Oleh: John Adisubrata
INDERA KEENAM
“Sebab dunia orang mati tidak dapat mengucap syukur kepada-Mu, dan maut tidak dapat memuji-muji Engkau; orang-orang yang turun ke liang kubur tidak menanti-nanti akan kesetiaan-Mu.” (Yesaya 38:18)
Sampai sekarang, meskipun sudah tidak seperti dahulu lagi, saya gemar menonton film-film yang membahas tema-tema alam roh. Salah satu di antaranya adalah film The Sixth Sense, karya M. Night Shyamalan. Movie yang menurut pendapat saya jalan ceriteranya disajikan olehnya dengan ketrampilan artistik yang sangat mengagumkan, mengisahkan tentang kemampuan supranatural seorang anak kecil yang bisa melihat alam roh di tengah-tengah kesibukannya sehari-hari, bahkan berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah mati.
Mirip dengan sebuah film lain yang bertema sama: Ghost, keduanya menceriterakan kisah orang-orang mati yang masih tetap berkeliaran di dunia. Sebagian oleh karena mereka masih harus menyelesaikan beberapa tugas sebelum meninggalkan alam yang fana ini secara permanen, sedangkan yang lain menduduki daerah-daerah tertentu di mana mereka mengalami kematian mendadak secara tidak wajar. Kendatipun keduanya dikisahkan dengan menarik sekali untuk memikat perhatian para penontonnya, jika ditelusuri secara teliti, jalan ceriteranya sangat tidak alkitabiah, karena disajikan berdasarkan dongeng-dongeng nenek moyang!
Sebuah film DVD/VCD yang dapat dibeli di toko-toko buku Kristen di Indonesia berjudul: Escape from Hell, menjiplak dengan persis sekali ide dari sebuah movie sekuler yang terkenal awal tahun 1990, Flatliners, yang dibintangi oleh Kiefer Sutherland dan Julia Roberts.
Kedua film tersebut mengisahkan tentang eksperimen-eksperimen terlarang yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa fakultas kedokteran menggunakan obat-obatan untuk menghentikan detak-detak jantung mereka selama beberapa menit secara bergantian, sebelum ‘dirangsang’ kembali memakai alat medis ‘Defibrilator’. Mereka berharap, agar melaluinya misteri-misteri belum juga terpecahkan yang terjadi pada awal kematian manusia bisa diketahui oleh mereka.
Flatliners jelas membahas ceriteranya menurut selera dunia sekuler. Tetapi Escape from Hell, meskipun tidak 100% alkitabiah, mengisahkannya dari sudut pandangan orang-orang kristiani. Film yang diproduksi dengan ‘budget’ yang sangat terbatas ini menyajikan kisah yang diilhami oleh orang-orang yang pernah mengalami mati suri. Baik orang-orang yang sudah percaya, maupun mereka yang setelah melaluinya bersedia untuk bertobat.
Salah satu dari kesaksian-kesaksian yang mengilhami movie tersebut adalah kesaksian dahsyat sangat mengharukan seorang hamba Tuhan berasal dari New Zealand yang bernama Ian McCormack. Mengaku diri sebagai seorang ‘atheist’ yang pernah menolak kasih karunia Tuhan, ia mengalami kematian sejenak pada tahun 1982 di pulau Mauritius oleh karena sengatan fatal lima ekor ‘Box Jellyfish’ di dasar Samudera India.
Bertentangan dengan kesaksian Kerry Packer, ia menceriterakan, bahwa pada awal kematiannya ia ‘terjaga’ di suatu tempat yang amat gelap dan dingin sekali. Dalam waktu singkat ia dikerumuni oleh roh-roh jahat menakutkan yang mengatakan, bahwa ia berada di neraka! Tetapi suatu keajaiban yang luar biasa terjadi! Sebuah sinar yang jauh lebih terang dari pada ketajaman sinar-sinar laser datang menghampiri serta mengangkatnya ke luar dari sana. Terlindung di dalam lingkaran sinar cemerlang tersebut ia melayang ‘terbang’ melalui sebuah terowongan cahaya berkilau-kilauan yang amat panjang. Di seberangnya, di suatu tempat yang amat terang dan hangat sekali, ia berjumpa dengan Tuhan Yesus Kristus. Bahkan ia diberi kesempatan oleh-Nya untuk menyaksikan keindahan panorama sebuah bumi dan langit yang baru.
