetapi kemudian dengan licik sekali, ia memutar-balik dengan menuduh, bahwa kitalah yang memulai pikiran-pikiran itu, ... kitalah yang menginginkannya. Apalagi ... jika kita sudah terlanjur melakukannya! Iblislah yang menjadi penyebab umat manusia selalu merasa bersalah, malu dan tidak berharga. Ia-lah yang menjadi penyebab kita tak henti-hentinya merasa menyesal.

Sebagai umat yang percaya, kita mempunyai dua pilihan: Menyerah dan menerima godaan-godaan Iblis tersebut begitu saja, terus membayangkan dan ‘menikmati’-nya, atau ... dengan menggunakan kuasa firman Tuhan, kita menghardiknya pergi! Karena jika kita tidak segera bertindak, akhirnya ia akan menguasai dan mendominasi hidup kita.

Itulah yang dimaksud oleh Tuhan Yesus ketika Ia memperingati para pengikut-Nya: “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.” (Matius 5:28)

Jadi jika sebelumnya, di zaman Perjanjian Lama, yang dikategorikan sebagai tindakan-tindakan dosa adalah actions (yang dilakukan), semenjak zaman Tuhan Yesus, ... hanya memikirkan saja (thoughts), kita sudah melakukannya! Iblis-lah yang menanam benih-benih jahat itu. Selama tetap dalam bentuk sebutir bibit (memandang), itu belum dosa. Tetapi pada saat benih tersebut mulai bersemi (menginginkan/membayangkan), sekalipun perzinahan belum terjadi (melakukan), hal itu sudah dikategorikan oleh-Nya sebagai dosa, karena sebenarnya kita sudah menikmatinya!

Jelas sekali, masturbasi adalah suatu tindakan dosa rahasia yang sekaligus merangkum ketiga-tiganya: memandang, menginginkan/membayangkan dan melakukannya!

Sekalipun tema ini tidak pernah dibahas secara langsung di dalam alkitab, tetapi sesuai hukuman mati yang tertimpa pada Onan, anak Yehuda (Kejadian 38), oleh karena perbuatannya yang menyebabkan namanya sampai sekarang dipergunakan di seluruh dunia untuk melukiskan asal-usul masturbasi (onani), pernyataan Yesus tersebut cukup untuk meneguhkan, bahwa hal yang biasanya dirahasiakan dan dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu adalah tindakan dosa!

Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; ...” (Efesus 6:11)

(Bersambung)

DOSA-DOSA RAHASIA (4)

CONFIDE IN HIM!

Thursday, July 22, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (2)


Oleh: John Adisubrata

SEXUAL FANTASIES

“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, ...” (Kolose 3:5)

Selain sedari dahulu umat manusia memang pandai sekali menutupi dan menyangkal dosa-dosa rahasia mereka sendiri, bahkan berpura-pura seakan-akan mereka adalah orang-orang maha kudus yang tidak pernah terlibat dengan hal-hal yang bertentangan dengan perintah-perintah Tuhan, biasanya mereka juga selalu berusaha untuk membuktikan ‘kebalikan’-nya. Seolah-olah dengan mengecam tindak tanduk orang-orang lain yang berani mempraktekkan dosa-dosa rahasia yang mereka sembunyikan itu, mereka bisa membentuk ‘alibi’ yang kuat.

Menjelang akhir tahun 2006 sebuah skandal tak terduga telah menggoncangkan masyarakat Kristen di Amerika Serikat, di mana seorang hamba Tuhan sudah tertangkap basah melakukan ‘perbuatan’, yang diketahui oleh umum, bertahun-tahun lamanya justru ditentang dan dihakimi olehnya. Melalui khotbah-khotbah di gerejanya, yang juga ditayangkan melalui televisi, ia dikenal sebagai seorang penginjil yang dengan gencar sekali selalu menyerang dan memerangi gaya hidup kaum gay (homoseksuil) di negaranya.

Bersembunyi di balik tedeng aling-aling tersebut, ternyata akhirnya terbongkar, bahwa kendatipun ia sudah menikah dan berkeluarga, diam-diam lebih dari tiga tahun lamanya secara rutin ia sendiri sudah menjadi pelanggan seorang pelacur laki-laki!

Jadi ... untuk menutupi dan menyembunyikan dosa rahasia tersebut, ia rajin menghakimi orang-orang lain yang berani melakukannya. Sungguh tidak berbeda dengan kemunafikan para ahli Taurat dan orang-orang Farisi di zaman Perjanjian Baru!

Peristiwa yang serupa terjadi pertengahan bulan Mei 2010 yang lalu, di mana seorang politikus Australia juga telah tertangkap basah melakukan hal yang sama. Diberitakan oleh media nasional, bahwa pria setengah abad yang sudah beristri dan mempunyai keluarga itu berhasil mengelabui mata mereka lebih dari 20 tahun lamanya. Bahkan penduduk daerah yang diwakili olehnya tidak pernah menyadari kelakuannya. Seperti Herman Rockefeller, ia mempraktekkan hidup penuh kemunafikan, ... a double life! Dikenal oleh masyarakat sebagai seorang yang menggagaskan kesejahteraan hidup kekeluargaan yang harmonis, ternyata ia sendiri sudah mengkhianati hal itu bertahun-tahun lamanya. Secara diam-diam, untuk melampiaskan gairahnafsu seksuil yang dirahasiakan olehnya selama itu, ia sering mengunjungi sebuah Gay Club daerah lampu merah kota Sydney dengan harapan untuk bisa menemui seorang yang seminat, yang bersedia menjadi pasangan seksuilnya secara casual.

Ditujukan kepada semua orang, Yesus pernah berkata: “Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku, jangan tinggal di dalam kegelapan.” (Yohanes 12:46) Memang kenyataannya, tidak ada yang bisa disembunyikan di hadapan Tuhan, ... lambat-laun semuanya akan dibongkar oleh-Nya. Kalau tidak sekarang, tentu pada saat penghakiman di akhir zaman! Markus mencatat: “Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu rahasia yang tidak akan tersingkap.” (Markus 4:22)

Menjelang akhir November 2009, kebenaran ayat itu digenapi di dalam kehidupan salah seorang golfer terhebat saat ini! Tiger Woods, yang dipromosikan di negaranya, dan juga di dunia, sebagai seorang suami dan ayah yang patut diteladani, berhasil mengejutkan para penggemarnya, bahkan masyarakat umum lainnya yang biasanya tidak pernah tertarik untuk mengikuti perkembangan olahraga tersebut. Di luar dugaannya sendiri rahasia yang tadinya ia sembunyikan begitu rapat bertahun-tahun lamanya dari pengetahuan istri, keluarga dan juga fannya, tiba-tiba terbongkar dan langsung menjadi bahan percakapan terhangat media dunia pada saat itu. Ternyata di balik topeng kealiman yang selalu diperagakan olehnya di depan umum, lelaki jutawan bertampang kalem inipun menyimpan sebuah dosa rahasia! Selama itu ia sudah melibatkan dirinya secara seksuil dengan paling sedikit selusin wanita-wanita cantik, dari yang bertaraf callgirls (pelacur-pelacur panggilan) sampai artis-artis yang pernah membintangi film-film porno!

Belum lama ini saya mengenal seorang pria berusia lanjut yang seumur hidupnya berhasil merahasiakan sebuah peristiwa yang terjadi di masa mudanya. Dikenal sebagai seorang kepala rumah tangga yang baik, seorang ayah yang beriman pada Kristus, sering kali ia dijadikan teladan oleh keluarga-keluarga lainnya. Beberapa hari sebelum ia meninggal dunia, melalui peristiwa tak terduga, terbongkarlah, bahwa ternyata sebelum menikah, ia sudah mempunyai seorang anak dengan wanita lain. Anak-anak kandungnya yang menjadi terpana mendengar dosa rahasianya dilucuti di depan mereka, merasa kecewa sekali. Karena ternyata, kendatipun sebelumnya ayah mereka mempunyai banyak kesempatan untuk menjelaskan hal itu kepada anak-anaknya, ia memilih untuk tetap merahasiakannya.

Sampai saat ini tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengetahui latar belakang kejadian tersebut. Berbagai pertanyaan tak terjawabkan timbul di dalam hati mereka: Siapakah wanita itu? Mengapa setelah mengetahui kehamilannya mereka tidak menikah saja? Apakah yang menyebabkan ia berpisah dengan wanita itu, lalu menikah dengan ibu kandung mereka? Ternyata detil-detil penting yang ketika itu bisa ia bagikan kepada anak-anaknya untuk menolong mereka memahami seluk-beluk terjadinya peristiwa tersebut, dibawa pergi olehnya masuk ke liang kubur untuk selama-lamanya.

Salah seorang anaknya yang ingin sekali memperbaiki kekeliruannya dahulu, berusaha menghubungi kakaknya. Dengan menawarkan jalinan persahabatan, ia ingin memulai suatu era hidup kekeluargaan yang baru bersamanya. Tetapi sayang sekali, upayanya ternyata gagal, karena setelah merasa seumur hidupnya ditolak dan diabaikan oleh ayah mereka, penuh kepahitan kakaknya menolak untuk menanggapi uluran tangannya.

Ternyata perkataan Yesus yang dicatat di Markus 4:22 tersebut tidak hanya berlaku untuk melucuti tindakan-tindakan dosa yang sedang dilakukan secara sembunyi-sembunyi, tetapi juga untuk membongkar peristiwa-peristiwa memalukan yang pernah terjadi di masa lampau seseorang. Di samping itu ada juga dosa-dosa rahasia yang mempunyai konsekuensi seperti yang ditulis oleh rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Roma: “Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” (Roma 6:23)

Salah satu peristiwa cukup unik mengenai terbongkarnya sebuah dosa rahasia yang berakhir dengan maut, adalah kisah seorang bekas serial killer dari Amerika Serikat bernama Ted Bundy. Mengaku sebagai seorang yang dibesarkan di dalam keluarga Kristen yang ‘normal’, ia berhasil menyembunyikan perbuatan-perbuatan jahatnya dengan licin sekali. Semua itu diawali oleh sebuah majalah porno yang ia temukan di dalam tong sampah tetangga ketika ia masih berumur 12 tahun. Semenjak saat itu ia diracuni (dirasuki!) oleh roh Iblis yang menyebabkan ketagihannya akan segala sesuatu yang berkaitan dengan pornografy dan sexual fantasies yang sudah tidak sesuai lagi dengan tujuan hubungan seks yang sebenarnya. Ia mengakui, bahwa dengan berlalunya waktu, dosa-dosa rahasianya pun berkembang terus, meningkat ... dari lamunan-lamunan yang awalnya hanya menodai benak pikirannya saja, menjadi tindakan-tindakan keji yang membawa maut pada setiap korbannya.

Karena pandainya berpura-pura, ayah, ibu, saudara-saudara dan keluarga terdekatnya, bahkan teman-teman kuliahnya, tidak pernah menduga, bahwa selama lebih dari 10 tahun terakhir itu ia sudah membantai 28 wanita dengan kejam sekali! Tetapi pada tanggal 24 Januari 1989, tepat jam 7:16 pagi, pembunuh yang menjadi lebih termasyhur lagi gara-gara pertobatan dan kelahiran-barunya, menuai konsekuensi dari dosa-dosa rahasianya, yaitu ... maut! Pagi itu ia dihukum mati di atas kursi listrik penjara. (Baca: D.O.A.: Nyaris Tiada Maaf, bagian 1-4)

“Sebab tidak ada sesuatu yang tersembunyi yang tidak akan dinyatakan, dan tidak ada sesuatu yang rahasia yang tidak akan diketahui dan diumumkan.” (Lukas 8:17)

(Bersambung)

DOSA-DOSA RAHASIA (3)

TRAIN OF THOUGHTS

Friday, July 2, 2010

Dosa-Dosa Rahasia (1)


Oleh: John Adisubrata

A DOUBLE LIFE

“Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.” (Yohanes 3:19)

Akhir bulan January 2010 semua media di Australia mengabarkan hilang tak berbekasnya seorang konglomerat kota Melbourne, Herman Rockefeller (52 tahun), sepulang dari perjalanan bisnisnya ke luar kota. Diberitakan, bahwa setelah ia meninggalkan Melbourne Airport, tak seorang pun melihatnya lagi. Malam itu pengusahawan yang juga dikenal sebagai seorang jutawan kota itu tidak langsung pulang ke rumah dari bandara seperti biasanya. Kesejahteraannya sangat dikuatirkan, … jangan-jangan suatu hal buruk yang tidak terduga telah terjadi pada dirinya.

Beberapa hari kemudian dengan wajah penuh linangan airmata, istrinya, didampingi oleh adik laki-laki Herman Rockefeller, yang adalah seorang rekan sepengusahanya, tampil di depan kamera, memohon kepada masyarakat, agar siapapun juga yang sempat melihat dia, … di mana saja, untuk segera melaporkan hal itu kepada polisi setempat. Tidak lama sesudahnya mobil yang dikendarai olehnya dari airport berhasil ditemukan, ditinggalkan di tepi jalan raya di pinggir kota. Bersamaan dengan hasil penemuan terakhir itu juga diberitakan, bahwa dua orang tersangka telah ditahan polisi untuk diinterogasi.

Seminggu kemudian gemparlah Australia oleh berita, bahwa pengusahawan yang sukses tersebut, yang dikenal oleh para kerabat dan orang-orang terdekatnya sebagai seorang suami dan ayah yang baik, ternyata menyimpan sebuah ‘dosa rahasia’ yang tidak pernah diketahui oleh keluarganya. Bertahun-tahun lamanya, di luar pengetahuan istrinya sendiri, laki-laki yang tampak alim tersebut ‘menjalani kehidupan ganda’ (lead a double life) secara diam-diam!

Melalui beberapa HPs pribadi yang dirahasiakan olehnya, terbongkarlah, bahwa selama itu ia sudah menjadi anggota ‘Swinger’s Club’ di kotanya, sebuah perkumpulan yang memang dibentuk untuk melayani hasrat seksuil para suami istri yang mempunyai pandangan liberal sekali tentang konstitusi perkawinan di akhir zaman. Klub semacam itu, yang akhir-akhir ini tumbuh dengan subur di kota-kota besar di Australia laksana jamur-jamur liar dimusim hujan, menghimbau para anggotanya untuk saling tukar-menukar pasangan, bahkan menghalalkan kegiatan group sex, ... sesuai persetujuan bersama.

Minggu berikutnya ditemukan di halaman belakang rumah kedua orang tersangka itu sisa-sisa tubuh manusia yang diperkirakan adalah bagian-bagian dari tubuhnya yang sudah dipotong-potong dan dibakar. Ironis sekali, oleh karena terjadinya tepat pada hari ulang tahun negara Kangguru ini (Australia Day), membau kepulan-kepulan asap daging yang dibakar, para tetangga mereka mengira, Mario Schembri (57 tahun) dan pacarnya, Bernadette Denny (41 tahun), sedang BBQ-an di pekarangan belakang rumah untuk merayakannya.

Oleh karena proses pengadilannya masih belum dimulai, sekalipun kedua orang itu sudah mengakui kesalahan mereka di dalam kasus pembunuhan tersebut, masyarakat hanya tahu, bahwa ... dari bandara Melbourne Herman Rockefeller tidak pulang ke rumah, tetapi langsung pergi menjumpai pasangan yang baru saja ia kenal melalui situs klub mereka. Pertemuan yang terbukti mencelakakan dirinya secara fatal itu bisa terbongkar, gara-gara percakapan mereka melalui salah satu telepon genggam rahasianya berhasil dilacak oleh polisi. Diperkirakan, oleh karena pertemuan itu tidak berjalan sesuai dengan rencana mula-mula, timbullah pertengkaran yang membuat pasangan tersebut menjadi mata gelap dan akhirnya membunuh dia.

Kisah nyata tersebut mengingatkan, bahwa ... merahasiakan tindakan-tindakan dosa dari sorotan umum atau orang-orang yang mengenal kita, bahkan dari anggota-anggota keluarga terdekat, adalah suatu ‘kebiasaan’ yang sudah lazim terjadi semenjak zaman dahulu kala. Bukan hanya di antara orang-orang yang belum percaya saja, tetapi juga mereka yang sudah menerima Kristus sebagai Juruselamat-nya.

Saya teringat akan dosa rahasia raja Daud, seorang yang berkenan di hati Tuhan. (Kisah Para Rasul 13:22) Setelah mencemari diri Batsyeba, untuk menutupi konsekuensinya, dengan kejam ia merekayasa pembunuhan Uria, suaminya! Seperti kedua orang yang akhirnya membunuh Herman Rockefeller, Daud juga terjerat di dalam kejahatannya sendiri, sehingga ia harus merancang perbuatan dosa yang lebih kejam lagi. Semuanya disembunyikan sedemikian rupa olehnya, berpura-pura seolah-olah peristiwa itu tidak pernah terjadi. Tetapi Tuhan mengutus nabi Natan untuk pergi menemui dan menegur dia. (2 Samuel 11) Perlu dicatat, sekalipun ia sangat menyesalinya, bahkan mau bertobat, akibat dosa-dosa itu akhirnya harus ditanggung keturunannya. Raja Salomo menulis: “Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri.” (Amsal 5:22)

Alkitab penuh dengan orang-orang yang pandai berpura-pura seperti dia. Di zaman Perjanjian Baru mereka dikecam oleh Tuhan Yesus sebagai orang-orang yang munafik: Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” (Matius 23:28)

Kecaman yang relevan, yang dengan mudah sekali bisa ditujukan kepada generasi-generasi zaman sekarang. Karena seperti raja Daud, Herman Rockefeller atau kedua pembunuhnya, sejujurnya saja, setiap orang, ... termasuk saya, pasti mempunyai paling sedikit ... satu atau dua dosa rahasia’ yang tidak pernah diceriterakan kepada orang lain! Bahkan disembunyikan sedemikian rupa, dengan harapan agar tidak ada seorang pun yang bisa menduganya.

Sekalipun ada banyak sekali macam dosa yang dirahasiakan oleh orang-orang, semua itu sebenarnya bisa diringkas menjadi dua kategori saja, yaitu: Perbuatan dosa yang pernah terjadi di masa lampau, dan perbuatan dosa yang dengan penuh kesadaran masih dilakukan sampai sekarang.

Biasanya keduanya selalu berkisar di ‘alam fantasi seksuil manusia, ... alam di mana khayalan-khayalan yang menyesatkan, lamunan-lamunan yang menyimpang, hasrat dan idaman hati setiap orang sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan hidup yang sebenarnya. Setiap generasi pasti mengalaminya, terutama yang masih muda belia!

Karena di alam itulah Iblis selalu menggoda, mempengaruhi, menjatuhkan dan akhirnya menjerat mereka. Tak terkecualikan, ... umat kristiani yang hidupnya tidak bersandar pada kebenaran firman Tuhan. Menggunakan kecanggihan berbagai media masa kini, dengan mudah ia bisa menjangkau semua orang di seluruh dunia dalam waktu serentak, untuk meracuni benak pikiran mereka, membangkitkan ego dan ketamakan hati, serta mengubah (menyelewengkan) pengertian hubungan seks antar dua insan, yang sudah dikaruniakan dan dipercayakan oleh Tuhan kepada umat ciptaan-Nya!

Tidaklah mengherankan, mayoritas kaum remaja secara global, begitu juga orang-orang dewasa, mempunyai issue yang cukup serius di bidang pornografi dan masturbasi! Janji-janji kesetiaan pasangan-pasangan hidup yang diikrarkan pada hari pernikahan mereka sudah tidak mempunyai nilai sama sekali. Zaman sekarang perselingkuhan bukanlah merupakan suatu hal yang langka lagi, karena gaya hidup penuh kemunafikan yang ditawarkan oleh berbagai Swinger’s Clubs di dunia barat juga sudah dianggap cukup lumrah oleh masyarakat umum di mana-mana.

‘Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu? (Matius 9:4)

(Bersambung)

DOSA-DOSA RAHASIA (2)

SEXUAL FANTASIES

Saturday, December 6, 2008

D.O.A.: Nyaris Tiada Maaf (4)


Oleh: John Adisubrata

KUASA D.O.A.

"yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah, dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:22-24)

Masa akhir hidup Ted yang harus dilalui selama bertahun-tahun sebagai seorang narapidana bernama buruk, yang amat dibenci oleh masyarakat, ternyata merupakan suatu jangka waktu berharga yangkhusus diberikan oleh Tuhan kepadanya di dalam sel penjara. Di sana ia mendapatkan kesempatan yang 'singkat' untuk merenungkan kembali serta mengevaluasi semua perbuatan-perbuatan keji yang pernah ia lakukan.

Banyak penjahat bernama buruk lainnya, yang mungkin perbuatan kriminil mereka, jika dibandingkan, tidak 'sehebat' kejahatan yang pernah dikerjakan oleh Ted Bundy. Tetapi mereka tidak mendapatkan kesempatan berharga seperti yang dialami olehnya di dalam penjara. Mereka tidak menyesali tindakan-tindakan yang telah mereka lakukan. Mereka tidak peduli dengan keadaan mereka, bahkan keinginan untuk melakukan perbuatan-perbuatan jahat yang lain, tetap berkobar-kobar di dalam pikiran dan hati mereka.

Mengapa bukan hal-hal seperti itu yang dialami oleh Ted Bundy di sana? Apakah karena Tuhan gemar membeda-bedakan umat ciptaan-Nya? Atau, ... apakah karena ada 'sesuatu' yang terjadi di sorga, yang mendorong dan menyebabkan Tuhan berkenan akan keselamatan hidup Ted? Sehingga Ia mempersiapkan semuanya untuk kebaikan 'masa depan' hidupnya, jauh sebelum Ted dijatuhi hukuman mati oleh para penegak hukum negara tersebut?

Keterlibatan pengacara Kristen, John Tanner, dalam proses pengadilan kasus Ted Bundy bukan merupakan suatu hal yang terjadi secara kebetulan, karena Tuhanlah yang mengirimkan hamba-Nya tersebut ke sana! Jalinan persahabatan dengannya selama bertahun-tahun yang pada akhirnya membuahkan pertobatan Ted, juga bukan merupakan hasil upaya pribadi John Tanner dan isterinya, melainkan hasil pekerjaan Roh Kudus yang sudah mampu menyadarkan diri Ted dari semua dosa-dosanya.

Kejadian-kejadian tersebut telah mengawali proses pertobatannya, yang berakhir dengan pengakuan, penyesalan dan kesediaannya untuk menerima Kristus sebagai Juruselamatnya.

Keinginan Ted untuk meninggalkan suatu 'warisan' sebelum kematiannya guna memperingati dan menolong orang-orang lain yang mungkin sedang berada dalam situasi dosa yang sama, yaitu melalui jalan sesat mematikan yang pernah ditempuh olehnya selama bertahun-tahun, telah memungkinkan tim 'Focus on the Family' untuk datang menemuinya di dalam sel penjara. Semua itu dapat dilaksanakan, juga hanya oleh karena koneksi yang dimiliki oleh John Tanner, si pengacara kristiani yang mengenal Dr James Dobson secara pribadi.

Bagaikan raja Daud yang bertobat di depan nabi Natan, mengakui dan menyesali dosa-dosa perzinahan dan pembunuhan yang telah dilakukan olehnya, yang dicatat dalam keseluruhan ayat-ayat termasyhur Mazmur 51, Ted ingin melakukan hal yang sama melalui pelayanan Dr James Dobson.

Raja Daud menulis di situ: "Maka aku akan mengajarkan jalan-Mu kepada orang-orang yang melakukan pelanggaran, supaya orang-orang berdosa berbalik kepada-Mu." (Mazmur 51:15)

Peristiwa-peristiwa indah yang dialami oleh Ted tersebut tidak terjadi secara kebetulan. Semua itu dapat dilaksanakan, oleh karena ada orang-orang kudus yang sedang memperjuangkan keselamatannya melalui doa-doa syafaat yang mereka panjatkan kepada Tuhan.

Sebelum wawancara singkat tersebut berakhir, Ted Bundy sempat mengikrarkan imannya sekali lagi kepada Dr James Dobson, tentang kekuatan yang sudah diterima olehnya melalui hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus Kristus.

Meskipun demikian ia tidak berhasrat untuk berpura-pura di depan umum dengan mengatakan, bahwa ia sama sekali tidak mempunyai rasa kuatir. Ia mengakui dengan terus terang, bahwa pada saat-saat yang amat genting, di mana ia harus berjalan seorang diri dalam lembah kekelaman, sering kali ia merasa tidak mempunyai kekuatan untuk melewatinya.

Perasaan-perasaan seperti itu selalu menghantui dirinya sepanjang tahun-tahun terakhir, di mana ia harus menunggu keputusan pengadilan mengenai 'nasib' hidupnya.

Raja Daud menulis salah satu Mazmur yang paling termasyhur mengenainya: "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku." (Mazmur 23:4)

Jelas perjalanan Ted tersebut bukan merupakan suatu hal yang menyenangkan baginya, karena sering kali ia merasa sepi, sendiri dan tak berdaya, terutama di saat-saat terakhir menjelang hari kematiannya. Tetapi ia selalu mengingatkan dirinya sendiri, bahwa pada suatu saat semua orang, bersedia ataupun tidak, pasti akan mengalami perjalanan yang akan dilaluinya tersebut. Suatu kelaziman hukum alam yang tidak akan dapat dihindari oleh siapa pun juga!

Keselamatan hidup yang diterima oleh Ted Bundy, si 'pembunuh serial berdarah dingin', sebagai hadiah kasih karunia Tuhan sebelum kematiannya, akan selalu merupakan suatu teka-teki aneh yang tak terpecahkan, suatu misteri yang tidak akan pernah dapat dicernakan oleh akal pikiran manusia biasa seperti kita, bagaikan kisah salah seorang penjahat yang disalibkan di sisi Tuhan Yesus Kristus, di atas bukit Golgota.

Pada menit-menit terakhir sebelum kematiannya, penjahat tersebutbertobat dengan mengakui Yesus sebagai 'Raja'-nya. Suatu pengakuan tulus yang mengakibatkan dia menerima hadiah karunia keselamatan hidup dari Tuhan.

'Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja." Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus." (Lukas 23:42-43)

Adakah seorang di antara kita yang berani 'memprotes', jika Tuhan Yesus menyatakan tawaran-Nya ini di depan kita kepada Ted Bundy, atau orang-orang lain yang sudah pernah melakukan kejahatan yang cukup serius terhadap kita? Dan ... oleh karena itu menganggap, bahwa dengan menawarkannya kepada mereka, Tuhan telah bertindak 'tidak adil'.

Beranikah kita 'melecehkan' pertobatan seseorang di hadapan Tuhan, karena menganggap bahwa 'musuh' kita tersebut sama sekali tidak layak untuk melakukannya?

Apakah kita juga mempunyai keberanian untuk mengutarakan kejengkelan hati kita di hadapan hadirat Tuhan yang kudus, dengan menggerutu seperti orang-orang (Kristen) yang berterus-terang di depan Dr James Dobson, mencurigai dan memprotes pertobatan Ted, dan ... alhasil, ... juga keselamatan hidup yang sudah dikaruniakan kepadanya?

Tuhan Yesus datang ke dunia dengan tujuan untuk menyelamatkan SEMUA orang yang berdosa, yang bersedia menerima Dia sebagai Juruselamat mereka. Di mata-Nya, harga keselamatan hidup Ted Bundy, atau mereka yang sudah 'melukai hak-hak asasi' kita, sama seperti harga keselamatan hidup orang-orang berdosa lainnya.

Jangan lupa, ... kita juga termasuk di dalam kelompok orang-orang berdosa tersebut! Karena dosa segenap umat manusia, Ia rela mati disalibkan untuk menanggung semuanya.

Berjaga-jagalah selalu dengan sikap 'naruli' kita, agar jangan sekali-kali kita harus ditegur secara pribadi oleh Tuhan Yesus sendiri, seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang terus-menerus berusaha mencobai Dia. Mereka menganggap tingkat 'kesucian' diri mereka begitu tinggi, sehingga merasa berhak untuk menghakimi wanita yang tertangkap basah sedang melakukan dosa perzinahan di suatu siang hari bolong.

‘Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Iapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka: "Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu." (Yohanes 8:7)

Apakah ada salah seorang di antara kita yang berani melemparkan batu yang pertama? Silahkan!

Syalom,

John Adisubrata
April 2005

D.O.A.: Nyaris Tiada Maaf (3)


Oleh: John Adisubrata

PATUTKAH IA DISELAMATKAN?

‘Ada suatu kesia-siaan yang terjadi di atas bumi: ada orang-orang benar, yang menerima ganjaran yang layak untuk perbuatan orang fasik, dan ada orang-orang fasik yang menerima pahala yang layak untuk perbuatan orang benar. Aku berkata: "Inipun sia-sia!" (Pengkhotbah 8:14)

Bukankah kita juga harus mengakui dengan jujur, bahwa seringkali kita menunjukkan sikap yang serupa seperti sikap nabi Yunus terhadap bangsa Niniwe, ketika suatu kasus kejahatan sedang menimpa diri kita atau keluarga kita. Kendatipun kasus tersebut mungkin tidak sebanding dengan kasus kejahatan Ted Bundy yang sudah menggemparkan dunia. Mereka yang menyebabkannya langsung kita 'cap' dan kita masukkan ke dalam 'black list' orang-orang yang tidak kita sukai!

Apabila seseorang telah melakukan suatu kejahatan cukup serius terhadap kita atau keluarga kita, yang tampak terlampau berat untuk menerima pengampunan dari kita, apalagi amnesti dari Tuhan, biasanya kita akan merasa kesal sekali, jika kesempatan untuk bisa menyaksikan orang tersebut menderita, setimpal penderitaan kita gara-gara kejahatannya, menjadi musnah! Pikiran manusia akan selalu menuntut pembalasan atas perbuatan-perbuatan jahat 'musuh-musuh' kita, lebih berat lebih memuaskan! Terasa kurang 'sreg', jikalau mereka bisa terbebas dari dosa-dosa atau hukuman, hanya gara-gara pertobatan mereka.

Pikiran kita yang sangat terbatas, tidak mungkin dapat menyelami pikiran dan rancangan Allah bagi keselamatan hidup segenap umat manusia. Rencana kita tidak akan pernah sama dengan rencana-Nya, apalagi jika rencana tersebut merupakan salah satu dari rancangan-rancangan 'jahat' pikiran kita bagi orang-orang lain yang tidak kita sukai, apa pun motivasi atau penyebabnya.

Alkitab mencatat, bahwa Tuhan selalu mengampuni semua dosa, tidak ada perkecualiannya. Jika kita mau datang menghadap kepada-Nya, dan mengakui dosa-dosa kita dengan segenap hati, Ia berjanji akan mengampuni semuanya serta menyucikan kita.

"Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." (1 Yohanes 1:9)

Peristiwa perempuan yang dikenal oleh seluruh penduduk kota sebagai seorang berdosa, tetapi mempunyai ketabahan untuk datang menghadap Yesus, pada waktu Ia sedang duduk makan di rumah seorang Farisi, bernama Simon, sudah membuktikan kebenaran firman tersebut. Perempuan itu membasahi kaki-kaki Tuhan Yesus dengan cucuran air matanya, lalu menyeka mereka dengan rambutnya.

Tetapi tindakan selanjutnya, di mana ia menciumi kedua kaki Yesus serta meminyaki mereka dengan minyak wangi yang mahal berasal dari dalam buli-buli pualam, telah membuat pribadi wanita berdosa itu menjadi termasyhur sekali, seperti yang 'dinubuatkan' oleh Tuhan Yesus sendiri kepada Simon, di hadapan para tamunya. (Matius 26:13; Markus 14:9; Yohanes 12:7) Bahkan peristiwa yang amat mengesankan tersebut sudah diabadikan di dalam keempat Injil Perjanjian Baru.

Yesus juga mengetahui apa yang sedang dipikirkan oleh Simon! Ketika Ia mengamati, bahwa orang Farisi tersebut memperlihatkan sikap tidak senang, karena Ia membiarkan perempuan berdosa itu melakukan semua tindakannya secara bebas, Yesus segera menegur Simon dengan suatu kisah yang sederhana!

Di depan para tamu yang hadir di rumahnya, Ia menceriterakan sebuah perumpamaan tentang dua orang yang meminjam uang. Yang seorang berhutang banyak, dan yang lain hanya sedikit. Karena mereka tidak sanggup untuk melunasinya, si pemilik uang membebaskan hutang mereka berdua. Yesus bertanya kepada orang Farisi itu: "Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?" (Lukas 7:42b)

Kita semua tentu sudah mengetahui dengan fasih jawaban Simon terhadap pertanyaan Tuhan Yesus, karena jawabannya memang terdengar logis sekali. Apakah kita tidak akan memberi jawaban yang serupa, jika pertanyaan Yesus tersebut ditujukan kepada kita?

Yesus mengakhiri kisahnya dengan mengatakan: "Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah berbuat banyak kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit pula ia berbuat kasih." (Lukas 7:47)

Jikalau kita mempelajari awal riwayat hidup Ted Bundy sesuai dengan uraiannya kepada Dr James Dobson, kita akan mengetahui, bahwa ia sebenarnya berasal dari sebuah keluarga Kristen, yang menurut pengakuannya sendiri, adalah keluarga baik-baik dan 'normal', yang setiap hari Minggu pergi beribadah ke gereja.

Ted menekankan, bahwa sedari kecil ia bukan seorang anak 'luar biasa'yang patut dijadikan teladan anak-anak lainnya, karena jelas ia bukan malaikat. Ted hanya seorang anak biasa-biasa saja bagaikan anak-anak lain sebayanya, yang dididik dalam sebuah keluarga Kristen yang stabil, dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh kedua orang tuanya. Ted bukan berasal dari suatu keluarga yang hancur berantakan, seperti yang sudah diduga, disebar-luaskan, dan 'disahkan' oleh masyarakat dunia.

Seperti umumnya terjadi pada keluarga-keluarga biasa lainnya, kedua orang tuanya juga mengasihi dan selalu berusaha melindungi kehidupan kelima anak mereka dari pengaruh-pengaruh jahat dunia yang dapat menyesatkan dan merusak masa depan mereka.

Kendatipun kedua orang tuanya harus menanggung rasa malu yang tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata lagi, karena mempunyai seorang anak yang dijuluki 'monster' oleh masyarakat dunia, apakah mereka sebagai orang-orang percaya, akan berhenti mengasihi dia? Apakah mereka akan berhenti berdoa untuk keselamatan hidupnya?

Apakah jemaat gereja lokal mereka, dan juga orang-orang Kristen yang mengenal keluarga tersebut, tidak ikut berdoa untuk anak Tuhan yang sangat hilang ini?

Roh Allah selalu bekerja dengan penuh keajaiban, yang terlalu misterius untuk dapat dimengerti begitu saja oleh keterbatasan pikiran kita.

Di sinilah KUASA DOA orang-orang kudus untuk pertobatan Ted Bundy dibuktikan oleh Tuhan sendiri!

"Tetapi sekarang, setelah kamu dimerdekakan dari dosa dan setelah kamu menjadi hamba Allah, kamu beroleh buah yang membawa kamu kepada pengudusan dan sebagai kesudahannya ialah hidup yang kekal." (Roma 6:22)

(Bersambung)

D.O.A.:
NYARIS TIADA MAAF (4)

KUASA D.O.A.

D.O.A.: Nyaris Tiada Maaf (2)


Oleh: John Adisubrata

PERTOBATAN YANG ‘MENJIJIKKAN'

‘Tetapi firman TUHAN: "Layakkah engkau marah." (Yunus 4:4)

Tampak tulus sekali, ketika ia mengutarakan kekuatirannya atas pengaruh-pengaruh kekerasan dan pemberontakan yang ditawarkan oleh film-film asal Hollywood. Ia yakin sekali berdasarkan pengalamannya sendiri, bahwa pengaruh mereka dengan mudah dapat merusak citra diri para remaja di dunia.

Menurut Ted, kombinasi dari pengaruh buku-buku serta majalah-majalah porno, minuman-minuman alkohol, dan 'violence' yang dilebih-lebihkan dalam film-film tersebut, yang disaksikan olehnya di masa remajanya, adalah penyebab utama ketagihannya akan nafsu-nafsu berahi yang tidak normal, nafsu-nafsu seksual yang hanya dapat dipuaskan melalui tindakan-tindakan kekerasan yang harus dilakukan olehnya pada para korban perbuatan kriminilnya.

Ia mengatakan, bahwa SEMUA penjarawan yang dikenal olehnya di sana sebagai pembunuh-pembunuh (serial) yang kejam dan tidak berperikemanusiaan, sangat terlibat dengan segala hal yang berhubungan dengan 'hardcore' pornografi di masa muda/remaja mereka. Bahkan sepanjang hidup mereka!

Patut sekali untuk diperhatikan, bahwa pada saat percakapannya dengan Dr James Dobson direkam awal tahun 1989, internet yang menawarkan situs-situs pornografi masakini masih belum ada!

"Dengan apakah seorang muda mempertahankan kelakuannya bersih? Dengan menjaganya sesuai dengan firman-Mu." (Mazmur 119:9)

Pria muda tampan yang baru berumur 40 tahun lebih sedikit ini tampak amat cerdas, tenang, 'normal', bahkan menarik sekali, sehingga begitu mudah baginya untuk dapat menyusup masuk ke daerah kita, dan hidup bebas sebagai salah seorang tetangga kita, tanpa menimbulkan prasangka apa pun mengenai latar belakang kehidupannya yang sejati.

Lebih dari 10 tahun lamanya Ted Bundy berhasil mengelabui mata kedua orang tuanya, bahkan keempat saudara kandungnya, keluarga dan sahabat-sahabat karibnya, dengan menutup rapat rahasia hidupnya yang sangat mengerikan tersebut. Tidak ada seorang pun di antara mereka yang menduga, bahwa ia sebenarnya adalah pembunuh serial ternama, yang sudah dirasuk setan pornografi, dan yang sedang dicari dan dikejar-kejar oleh FBI!

Salah satu momen mengharukan yang dipercakapkan oleh Dr James Dobson dan Ted Bundy di tengah-tengah wawancara mengesankan tersebut, adalah uraiannya tentang pengalaman indah pertobatan hidupnya.

"Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar." (Mazmur 51:3)

John Tanner, seorang pengacara kristiani terkenal, sahabat karib Dr James Dobson, berhasil mendapatkan kepercayaan Ted pada masa proses pengadilannya yang berlangsung sangat lama. Bahkan ia dan isterinya, Marcia Tanner, berhasil menjalin persahabatan yang akrab dengannya. Melalui kesetiaan pelayanan kedua hamba Tuhan tersebut di dalam sel penjaranya selama bertahun-tahun, akhirnya mereka dapat melunakkan hati Ted, dan memenangkan jiwanya.

Di dalam surat kedua rasul Paulus kepada murid kesayangannya, Timotius, ia menasehati: "dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran, dan dengan demikian mereka menjadi sadar kembali, karena terlepas dari jerat Iblis yang telah mengikat mereka pada kehendaknya." (2 Timotius 2:25-26)

Ted Bundy, si 'pembunuh serial berdarah dingin' ternyata bersedia untuk bertobat! Suatu berita yang sangat menggemparkan masyarakat dunia!

Beberapa kali ia berusaha menelan ludah sambil menahan derasnya cucuran airmatanya, pada saat ia mengungkapkan penyesalan hatinya di depan kamera atas perbuatan-perbuatan tak berperikemanusiaan yang pernah ia lakukan, sebelum Ted bertemu muka dengan Tuhan Yesus dan memutuskan diri untuk menjadi pengikut Kristus.

"Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus." (Yunus 2:7)

Ted mengakui dengan jujur, bahwa meskipun sebenarnya ia masih belum mau mati, hukuman yang harus ditimpakan kepadanya adalah setimpal dengan perbuatan-perbuatannya yang kejam. Tanpa ragu-ragu ia menyatakan, bahwa ia layak menerima hukuman terberat itu, sebab masyarakat dunia memang harus dilindungi dari orang-orang jahat seperti dia. Tetapi menurut Ted, meskipun dirinya dihukum mati, ia tidak akan dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sudah diperbuat olehnya. Jelas para korbannya tidak akan dapat dibangkitkan lagi.

Tetapi melalui percakapannya dengan Dr James Dobson tersebut, ia mengharapkan agar kesadaran umum mengenai akibat-akibat pengaruh pornografi, lembut ataupun keras, yang begitu mudah untuk didapatkan dan dibeli secara bebas di mana-mana, bisa ditingkatkan lagi. Agar peraturan-peraturan hukum mengenai masalah pornografi yang sudah tersebar luas tersebut, baik di negaranya maupun negara-negara barat yang lain, bisa direvisi dan diubah guna melindungi kesejahteraan hidup masyarakat dari orang-orang seperti dia, yang begitu mudah terpengaruh oleh kejahatan media ini.

Ted tidak bermaksud untuk menyama-ratakan semua kasus, bahwa setiap orang yang kecanduan pornografi pasti akan menjadi seorang penculik, pemerkosa atau pembunuh seperti dia. Tetapi kenyataannya adalah seperti yang sudah dijelaskan oleh Ted sebelumnya: Semua narapidana yang ia ketahui di penjara sebagai pembunuh-pembunuh (serial) yang kejam dan tidak berperikemanusiaan, sangat terlibat dengan segala hal yang berhubungan dengan 'hardcore' pornografi di masa muda/remaja mereka!

Ted Bundy menyadari kesulitannya untuk bisa mendapatkan pengampunan dari orang-orang, terutama dari keluarga korban-korbannya, mengingat perbuatan-perbuatan kejinya yang sudah menghebohkan masyarakat dunia. Ia mengakui kenyataan, bahwa 'nasi sudah terlanjur menjadi bubur'! Mengikrarkan imannya Ted berkata, bahwa pengampunan atas dosa-dosanya hanya bisa didapatkan olehnya dari Tuhan saja.

Raja Daud melukiskan penyesalan dan pertobatannya: "Korban sembelihan kepada Allah ialah jiwa yang hancur; hati yang patah dan remuk tidak akan Kaupandang hina, ya Allah." (Mazmur 51:19)

Dapat disimpulkan melalui hasil wawancara yang diabadikan tersebut, bahwa keotentikan pengakuannya pasti terjamin sekali.

Pertama: Karena Ted Bundy sudah lahir baru.

Kedua: Karena jawaban-jawabannya atas semua pertanyaan Dr James Dobson terdengar spontan dan bernada jujur, penuh emosi-emosi penyesalan yang transparan sekali.

Dan ketiga, yang terpenting: Siapakah di antara orang-orang yang sudah percaya, yang dalam waktu amat singkat (hanya beberapa jam kemudian) harus bertemu muka dengan Penciptanya, masih berani berdusta di depan umum?

Di awal dan akhir rekaman video yang berjudul ‘Pornography: Addictive, Progressive and Deadly' dari kumpulan seri ajaran firman Tuhan untuk muda-mudi ‘Life on the Edge - Video #7', Dr James Dobson mengatakan, bahwa orang-orang menganggap pertobatan hidup Ted Bundy adalah suatu tindakan yang amat 'offensive' (menjijikkan). Dan oleh karena itu, pengampunan dosa yang diterima olehnya, adalah suatu bukti 'ketidak-adilan' Tuhan. Bahkan banyak orang meragukan dengan sinis kemurnian pertobatan Ted, serta ... motivasinya!

Menurut Dr James Dobson, banyak orang, bahkan orang-orang Kristen sendiri, berterus-terang mengutarakan kejengkelan hati mereka atas pertobatan Ted: "Enak saja, perbuatan jahatnya telah menghancurkan kehidupan berpuluh-puluh, bahkan beratus-ratus keluarga yang tidak bersalah. Kok gampang sekali bertobat, agar bisa diampuni danmasuk sorga! Bagaimana dengan korban-korbannya?"

Secara manusiawi, mungkin kita bisa mengerti, menyetujui dan membenarkan sikap ketidak-puasan mereka atas pertobatan Ted, seperti yang sudah pernah dilakukan oleh nabi Yunus atas pertobatan bangsaNiniwe.

Pada waktu nabi Yunus melihat, bahwa Tuhan mengampuni bangsa tersebut, ia menjadi marah sekali! (Yunus 4:1) Di luar rencana Tuhan, nabi Yunus telah mengambil keputusannya sendiri untuk menghakimi, bahwa bangsa itu tidak sepatutnya menerima karunia pengampunan dari Tuhan. Jadi ketika ia melihat, bahwa Tuhan justru tidak melakukan kehendaknya, ia menjadi amat sewot! Padahal ironis sekali, ... nabi Yunus sendiri baru saja diampuni. Ia diberi kesempatan yang kedua oleh Tuhan!

"Lalu berfirmanlah TUHAN kepada ikan itu, dan ikan itupun memuntahkan Yunus ke darat." (Yunus 2:10)

(Bersambung)

D.O.A.:
NYARIS TIADA MAAF (3)

PATUTKAH IA DISELAMATKAN?

D.O.A.: Nyaris Tiada Maaf (1)


Oleh: John Adisubrata

BENAK PORNO SEORANG PEMBUNUH

"Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita." (Roma 6:23)

Pada tanggal 24 Januari 1989, tepat jam 7.16 pagi, Ted Bundy, seorang 'serial killer' yang paling termasyhur, dan yang pada waktu itu menjadi topik perbincangan media dunia di mana-mana, harus menjalani hukuman mati di atas kursi listrik salah satu penjara yang dijaga sangat ketat di Amerika Serikat. Ia dikenal oleh masyarakat umum sampai sekarang sebagai salah seorang dari pembunuh-pembunuh serial yang terkejam dan paling berbahaya di dunia.

Berita-berita mengenai penangkapan serta proses pengadilan kasusnya yang menghebohkan tersebut, menguasai halaman utama surat-surat kabar, majalah-majalah, dan melanda siaran-siaran berita di seluruh dunia dasawarsa itu, baik melalui radio maupun televisi. Ia dijuluki oleh massa sebagai seorang 'pembunuh serial berdarah dingin' yang sudah merampas hak-hak asasi manusia secara kejam sekali, yaitu dengan menculik, memperkosa, dan akhirnya membantai korban-korbannya guna menghapus semua jejak kejahatannya.

