Oleh: John Adisubrata
PENGLIHATAN, MIMPI DAN ILHAM
“Keselamatan itulah yang diselidiki dan diteliti oleh nabi-nabi, yang telah bernubuat tentang kasih karunia yang diuntukkan bagimu.” (1 Petrus 1:10)
Jika kita menelaah isi alkitab dengan lebih teliti mengenai cara-cara Tuhan berbicara kepada umat-Nya, ... mulai dari kitab Kejadian, kita bisa melihat, bahwa Ia selalu berhubungan dengan mereka yang mengasihi-Nya melalui cara-cara yang kendatipun serupa sekali, tetapi dengan berlalunya waktu, sebenarnya tidak sama, tergantung kepada siapa Ia berfirman.
Di taman Eden Tuhan berfirman kepada Adam dan Hawa secara pribadi. (Kejadian 3) Setelah mereka jatuh di dalam dosa, Ia juga masih berbicara secara langsung kepada anak mereka, Kain, ketika ia baru saja membunuh Habel, adiknya. (Kejadian 4:6) Tuhan juga mempunyai hubungan sangat intim dengan Henokh, orang pertama semenjak alam semesta diciptakan yang sudah menerima anugerah pengangkatan dari-Nya. (Kejadian 5:24)
Dengan nabi Nuh hal yang serupa terjadi, di mana alkitab menyatakan, bahwa ketika Tuhan memerintahkan dia dan keluarganya untuk mempersiapkan sebuah bahtera yang amat besar, Ia berfirman secara langsung kepadanya. (Kejadian 6-9)
Demikian juga dengan Abram (Abraham), Tuhan mempunyai hubungan yang sangat dekat. (Kejadian 12) Begitu intimnya, sehingga Ia mau menampakkan diri kepadanya! Kejadian 12 ayat 7a mencatat: ‘Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Dan untuk pertama kalinya istilah ‘penglihatan’ yang dialami oleh Abraham dicantumkan di dalam alkitab. Suatu pengalaman dengan Tuhan yang semenjak saat itu juga disaksikan oleh banyak sekali nabi-nabi dan hamba-hamba pilihan-Nya yang lain di dalam kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Kejadian 15 ayat 1a menggambarkannya seperti ini: “Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: …”
Sampai sekarang istilah penglihatan tersebut masih sering dipergunakan oleh hamba-hamba Tuhan dan orang-orang percaya lainnya untuk melukiskan salah satu dari cara-cara Tuhan berkomunikasi dengan mereka.
Alkitab juga mencatat, bahwa oleh karena hubungan yang begitu erat, TUHAN mau berkunjung ke kemah Abraham untuk makan bersama dia hidangan yang dipersiapkan oleh Sara, istrinya. (Kejadian 18:1-15) Pertemuan itu mengawali perjuangannya untuk menyelamatkan kota Sodom dan Gomora, serta seluruh penduduknya, dari hukuman yang akan memusnahkan mereka dari muka bumi untuk selama-lamanya. Bertawar-tawaran ia berusaha meyakinkan Tuhan yang sebenarnya sudah mengetahui segala-galanya dari semula, bahwa di kedua kota maksiat itu terdapat sejumlah besar orang-orang yang masih mau percaya dan taat kepada-Nya. (Kejadian 18:16-33)
Dan ketika Tuhan menguji iman Abraham, yaitu untuk mengorbankan anaknya, Ishak, sebagai korban bakaran kepada-Nya, Ia juga berdialog secara langsung dengannya. (Kejadian 22)
Kepada Ishak TUHAN berfirman pada saat ia berdoa, menubuatkan kelahiran kedua anaknya, Esau dan Yakub, yang akan mengawali penggenapan rancangan-rancangan-Nya yang maha besar untuk menyelamatkan umat manusia dari kebinasaan yang kekal, gara-gara ketidak-taatan Adam dan Hawa. Kejadian 25:23 mencatat: ‘Firman TUHAN kepadanya: “Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.”
Kendatipun Yakub dari awalnya sudah dikenal sebagai seorang penipu yang biasanya mencapai segala keinginannya melalui tindakan-tindakan yang tidak jujur, bahkan illegal, Tuhan tetap mengasihinya, dan bisa melihat potensial yang sudah direncanakan oleh-Nya bagi masa depan lelaki yang akan mengawali keberadaan bangsa pilihan Tuhan di mana seorang Penebus dunia akan dilahirkan. Melalui pengalaman Yakub, untuk pertama kalinya cara Tuhan menghubungi umat-Nya melalui ‘mimpi’ dicantumkan di dalam alkitab. (Kejadian 28:10-22) Semenjak saat itu masih banyak nabi-nabi dan hamba-hamba pilihan-Nya yang lain, yang dicatat di dalam firman Tuhan juga mengalaminya.
Seperti cara yang sebelumnya, sampai sekarang mimpi pun juga sering disaksikan oleh hamba-hamba Tuhan dan orang-orang percaya lainnya untuk melukiskan, bagaimana Roh Kudus sudah berkomunikasi dengan mereka.
Kejadian 32:22-32 juga mencatat pertemuan Yakub dengan seorang laki-laki yang bergulat dengan dia sepanjang malam sampai fajar menyingsing, yang meskipun akhirnya dimenangkan olehnya, mengakibatkan sendi pangkal pahanya terpelecok. Ayat yang ke 28 menyatakan: ‘Lalu kata orang itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Sedangkan ayat 30 berkata: ‘Yakub menamai tempat itu Pniel, sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!”
Semenjak zaman Yusuf, anak Israel (Yakub), yang dipakai oleh Tuhan untuk menyelamatkan seluruh keluarganya yang dikenal kemudian sebagai bapa-bapa ke-12 bani Israel, dari bahaya kelaparan di tanah Kanaan, tidak diterangkan dengan jelas di dalam alkitab cara-cara Tuhan berfirman kepadanya. Berbeda sekali dengan pengalaman-pengalaman para leluhurnya!
Di masa kecilnya ia dikenal sebagai seorang pemimpi yang menubuatkan masa depan keluarga, dan juga bangsanya melalui beberapa mimpi yang dialaminya sendiri, yang akhirnya terbukti sungguh terjadi. Bahkan ia dikaruniai oleh Tuhan hikmat sorgawi untuk mengartikan mimpi orang-orang lain dengan akurat sekali. Salah satu di antaranya adalah mimpi raja Firaun. Hikmat luar biasa itulah yang menyebabkan Yusuf diangkat olehnya menjadi seorang perdana menteri yang dianugerahi kuasa mutlak di negaranya, Mesir! (Kejadian 41:37-57)
Tidak dijelaskan secara detil di sana cara-cara Tuhan berfirman atau menolong dia di dalam menelaah mimpi orang-orang itu, karena semuanya dilakukan oleh Yusuf secara amat spontan, pada saat itu juga … di depan mereka. Kendatipun demikian telaahannya selalu terjadi dengan tepat sekali. Tentu saja oleh karena hubungannya yang begitu dekat dengan Tuhan, ia bisa segera mendengar suara Roh Kudus di dalam hatinya, mengerti dan langsung mengikuti (melaksanakan) perintah-perintah-Nya!
Tampaknya pada zaman itu Yusuf sudah mempraktekkan apa yang dinasehatkan oleh Tuhan Yesus kepada para pengikut-Nya beribu-ribu tahun kemudian: “Dan jika kamu digiring dan diserahkan, janganlah kamu kuatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Kudus.” (Markus 13:11)
Dibandingkan dengan kedua cara Roh Kudus berkomunikasi dengan umat Tuhan sebelumnya, yaitu melalui penglihatan dan mimpi, cara inilah yang sekarang paling sering disaksikan oleh hamba-hamba Tuhan dan orang-orang percaya lainnya untuk melukiskan, bagaimana mereka sudah mendengar suara Tuhan.
‘Lalu berkatalah Firaun kepada para pegawainya: “Mungkinkah kita mendapat orang seperti ini, seorang yang penuh dengan Roh Allah?” (Kejadian 41:38)
(Bersambung)
MENDENGAR SUARA TUHAN (3)
PELAYANAN MALAIKAT
No comments:
Post a Comment