Kisah luar biasa yang diceriterakan olehnya secara detil sekali, diakhiri dengan kebangkitannya, pertobatannya dan keputusannya yang tetap untuk menjadi pengikut Kristus yang setia.
Seorang hamba Tuhan yang lain, Daniel Ekechukwu dari Nigeria, juga mengalami hal yang serupa pada tahun 2001. Setelah mengalami kecelakaan mobil yang mengakibatkan seluruh organ-organ di dalam tubuhnya rusak, ia dinyatakan ‘clinically dead’ oleh para dokter yang menanganinya. Beberapa hari kemudian, pada suatu hari Minggu, ketika jenazahnya dibawa ke dalam ruangan di bawah ‘auditorium’ sebuah gereja, di mana Ev Reinhard Bonnke sedang memimpin kebaktian di sana, tiba-tiba di luar dugaan isteri dan keluarganya ia bangkit kembali.
Menurut kesaksiannya ia dijemput oleh dua malaikat yang membawanya pergi ke sorga. Di sana ia menyaksikan tak terhitung banyaknya orang-orang yang mengenakan jubah-jubah putih sedang menyanyi, memuji dan menyembah Tuhan. Setelah itu ia dibawa ke neraka, di mana ia melihat banyak sekali orang-orang yang dikenal olehnya, termasuk hamba-hamba Tuhan yang termasyhur, yang sudah menyalah-gunakan kedudukan-kedudukan mereka di dunia, sedang disiksa di dalam lautan api neraka yang amat mengerikan.
Malaikat-malaikat itu mengatakan, bahwa ia mendapatkan kesempatan yang kedua untuk pulang kembali ke dunia, karena “permintaan orang kaya agar Lazarus kembali ke dunia untuk memperingati keluarganya (orang-orang yang masih hidup) mengenai keberadaan neraka, sudah dikabulkan oleh Tuhan bagi generasi ini”. (Lukas 16:27-28)
Daniel Ekechukwu menambahkan, bahwa ia diutus kembali ke dunia oleh Tuhan untuk memberikan peringatan yang terakhir kepada kita semua! Kisahnya, meskipun disertai dengan bukti-bukti yang sangat kuat, sampai sekarang masih tetap diragukan kebenarannya oleh banyak sekali orang-orang Kristen yang lain.
Di samping kesaksian-kesaksian Ps Ian McCormack dan Ps Daniel Ekechukwu, ada banyak sekali terbitan buku-buku tulisan orang-orang Kristen lainnya yang mengaku, bahwa mereka juga pernah mengalami peristiwa-peristiwa semacam itu melalui penglihatan atau mimpi. Baru-baru ini Choo Thomas meluncurkan buku karyanya: Surga itu Nyata!, yang mengisahkan perjalanan-perjalanannya di alam roh, di mana ia dibawa oleh Tuhan pergi mengunjungi sorga dan neraka. Katanya, … semua itu dialami di dalam penglihatannya. Begitu juga buku kesaksian penglihatan Ev Sadhu Sundar Singh, seorang hamba Tuhan yang diakui sebagai orang pertama yang berhasil memperkenalkan Kristus kepada bangsa India di akhir abad yang ke-19.
Sadhu Sundar Singh tidak pernah mengalami mati suri. Tetapi ia mengaku menerima suatu penglihatan di alam roh ketika ia sedang berdoa. Di sana ia dikunjungi oleh empat orang-orang suci yang menerangkan proses-proses kematian manusia kepadanya. Mereka berkata, orang-orang berdosa yang belum menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat akan dijemput dari ranjang kematian mereka oleh roh-roh jahat yang menakutkan. Sedangkan orang-orang yang sudah percaya akan dijemput oleh para malaikat, orang-orang suci, atau anggota-anggota keluarga serta sahabat-sahabat mereka yang sudah mati. Bahkan menurut kesaksian Sadhu Sundar Singh, bagi orang-orang yang sudah berhasil mencapai suatu tingkat kedewasaan rohani tertentu, Tuhan Yesus sendiri yang akan datang menjemput untuk menuntun roh mereka masuk ke sorga!
Alkitabiah atau tidak, itu adalah kesaksian-kesaksian mereka. Kita berhak untuk menerima atau menolaknya! Yang terpenting, kita harus meluangkan waktu kita untuk menyelidiki kesaksian-kesaksian tersebut dengan membandingkannya secara kritis dengan isi firman Tuhan. Jika kesaksian mereka bisa membangun iman kita, biarlah hal itu menjadi berkat. Jika tidak, … lupakan saja!
Saya teringat akan hari-hari terakhir kehidupan seorang saudara seiman yang oleh karena terserang penyakit ginjal yang sangat fatal telah meninggal dunia pada tahun 2002. Dua hari sebelum kematiannya di rumah sakit dalam keadaan sekarat ia berkata, bahwa ia melihat ‘orang-orang’ yang sedang berdiri tidak jauh di sisi kiri dan kanan tempat tidurnya. Padahal di dalam kamar sekecil itu, tidak ada orang-orang lain selain kami berempat. Pernyataannya membuat saya mempertimbangkan lagi kesaksian Ev Sadhu Sundar Singh mengenai penglihatannya!
Alam roh adalah suatu kenyataan yang tidak bisa disangkal. Firman Tuhan sering mengulasnya, baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.
Tidak ada seorang pun yang bisa menjelaskan keadaan alam roh kepada orang lain, kecuali jika ia mengalaminya sendiri pada hari kematian yang sebenarnya. Yang pasti, … cepat atau lambat, setiap orang akan menjalani fenomena itu, karena pada akhirnya kita semua harus pergi meninggalkan dunia yang fana ini. Jika saatnya tiba, … there’s no turning back!
Apakah Anda sudah siap? Tahukah Anda, ke ‘seberang’ yang mana Anda akan pergi? Yesus menegaskan berkali-kali di dalam firman-Nya, bahwa ada dua tempat di mana kita akan berakhir. Dan selain itu … kita juga diberi kebebasan oleh-Nya untuk memilih tempat tujuan kita tersebut!
Sekarang saya bisa memahami, mengapa sedari kecil saya percaya, bahwa ada ‘PRIBADI’ yang tidak kelihatan secara kasat mata, yang jauh lebih tinggi dari pada pribadi-pribadi yang ada di dunia! Padahal pada waktu itu kami sekeluarga masih belum mengenal Kristus. Tanpa saya sadari sendiri, ternyata Tuhan sudah mengaruniakan serta menanam sebutir bibit iman di dalam hati saya, ketika saya masih belum bisa memahami maknanya. (Mazmur 22:11) Sesuai penjelasan firman Tuhan, iman adalah dasar dari segala sesuatu! (Ibrani 11:1)
Dengan iman kita percaya, bahwa hanya di dalam Tuhan Yesus Kristus saja ada harapan, kepastian dan kebangkitan kembali! Penuh keberanian di depan pengadilan rasul Petrus meneguhkannya: “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.” (Kisah Para Rasul 4:12) Haleluya!
Saya yakin, Kerry Packer sekarang sudah berada di salah satu dari kedua tempat tersebut, karena saya percaya akan kebenaran firman Tuhan yang tidak akan pernah bisa diganggu gugat oleh siapa pun juga, bahkan oleh orang-orang yang terkaya di dunia.
Terpujilah nama Tuhan, karena besar kasih karunia dan kesabaran-Nya! Amin!
John Adisubrata
Juli 2007
No comments:
Post a Comment