Sampai penangkapannya oleh polisi lalu lintas menjelang akhir dasawarsa ke-70, Ted Bundy berhasil menyembunyikan rahasia hidupnya yang sangat mengerikan tersebut lebih dari 10 tahun lamanya. Ketika ia sedang berada dalam perjalanan untuk membuang mayat korbannya yang terakhir, ia ditangkap oleh polisi, hanya karena mengendarai mobilnya di tengah malam buta dengan kecepatan yang melampaui batas-batas peraturan yang sudah ditetapkan.

Mempergunakan karismanya, dibantu oleh muslihat-muslihat licin yang sudah diperhitungkan dengan cermat, Ted selalu berhasil memikat dan mengelabui mangsa-mangsanya. Mereka tidak pernah menyangka, bahwa di hadapan pemuda sopan yang tampak begitu 'normal', kehidupan para wanita muda tersebut sedang diancam oleh mara bahaya keji yang tak terlukiskan.

Korban-korban Ted Bundy berjumlah 28 orang. Mereka semua adalah perempuan-perempuan dari berbagai tingkat sosial dan umur, mulai dari gadis-gadis remaja sampai wanita-wanita yang sudah dewasa.

Bahkan salah seorang dari korban-korbannya yang terakhir, adalah Kimberley Leach, seorang gadis yang baru menginjak usia 12 tahun. Gadis cilik itu disambar olehnya dari sebuah taman tempat permainan anak-anak di tengah kota, dilarikan dan diperkosa berulang-ulang kali sebelum dibunuh secara sadis sekali. Perbuatan keji tersebut dilakukan oleh Ted Bundy hanya untuk memenuhi dambaan pemuasan nafsu seksualnya, yang sudah berubah menjadi sangat tidak normal!

Publikasi mengenai riwayat hidup penjahat yang bernama buruk ini melanda media massa, baik melalui buku-buku biografi, maupun situs-situs internet. Tulisan-tulisan tersebut menceriterakan segala kemungkinan mengenai jati diri Ted, asal-usul keluarganya, bahkan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan ia 'menjelma' menjadi seorang pembunuh tersadis dalam sejarah kriminologi di negaranya.

Bahkan ada seorang penulis yang mengkaryakan artikel khayalan cukup lucu, yang menghubungkan riwayat hidupnya dengan penggenapan nubuatan firman Allah atas bangsa Israel. Ada-ada saja!

Artikel-artikel yang beraneka-ragam tersebut sering menimbulkan pertanyaan-pertanyaan masyarakat mengenai realitas riwayat hidup Ted Bundy yang sesungguhnya. Tentu saja hanya Tuhan dan Ted yang mengetahui kebenaran detil kehidupannya yang sejati!

Sehari sebelum menjalani hukuman mati di atas kursi listrik penjara, dengan sengaja Ted Bundy memohon agar Dr James Dobson, pelopor acara kristiani 'Focus on the Family', datang menemui dan mewawancarainya dalam sel penjara, untuk meluruskan spekulasi-spekulasi yang sudah dikaryakan oleh media dunia mengenai dirinya.

Ia menerima begitu banyak tawaran wawancara lainnya dari berpuluh-puluh wartawan ternama di seluruh dunia, yang ingin menjenguk benak pikiran Ted menjelang jam-jam terakhir masa hidupnya. Tetapi ia menolak, dan bersikeras menghendaki hanya kedatangan tokoh kristiani ini dengan timnya, meskipun untuk memenuhi permintaannya tersebut, mereka harus datang dari tempat yang berjarak jauh sekali, menempuh perjalanan udara yang memakan waktu berjam-jam lamanya.

Ted Bundy menginginkan, agar Dr James Dobson merekam wawancara yang terakhir, sebelum ia menjalani hukuman mati keesokan harinya. Agar melalui rekaman video tersebut Ted mempunyai kesempatan penghabisan untuk mengutarakan penyesalan hatinya kepada keluarga para korbannya. Dan juga sekaligus meninggalkan 'warisan' yang diabadikan, agar sesudah 'kepergiannya', video wawancara tersebut bisa dipergunakan untuk menolong memperingati orang-orang lain, melalui pengalaman-pengalaman yang sudah pernah dilalui olehnya.

Suatu wawancara yang pasti dengan sejujurnya menggambarkan profil diri, keluarga dan asal-usul perbuatan-perbuatan jahat Ted Bundy, yang direkam secara profesional sekali untuk menciptakan suatu 'record' wawancara paling otentik guna membungkamkan mereka yang gemar menulis artikel-artikel khayalan mengenai dirinya.

Melalui wawancara singkat tersebut, ia ingin memperingati para keluarga, untuk selalu berjaga-jaga akan pengaruh-pengaruh pornografi dalam kehidupan generasi muda mereka, baik yang bersifat lembut maupun keras, yang ditawarkan oleh dunia bebas kepada mereka, melalui majalah-majalah bergambar maupun buku-buku bacaan.

Sebab Ted mengakui dengan terus terang, bahwa semua tindakan sadis yang dilakukan olehnya sepanjang hidup mudanya, hanya diawali oleh sebuah majalah porno, yang ditemukannya dalam sebuah keranjang sampah tetangga, pada waktu ia baru berumur kira-kira 12 tahun. Tindakan amat sembrono, yang dilakukan oleh tetangganya mengakibatkan Iblis menyuluh api 'kecanduan' Ted akan segala hal yang berhubungan dengan pornografi.

Secara sembunyi-sembunyi pemuda yang masih muda belia itu telah berubah menjadi seorang penggemar setia majalah-majalah dan buku-buku yang mengandung racun-racun pornografi bersifat 'hardcore', dalam usia amat dini!

Bahkan kecanduannya tersebut menjadi lebih meningkat lagi, ketika ia melihat untuk pertama kalinya gambar-gambar dalam buku-buku porno, yang menunjukkan hubungan-hubungan seksuil disertai tindakan-tindakan kejam yang diperagakan oleh para 'pemeran' di dalamnya.

Dan pada akhirnya, ... pengaruh jahat buku-buku 'haram' tersebut mengakibatkan ketidak-puasan Ted Bundy akan hubungan-hubungan seks yang bersifat natural, karena Iblis, bapak segala dusta, telah mempengaruhinya dengan merubah makna seksuil ciptaan Tuhan yang sebenarnya. Tipuan Iblis sudah meracuni jalan pikirannya yang waras, karena ia sedang mempersiapkan Ted Bundy untuk mengikuti perjalanan bersamanya menuju ke neraka!

"Orang fasik tertangkap dalam kejahatannya, dan terjerat dalam tali dosanya sendiri." (Amsal 5:22)

(Bersambung)

D.O.A.:
NYARIS TIADA MAAF (2)

PERTOBATAN YANG 'MENJIJIKKAN'