Kesaksian John Adisubrata
PENUTUP: “BAGAIMANA SEKARANG?”
‘Dan tentang hal itu Roh Kudus juga memberi kesaksian kepada kita, sebab setelah Ia berfirman: “Inilah perjanjian yang akan Kuadakan dengan mereka sesudah waktu itu,” Ia berfirman pula: “Aku akan menaruh hukum-Ku di dalam hati mereka dan menuliskannya dalam akal budi mereka, dan Aku tidak lagi mengingat dosa-dosa dan kesalahan mereka.” (Ibrani 10:15-17)
Beberapa tahun yang lalu saya menerima sebuah e-mail dengan message yang tak terlupakan. Seorang bernama TLK yang baru saja membaca kesaksian ini, tetapi versi yang mula-mula, ingin mengetahui, apakah setelah berlalunya waktu bertahun-tahun lamanya, isinya masih tetap relevan dengan kehidupan saya pada waktu itu.
Inilah kalimat pertama yang mengawali e-mail tersebut: “Bagaimana sekarang? Apakah masih hidup … di dalam Kristus?” Jarak antara ‘hidup’ dan ‘di’ … jauh sekali, dipisahkan oleh berpuluh-puluh titik! Ia ingin mengetahui, apakah pandangan saya tentang Tuhan dan kasih-Nya kepada saya masih sama seperti saat ketika saya menulis kesaksian itu hampir enam tahun sebelumnya? Apakah saya masih tetap mengasihi dan mau melayani Dia seperti yang saya ceriterakan di sana? Pertanyaan-pertanyaannya mempunyai alasan-alasan yang amat sah!
Saya memahami kesangsiannya, karena memang sering kali ketidak-konsistenan hidup seperti yang ia duga itu terbukti dan terjadi di mana-mana. Banyak orang yang mendadak berubah ‘pikiran’ sesudah mengikuti Kristus bertahun-tahun lamanya. Baik oleh karena kecewa, atau … merasa dikecewakan! Sesuatu yang tampak lumrah sekali terjadi di akhir zaman ini!
Terus terang saja, seperti mereka, saya juga tidak immune dari hal-hal seperti itu! Tetapi kendatipun demikian saya selalu memegang erat-erat janji-janji firman Tuhan, pada saat-saat genting di mana saya membutuhkan kekuatan-Nya. Firman yang tidak berubah sampai selama-lamanya, yang memberi jaminan teguh kepada kita, jika kita benar-benar bersandar kepada-Nya!
Saya percaya sekali akan ayat yang mempunyai arti amat penting ini: “Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka.” (Yohanes 8:36) Demikian juga ayat yang ditulis oleh rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi: “Akan hal ini aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus.” (Filipi 1:6) Dan ayat yang ditulis olehnya khusus untuk memberikan kepastian kepada jemaat di Tesalonika: “Ia yang memanggil kamu adalah setia, Ia juga akan menggenapinya.” (1 Tesalonika 5:24)
Tetapi kendatipun demikian, saya juga tidak mau mengabaikan firman Tuhan yang menganjurkan kepada kita untuk selalu berjaga-jaga, agar jangan sampai kita terpedaya lagi oleh Iblis, dengan kembali melakukan dosa-dosa yang sama, bahkan ... dosa-dosa yang lebih jahat lagi! (Matius 7:15-23, 25:1-13; Lukas 11:24-26; Wahyu 2-3)
Tentu saja jawaban saya kepada TLK adalah: “Ya, saya masih tetap hidup di dalam Kristus, dan tetap melayani di bidang-bidang yang sudah dipercayakan kepada saya!” Karena memang itulah kenyataan yang sebenarnya.
Selama tahun-tahun yang sudah berlalu dengan pesat ini saya belajar, bahwa:
1. Tuhan selalu memprakarsai persekutuan yang intim dengan umat-Nya. Melalui kuasa Roh Kudus, Ia-lah yang mengetuk pintu hati nurani kita, membisiki dan menasehati, bahkan kadang-kadang memperingati untuk menyadarkan kita dari tindakan-tindakan yang keliru, bahkan tindakan-tindakan dosa. Tetapi biasanya selalu kita acuhkan, karena tidak/belum mengenali suara-Nya. Meskipun demikian, kesabaran-Nya tidak terbatas! Keputusan terakhir selalu ada di tangan kita. Apakah kita mau meresponi gagasan-Nya, … Ia tidak akan memaksakannya! (Yohanes 15:16)
2. Sampai saat ini Tuhan masih terus berbicara, baik melalui firman-Nya maupun langsung di dalam lubuk hati nurani saya. Membimbing, agar saya semakin hari semakin dekat dengan Dia, dan lebih bersandar kepada-Nya. (Ulangan 30:14) Tidak jarang suara-Nya yang lembut itu memberikan perintah-perintah secara spontan, yang sekarang selalu saya tanggapi dengan hati gentar!
3. Kesetiaan setiap orang tua yang bertekun di dalam doa bagi keselamatan hidup anak-anak mereka, demikian juga istri-istri bagi suami-suami mereka, atau kebalikannya, kendatipun harus melalui jangka waktu yang sering kali tak terduga, PASTI akan dikabulkan oleh-Nya! (Matius 21:22) Sudah terbukti melalui kesaksian-kesaksian orang percaya sepanjang masa, bahwa doa-doa mereka mempunyai kuasa yang besar untuk menentukan, bahkan mengubah suasana.
4. Jika kita sudah pernah mengakui-Nya sebagai Tuhan, tetapi meninggalkan-Nya, Ia PASTI akan memberikan kesempatan yang kedua kepada kita! (Lukas 15:11-32) Cara-cara-Nya memanggil setiap orang selalu unik dan berbeda-beda, disesuaikan dengan bakat, bidang atau minat masing-masing. Biasanya kita akan dipakai oleh Tuhan untuk melayani di ladang-Nya menggunakan kombinasi dari ketiga kategori tersebut.
5. Sering kali Tuhan memanggil umat-Nya melalui peristiwa-peristiwa adikodrati bagi mereka yang memiliki iman seperti Tomas, seorang rasul yang menolak mempercayai kebangkitan Kristus. Tanpa bukti-bukti yang nyata, ia tidak bisa menerima kebenaran itu. (Yohanes 20:24-29) Saya harus mengakui dengan terus terang, bahwa sekarang saya sudah takluk sekali akan kuasa-Nya yang dahsyat. Saya sudah tidak berani menyangsikan atau mempertanyakannya lagi!
6. Di hadapan Tuhan tidak ada kuasa-kuasa kegelapan yang bisa bertahan. (Lukas 8:28) Dosa-dosa kita, yang sebenarnya diakibatkan oleh karena kehadiran roh-roh jahat yang menguasai tubuh dan jiwa, serta membelenggu hidup kita, … semua itu akan diusir oleh-Nya! Diri kita akan dibersihkan seluruhnya terlebih dahulu sebelum Ia berkenan memenuhinya!
7. Tiba suatu saat setiap orang yang mengasihi Tuhan mengalami penolakan-penolakan atau ejekan-ejekan, ketika berusaha untuk memuliakan nama-Nya melalui sikap hidup atau pelayanan-pelayanan mereka. (Ibrani 11:36) Tidak jarang hal-hal seperti itu berasal dari kalangan sendiri. (Yohanes 9:28) Ketika saya mengalaminya, Tuhan mengingatkan sikap saya sendiri terhadap umat pilihan-Nya dahulu sebelum saya lahir baru, agar saya bisa memahami tindakan-tindakan mereka. Karena meskipun Ia sudah menyelamatkan hidup saya, hukum tabur-tuai masih tetap berlaku!
