Friday, June 12, 2009

Semuanya adalah Kasih Karunia (10)


Kesaksian John Adisubrata

KEAJAIBAN KETUJUH: URAPAN-NYA DICURAHKAN

“Lihatlah, kami menghadap hadirat-Mu dengan kesalahan kami. Bahwasanya, dalam keadaan demikian tidak mungkin orang tahan berdiri di hadapan-Mu.” (Ezra 9:15b)

Kali ini saya tidak mempunyai kuasa lagi untuk mengelak, menghindari, atau menolak, … bahkan melarikan diri dari sensasi yang amat mengherankan tersebut, yang sejam sebelumnya sudah hampir terjadi, tetapi berhasil saya gagalkan!

Saya merasa terkejut sekali, … tertegun, bingung, dan entah apa lagi, … tidak ada kata-kata yang tepat, yang bisa menjelaskan segala sesuatu yang sedang terjadi di dalam hati dan diri saya siang hari itu. Saya merasa pribadi saya mendadak mengempis, … menjadi kecil sekali, tidak berarti, dan mulai hancur luluh berkeping-keping di hadapan SESEORANG yang amat luar biasa dahsyatnya, yang tidak saya kenal dan tidak pernah saya ketahui sebelumnya!

Akibatnya … tanpa bisa menahannya lagi, seperti ada kuasa yang mendorong tubuh saya ke belakang, saya terpelanting jatuh di atas tempat duduk di belakang saya dengan tubuh yang mengejang. Perlu ditekankan di sini, Tylio sama sekali tidak menjamah kepala saya, atau bagian-bagian tubuh saya yang lain!

Air mata saya mengalir keluar, bercucuran tak terkendalikan. Antara sadar dan tidak sadar, tiba-tiba saya merasakan suatu aliran listrik bervoltasi tinggi sekali, yang entah … berasal dari mana, menembus masuk ke dalam tubuh melalui bagian atas kepala saya. Aliran listrik yang bergetar dengan dahsyatnya di dalam diri saya tersebut langsung menyebar ke seluruh bagian-bagian tubuh saya yang lain.

Saya ingat sekali, bahwa pada saat yang bersamaan saya melihat seakan-akan ada suatu sinar amat terang, yang entah … saya bisa menatapnya menggunakan kedua mata saya yang sedang tertutup rapat, atau sinar itu terlihat oleh mata hati saya yang mendadak menjadi terbuka lebar!

Sementara saya masih tetap bisa mendengarkan alunan lagu Amazing Grace terus dinyanyikan oleh Tylio, saya juga mendengar suara orang-orang lain yang tiba-tiba datang mengerumuni diri saya dari berbagai jurusan di dalam ruangan tersebut. Mereka mengeluarkan suara-suara aneh yang tidak pernah saya dengar sebelumnya.

Dari ubun-ubun kepala, saya terus merasakan arus aliran listrik bervoltasi tinggi itu tak henti-hentinya masuk, memenuhi seluruh tubuh saya dengan dahsyatnya.

Oleh karena kebingungan, saya berusaha untuk mencari sesuatu yang bisa saya pegang. Tetapi upaya itu ternyata gagal, sebab kedua lengan saya sudah menjadi kaku sekali! Lalu saya berusaha untuk menggenggamkan kedua tangan saya. Usaha itu pun tidak berhasil, karena seperti lengan-lengan saya, kedua tangan saya, terutama jari-jarinya, juga sudah menjadi kejang, dipenuhi oleh arus listrik yang mengalir kian-kemari di dalamnya. Bahkan saya bisa merasakan letikan-letikan api listrik itu berloncatan dari jari-jari tangan kiri saya ke jari-jari tangan yang sebelah kanan, begitu juga kebalikannya.

Perut (belly) saya terasa seolah-olah terbuat dari sebuah metal yang keras, sejenis besi stainless yang melengkung dengan ajaib sekali, dipenuhi oleh arus listrik yang mengalir dan terus-menerus berputar-putar di dalamnya! Sensasi yang sangat luar biasa, … terlalu menakjubkan untuk bisa dilukiskan dengan kata-kata sederhana yang saya ketahui!

Masih teringat dengan jelas sekali, bahwa ketika itu saya sudah tidak mempunyai kemampuan apa-apa lagi untuk berpikir, menggunakan segala kecerdasan akal pikiran saya. Diiringi sedu-sedan yang seolah-olah tersumbat di dalam tenggorokan, penuh keharuan hati saya berusaha mengekspresikan dengan lirih rangkaian kata-kata yang menggambarkan penyesalan hati saya. Karena secara tiba-tiba … saya bisa melihat segala kekurangan-kekurangan, bahkan kejahatan-kejahatan saya, begitu juga tindakan-tindakan dosa yang selama itu telah saya lakukan di luar kesadaran.

Dengan hati hancur-luluh, penuh ketaklukan, saya membisikkan beberapa kali kalimat ini kepada-Nya: “Ampunilah dosa-dosaku, oh Tuhan, … ampunilah dosa-dosaku.”

Sekarang saya baru mengetahui, bahwa kata-kata tersebut tentu keluar dari hati nurani saya yang terdalam, disertai penyesalan dan pertobatan yang sudah berhasil dikerahkan oleh kasih karunia Tuhan, melalui kuasa Roh Kudus.

Sensasi itu berlangsung cukup lama. Istri saya, yang berdiri di sisi kanan saya, masih tetap belum menyadari peristiwa yang sedang saya alami tersebut, … di mana Tuhan sedang berkarya untuk menepati janji-janji-Nya kepada mereka yang dengan setia sudah berdoa bagi keselamatan hidup saya. Ia membuktikan dengan menganugerahkan kepada saya kasih karunia-Nya yang luar biasa, yang tercantum di dalam firman Tuhan, dan yang tidak pernah berubah sampai selama-lamanya!

Pada waktu itu saya benar-benar merasa diliputi oleh kedamaian, sukacita dan kasih sorgawi yang berkelimpahan! Karena kenyataannya, hadirat Tuhan bukan hanya berada di dalam ruang gereja itu saja, tetapi melalui Roh Kudus-Nya, Ia juga sudah memenuhi diri saya, seorang berdosa yang amat tidak berharga, tetapi menerima anugerah termulia dari sorga, yaitu kasih karunia yang menakjubkan!

“Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.” (Efesus 2:8-9)

(Bersambung)

SEMUANYA ADALAH KASIH KARUNIA (11)
Kesaksian John Adisubrata

KEAJAIBAN KEDELAPAN: CIPTAAN YANG BARU

No comments: