Sunday, July 5, 2009

Berpulang ke Alam Baka


MICHAEL JACKSON DAN FARRAH FAWCETT

Oleh: John Adisubrata

Karena orang-orang yang hidup tahu bahwa mereka akan mati, tetapi orang yang mati tak tahu apa-apa, tak ada upah lagi bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap.” (Pengkhotbah 9:5)

Pagi itu, hari Jumat tanggal 26 Juni 2009, kota Brisbane di Australia, yang biasanya selalu diliputi oleh udara cerah di mana langit biru dan benderangnya terik sinar matahari menjadi ciri-ciri khasnya yang termashyur di dunia, diselimuti oleh awan kelabu tebal yang sepanjang hari itu terus memercikkan hujan gerimis.

Baru saja dikabarkan melalui berita subuh radio dan televisi setempat, kematian artis Farrah Fawcett (-Majors), 62 tahun, salah seorang dari ketiga Charlie’s Angels yang asli, ‘malaikat’ yang paling dikenal oleh umum semenjak dasawarsa ke-70. Setelah berjuang dengan gigih memerangi penyakit kanker yang sudah menggerogoti tubuhnya lebih dari dua setengah tahun lamanya, beberapa jam sebelumnya, hari Kamis tanggal 25 Juni waktu Amerika, ia berpulang ke alam baka.

Diberitakan sekilas tentang riwayat hidupnya, kariernya yang sukses, kegagalan pernikahannya dengan Lee Majors, pertunangannya - on and off - dengan Ryan O’Neal yang berlangsung hampir 30 tahun lamanya. Hubungan tersebut membuahkan seorang putra, Redmond O’Neal (24 tahun), yang sekarang menjadi narapidana gara-gara keterlibatannya dengan narkotik. Juga kontroversi sekitar pose telanjang yang dilakukan olehnya ketika ia berumur 50 tahun, khusus untuk ‘Playboy’, majalah kaum pria yang paling laris di dunia.

Yang sangat mengharukan adalah perjuangannya yang didokumentasikan oleh sahabatnya, Alana Stewart, sebagai legacy Farrah bagi mereka yang belum bisa memahami penderitaan yang harus dilalui oleh orang-orang yang terserang penyakit jahanam tersebut. Bagaimana ia sehari-hari menjalani berbagai-macam cara pengobatan, dari yang tradisi sampai yang paling umum. Bintang yang dulunya ketika masih muda aktif, cantik dan termasyhur sekali oleh karena susunan rambutnya yang unik dan trendy tersebut, sekarang tampak amat berbeda, … lemah, lesu dan tidak berdaya.

Berdoa di atas tempat tidur sambil menggenggam erat-erat kalung rosario-nya, menunjukkan bahwa ia sebenarnya berasal dari keluarga yang beragama Katholik. Tampak nyata sekali, bahwa ia sadar akan keadaannya, dan sedang mempersiapkan diri untuk setiap saat berangkat menemui Penciptanya. Saya menjadi ingat akan keluhan nabi Yunus: Ketika jiwaku letih lesu di dalam aku, teringatlah aku kepada TUHAN, dan sampailah doaku kepada-Mu, ke dalam bait-Mu yang kudus. (Yunus 2:7) Saya yakin ayahnya, seorang percaya yang sudah berumur 91 tahun, sepanjang hidupnya selalu mendukung dia di dalam doa. Ryan dan Farrah memutuskan untuk akhirnya menikah. Tetapi sayang sekali, … mereka terlambat!

Hati saya terasa amat pedih menyaksikan berita-berita mengenai kematiannya yang sedang menguasai semua media di Australia pagi itu. Udara di luar rumah tepat menggambarkan perasaan saya saat itu. Kendatipun demikian hati saya merasa terhibur, karena sedikitnya selama itu Farrah sudah menerima kesempatan untuk mempertimbangkan masa hidupnya.

Tetapi kerisauan pagi hari itu ternyata tidak berakhir di situ saja!

Kira-kira jam 10 pagi waktu Brisbane hari Jumat yang sama (hari Kamis jam 4 sore di Los Angeles, Amerika), ketika mampir sebentar di toko David Jones dekat rumah, kami menjadi terkejut sekali menyaksikan melalui berpuluh-puluh TV yang dipajang di sana berita yang baru saja terjadi: … kematian mendadak artis termashyur lainnya, Michael Jackson, umur 50 tahun!

Hanya ada beberapa peristiwa serupa lainnya di dunia yang sampai sekarang mendapat reaksi yang sama dari saya, di mana awalnya saya selalu menolak untuk mempercayainya, tetapi tempat di mana saya melihat atau mendengarnya untuk pertama kali tidak terlupakan. Berita kematian Elvis Presley, John Lennon, Lady Di, Bunda Teresa, Steve Irwin, dan juga serangan teroris 9/11 di kota New York, masih tampak jelas sekali di dalam ingatan saya sampai sekarang. Apalagi peristiwa kelahiran baru saya sendiri! Semua itu mendapat reaksi yang sama. Saya ingat kapan terjadinya, apa yang sedang saya kerjakan, dan dimana saya mendengarnya! Berita terakhir ini pun saya jamin … tidak berbeda!

Sebagai seorang penggemar musik, tak terkecualikan, saya juga pernah menggemari lagu-lagu yang diciptakan dan dinyanyikan oleh Michael Jackson. Sampai sekarang saya harus mengakui, ia adalah seorang artis yang unik sekali. Semenjak saya melihat dia tampil membawakan lagu Billie Jean untuk pertama kalinya di Motown 25th Celebration tahun 1983, saya terpukau oleh bakatnya yang luar biasa. Saya selalu menyukai jenis-jenis musik yang ia bawakan! Sayang sekali, di samping pesatnya kenaikan karier superstar ini dalam waktu yang begitu singkat, timbul juga berbagai-macam kontroversi disertai tuduhan-tuduhan yang cukup serius, akibat gaya hidupnya yang amat nyentrik. Michael Jackson adalah salah satu bahan gosip media dunia yang paling menguntungkan!

Tetapi di balik semua itu, saya bisa melihat seorang pria yang berhati lembut, sopan, dermawan, suka menolong, dan yang dengan tulus hati rindu untuk selalu dikelilingi oleh anak-anak kecil. Mengingat masa pertumbuhannya sendiri, hal itu patut dimengerti. Seorang artis yang meskipun tergolong genius sekali, tetapi oleh karena kepolosan tabiatnya terkadang lupa, bahwa ia harus lebih berhati-hati dengan setiap perkataannya. Salah satu kesalahan yang ia lakukan dalam hal itu, hampir menyebabkan ia dipenjara. Terus terang saja, bersama banyak fans yang lain, saya ikut menghela napas lega pada saat mendengar hasil pengadilannya. Karena dari semula saya sudah berpendapat, bahwa semua itu terjadi hanya oleh karena ketamakan seorang ibu saja.

Hasratnya untuk terus mengubah parasnya melalui puluhan operasi-operasi plastik, juga tidak bisa menyembunyikan ‘kekosongan’ hidup yang dipancarkan oleh sinar matanya, yang bisa terlihat setiap kali ia tidak mengenakan kacamata hitamnya.

Saya teringat akan sebuah ayat di dalam firman Tuhan: Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian? (Roma 9:20) Seandainya saja ia mengerti arti ayat tersebut! Begitu juga ayat ini: Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16:7b) Seandainya saja ia tidak terlampau bingung akan penampilannya! Yesus berkata: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (Lukas 16:15b) Andaikata saja ia memahami maksud Yesus tersebut!

Hati saya lebih terasa pedih lagi ketika membayangkan akhir hidupnya. Berbeda dengan kematian Farrah Fawcett yang dipersiapkan selama dua setengah tahun, tampaknya ia yang mati secara mendadak itu, tidak mempunyai kesempatan lagi untuk memperbaiki sikap hidupnya. Entah apa yang terjadi pada detik-detik terakhir saat kematiannya. Hanya Tuhan saja yang tahu!

Tetapi saya yakin, Ia akan mencurahkan kasih karunia-Nya setiap saat kepada setiap orang yang bersedia menerima Dia sebagai Juruselamat mereka, apa pun keadaan mereka. (Lukas 23:42-43) Alkitab berkata: Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan. (Roma 10:13) Tentu saja ayat tersebut mempunyai konteks arti yang jauh lebih dalam, yang harus dibaca keseluruhannya. Tetapi kurang-lebih, itulah yang dimaksudkan oleh nabi Yoel (Yoel 2:32), dan juga oleh rasul Paulus kala mengutipnya. Tuhan tidak akan memandang bulu, seperti yang telah dibuktikan oleh Yesus selama masa pelayanan-Nya di dunia. Bukankah Ia berkata, bahwa kedatangan-Nya di dunia bukan untuk menyelamatkan orang-orang yang (merasa) sehat, tetapi untuk mereka yang sedang ‘sakit’? (Markus 2:17) Di dalam hal ini, Farrah Fawcett dan Michael Jackson tidak terkecualikan!

Saya yakin, bukan tugas kita untuk menghakimi ‘nasib’ orang-orang lain sesudah kematian mereka. Kita cenderung untuk menentukan siapa yang berhak masuk sorga atau neraka, mengingat riwayat dan sikap-sikap hidup mereka sebelumnya! Pada detik-detik terakhir saat kematian seseorang, kasih karunia Tuhan yang luar biasa, yang terlampau dahsyat untuk bisa dipahami oleh daya pikiran kita yang amat terbatas, bisa dicurahkan! Karena Ia adalah Hakim Agung yang maha adil, yang mempunyai hak mutlak untuk mengaruniakan kasih-Nya kepada siapapun yang dikehendaki oleh-Nya, sesuai dengan rencana-Nya! Kita tidak berhak mencampuri urusan Tuhan!

Kejadian-kejadian sepanjang hari itu, selain membuat saya merasa prihatin sekali, juga mengingatkan dan mendorong saya, sebagai seorang kristiani, untuk lebih bersiap-siap lagi, karena masa kehidupan manusia di dunia ini memang sangat terbatas! Setiap saat giliran saya juga bisa tiba! Bagaimana dengan Anda?

Di luar cuaca udara masih tetap sama. Awan-awan kelabu tebal yang terus memercikkan hujan gerimis sepanjang hari Jumat itu masih tetap menutupi langit kota Brisbane. Ternyata malam harinya hujan turun dengan deras sekali, tidak berhenti sampai Sabtu pagi keesokan harinya!

John Adisubrata
Juli 2009

No comments: