Thursday, February 4, 2010

Mendengar Suara Tuhan (3)


Oleh: John Adisubrata

PELAYANAN MALAIKAT

‘Tetapi jawabnya: “Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku.” (Keluaran 33:18)

Mempelajari kitab Kejadian mengenai cara-cara Tuhan menghubungi umat-Nya dahulu untuk bercakap-cakap dengan mereka melalui ketiga contoh yang sudah dibahas sebelumnya (penglihatan, mimpi atau ilham Roh Kudus di dalam hati) menunjukkan, bahwa sikap hidup dan iman setiap orang yang mengasihi-Nya ikut mempengaruhi, bahkan sangat menentukannya. Tentu saja cara-cara Tuhan tersebut masih tetap berlaku sampai sekarang, karena kenyataannya, setiap orang harus menentukan sendiri sesuai dengan iman masing-masing, bagaimana mereka ‘mau’ atau ‘bisa’ dihubungi oleh Tuhan!

Apabila kita memperhatikan kisah-kisah di dalam kitab Perjanjian Lama tersebut secara lebih teliti lagi, bagaimana Tuhan sudah berfirman, berdialog, bertemu muka, bahkan sempat bergulat dengan (salah seorang dari) mereka, kita bisa melihat, kendatipun dinyatakan di sana, bahwa seolah-olah Ia sendiri yang berfirman atau bercakap-cakap dengan orang-orang tersebut, sebenarnya … ada ‘pribadi-pribadi’ sorgawi lainnya yang pergi mewakili Dia sebagai utusan untuk menemui mereka.

Peristiwa penting di kitab Keluaran 3 yang dialami oleh Musa ketika ia untuk pertama kalinya menerima panggilan Tuhan di gunung Horeb, membuka pengertian itu dengan jelas sekali. Pada awalnya tertulis di sana: “Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.” (Keluaran 3:2)

Setelah itu, ketika Musa hendak memeriksa apa yang sedang disaksikan olehnya, tiba-tiba Allah berseru dari tengah-tengah semak duri yang sedang menyala tersebut dan mulai bercakap-cakap dengannya. (Keluaran 3:5) Ayat berikutnya mencatat: Lagi Ia berfirman: “Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub.” Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.’ (Keluaran 3:6)

Jadi sebenarnya, seperti yang dilukiskan di dalam kisah-kisah di kitab Kejadian yang sudah dibahas sebelumnya, untuk menemui Musa secara pribadi, … malaikat sorgawilah yang mewakili TUHAN untuk menyampaikan firman itu kepadanya! Dan oleh karena mereka adalah utusan-utusan-Nya yang sah, setiap perkataan yang keluar dari mulut malaikat-malaikat itu, dicatat di sana … murni sebagai firman yang diucapkan oleh Tuhan secara pribadi!

Kesimpulan tersebut semakin didukung oleh peristiwa berikutnya yang dialami oleh Musa pada saat mendaki gunung Sinai atas permintaan Tuhan untuk menemui dan bersekutu dengan-Nya, di mana ia menerima kedua loh batu yang berukirkan kesepuluh perintah Allah. Ketika Musa menyatakan keinginannya agar ia bisa menatap wajah-Nya, alkitab menjelaskan: ‘Lagi firman-Nya: “Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup.” (Keluaran 33:20)

Ayat itu membuktikan, bahwa tidak ada seorang pun sesudah Adam dan Hawa, baik di zaman dahulu maupun sekarang, yang pada masa hidupnya pernah menyaksikan kemuliaan wajah Allah Bapa, sekalipun dinyatakan di dalam alkitab, bahwa mereka hidup bergaul erat dengan Dia!

Sampai saat ini banyak orang-orang percaya di mana-mana yang mengatakan, bahwa malaikat-malaikat sorgawi juga pernah datang mengunjungi mereka untuk menyampaikan firman Tuhan. Ada yang bisa melihatnya, tetapi ada juga yang hanya sekedar mendengar suaranya saja. Seperti kebiasaan yang selalu terjadi, sikap hidup orang-orang yang mengalami fenomena-fenomena semacam itu bisa berubah secara instan.

Perhatikanlah apa yang terjadi dengan kehidupan Musa tidak lama sesudah pertemuannya dengan Tuhan di gunung Horeb untuk pertama kalinya!