8. Roh Kudus bisa mengubah hidup setiap orang, tanpa perkecualian. Kasus yang paling sulit pun tidak menjadi masalah bagi Tuhan. (Kisah Para Rasul 9:1-19a) Jika Ia bisa mengubah hidup saya, saya percaya sekali, semua orang juga bisa mengalaminya. Haleluya!
Mudah sekali untuk diprediksi, bahwa semenjak saat itu saya melayani Tuhan di bidang musik, walaupun hanya secara amatiran saja. Di samping itu bakat saya di bidang menulis, yang sudah lama sekali saya tinggalkan semenjak terjun ke dunia kerja, dibangkitkan kembali oleh-Nya. Kendatipun sering kali merasa tidak mampu, saya menerima tugas-tugas yang Tuhan percayakan dengan sungguh-sungguh. Saya berjanji kepada-Nya, bahwa selain menggunakan bakat-bakat tersebut hanya bagi kemuliaan nama-Nya saja, saya juga memakainya sebagai alat untuk menghimbau kedamaian, kesatuan dan kesejahteraan tubuh Kristus!
Terus terang saja, saya merasa kontribusi yang saya berikan di ladang Tuhan tidak berarti sama sekali. Tetapi Tuhan selalu mengingatkan dengan membawa saya kembali ke hari yang amat penting di gereja Indonesia itu, di mana Ia memanggil saya menggunakan dua buah lagu hasil karya hamba-hamba-Nya yang setia, yang menciptakannya lebih dari 100 tahun yang lalu! Siapakah yang menduga, bahwa lagu-lagu tersebut bisa menyentuh hati Bapa di sorga, sehingga layak untuk dinyanyikan oleh malaikat-malaikat-Nya?
Saya yakin, baik Albert Hag Malotte, pencipta lagu ‘The Lord’s Prayer’, maupun John Newton, penggubah lagu: ‘Amazing Grace’, tidak akan pernah menduga, bahwa sampai sekarang hasil pelayanan mereka itu bisa membuat impact yang begitu besar di dunia. Bahkan di sorga! Saya adalah saksi mereka, karena saya mendengar dengan jelas sekali kedua lagu tersebut didendangkan dengan indahnya oleh para malaikat sorgawi pada siang hari itu.
Tuhan juga mengajarkan, bahwa pelayanan bukan harus selalu bersifat masal. Ia hanya menuntut kesetiaan kita untuk melakukannya. Ia ingin agar kita mengerjakannya untuk kemuliaan nama-Nya saja, dan bukan dengan agenda-agenda tersembunyi yang mendahulukan kepentingan-kepentingan diri kita sendiri! Selanjutnya, … serahkan kepada Tuhan saja. Karena satu orang berdosa yang bisa diselamatkan oleh karena ketekunan kita melayani di ladang-Nya, akan membuat para malaikat di sorga bersukaria! Seperti yang dinyatakan oleh Yesus sendiri: “Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita pada malaikat-malaikat Allah karena satu orang berdosa yang bertobat.” (Lukas 15:10)
Sekarang setelah lebih dari 12 tahun berlalu saya harus mengakui, bahwa saya masih tetap berjuang seperti yang dilukiskan oleh rasul Paulus di dalam suratnya kepada jemaat di Filipi: “Bukan seolah-olah aku telah memperoleh hal ini atau telah sempurna, melainkan aku mengejarnya, kalau-kalau aku dapat juga menangkapnya, karena akupun telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” (Filipi 3:12-14)
Karena saya tetap mempunyai keinginan seperti dulu, yaitu untuk maju terus di dalam iman dan akhirnya memenangkan pertandingan yang tidak mudah ini, agar jika waktu saya ‘tiba’, saya juga bisa menulis seperti dia: “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” (2 Timotius 4:7)
Terpujilah nama Tuhan sampai selama-lamanya. Haleluya!
John Adisubrata
April 1997
Diolah kembali: Juni 2009
No comments:
Post a Comment