Memang malaikat-malaikat sorgawi adalah utusan-utusan-Nya yang dari dahulu sampai di akhir zaman nanti, akan tetap melakukan tugas-tugas mulia tersebut. Tetapi … semenjak zaman Musa, manusia pun, … mulai dengan Musa sendiri, dipakai oleh Tuhan sebagai penyambung lidah-Nya untuk menggenapi rancangan-rancangan-Nya di dunia. Musa, dibantu oleh kakaknya, Harun, diutus oleh Tuhan untuk mewakili-Nya menghadap kepada Firaun, guna mengatur pembebasan orang-orang Israel dari masa perbudakan mereka di Mesir.

Kitab Keluaran mencatat bagaimana TUHAN menjelaskan hal itu kepada Musa: Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Lihat, Aku mengangkat engkau sebagai Allah bagi Firaun, dan Harun, abangmu, akan menjadi nabimu.” (Keluaran 7:1) Di situ Tuhan menetapkan Musa, seorang yang berhati amat lembut, melebihi orang-orang lain yang hidup pada zaman itu (Bilangan 12:3), sebagai utusan yang mewakili-Nya untuk melakukan mujizat-mujizat dahsyat, yang sebelumnya biasanya hanya dilaksanakan oleh Tuhan melalui para malaikat-Nya. Mujizat-mujizat yang sampai saat ini masih terus dipercakapkan oleh setiap orang (percaya) di seluruh dunia!

Roh Kudus juga dicurahkan untuk pertama kalinya kepada Musa, yang menurut kitab Bilangan, diambil lagi sebagian oleh Tuhan, lalu dibagi-bagikan kepada ke-70 orang tua-tua bangsa, yang mendapat tugas untuk membantu Musa memimpin bangsa Israel, agar mereka bisa meringankan beban dan tanggung jawabnya yang amat besar tersebut. (Bilangan 11:17)

Semenjak saat itu, banyak sekali umat lainnya setelah Musa yang dipilih menjadi wakil-wakil Tuhan secara bergantian dari generasi ke generasi, sebagai penyambung lidah-Nya. Yang memegang peranan terpenting di kitab-kitab Perjanjian Lama adalah: Yosua, Gideon, Samuel, Daud, Natan, Salomo, Elia, Elisa, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel, Hosea, dan lain sebagainya. Termasuk juga nabi-nabi berikutnya: Gad, Azarya, Hanani, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi, dan lain-lainnya.

Orang-orang tersebut dinyatakan di dalam alkitab sebagai wakil-wakil Tuhan yang ditugaskan untuk meneruskan firman kepada umat-Nya di dunia. Bahkan kadang-kadang untuk menyampaikannya di antara mereka sendiri, seperti yang pernah difirmankan oleh Tuhan melalui nabi Natan untuk menegur raja Daud. (2 Samuel 12:1-25) Mereka semua di zaman masing-masing, baik sebagai raja/hakim maupun sebagai nabi, mengalami secara langsung atau tidak, ketiga contoh yang sudah dibahas sebelumnya, yang dialami oleh nenek moyang mereka! Seperti yang terjadi pada Musa, Tuhan pun menyatakan diri-Nya kepada Elia di gunung Horeb. (1 Raja-Raja 19:1-18)

Tidak bisa disangkal lagi, bahwa pada masa pelayanan-Nya yang amat singkat di dunia, Yesus adalah wakil Allah Bapa yang paling sempurna. Berbeda dengan nabi-nabi lainnya, Yesus-lah satu-satunya yang berasal dari sorga. (Yohanes 1:1-18) Selain nubuatan para nabi sebelum-Nya mengenai kelahiran, kehidupan, kematian dan kebangkitan-Nya sudah terjadi semua, sampai saat ini nubuatan-nubuatan yang Ia berikan sendiri juga masih terus digenapi dengan jitu sekali. Dicatat di dalam alkitab, bahwa oleh karena begitu banyaknya pekerjaan-pekerjaan yang sudah Yesus lakukan pada masa hidup-Nya, keempat Injil yang khusus menceriterakan kisah hidup-Nya tidak mempunyai kapasitas untuk memuatnya secara lengkap. (Yohanes 21:25)

Sebelum kenaikan Yesus ke sorga, Ia menghembuskan Roh Kudus kepada murid-murid-Nya (Yohanes 20:22), lalu mengutus mereka sebagai wakil-wakil-Nya untuk memberitakan Injil di dunia. Begitu juga para pengikut Kristus lainnya, termasuk orang-orang awam yang menerima anugerah luar biasa di hari Pentakosta, di mana Roh Kudus untuk pertama kalinya dicurahkan dari sorga atas mereka dengan dahsyatnya. (Kisah Para Rasul 2:1-12)

“Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta.” (Ibrani 1:1-2)

(Bersambung)

MENDENGAR SUARA TUHAN (4)

‘MEWAKILI’ TUHAN

No comments: