Friday, June 19, 2009

Semuanya adalah Kasih Karunia (11)


Kesaksian John Adisubrata

KEAJAIBAN KEDELAPAN: CIPTAAN YANG BARU

“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” (2 Korintus 5:17)

Keajaiban ini membuat semua keajaiban yang telah saya alami sebelumnya tampak tidak berarti sama sekali, karena puncak dari panggilan Tuhan kepada setiap umat yang dikasihi-Nya digenapi di sini: suatu ciptaan yang baru. Perubahan-perubahan yang terjadi pada diri saya sesudah peristiwa itu berlalu, amat sukar untuk dicernakan dengan pengertian saya sendiri, bahkan … pengertian orang-orang di sekitar saya.

Kendatipun ada yang pada awalnya menolak untuk mempercayai ketulenan kejadian itu, mentertawakan, mengejek, bahkan mengolok-olokkannya, mereka tidak bisa membantah kenyataan, bahwa … peristiwa itu berhasil mengubah sikap hidup saya! Kebiasaan-kebiasaan buruk yang tidak berkenan di hati-Nya, dicabut oleh Tuhan secara instan, diganti dengan kerinduan-kerinduan baru yang sesuai dengan firman-Nya. Sedangkan karakter-karakter yang mendukakan hati-Nya, yang sebenarnya sudah lama mendarah daging di dalam diri saya, diubah secara bertahap. Saya akui, proses perubahan tersebut masih terus berjalan sampai sekarang!

Segala sesuatu yang sebelumnya tidak pernah saya perhatikan, sebab tampak ‘biasa-biasa’ saja, tiba-tiba menjadi berarti sekali bagi saya. Semua ciptaan Tuhan, dari rumput-rumput yang berwarna hijau, bunga-bunga yang beraneka ragam, sampai burung-burung yang berkicauan di udara, semuanya menimbulkan sukacita di dalam hati, karena semenjak saat itu saya menjadi mampu untuk melihat dan mengagumi kebesaran kuasa-Nya. Mengucap syukur untuk hal-hal yang paling kecil pun menjadi suatu kebiasaan yang rutin, karena sekarang saya bisa menghargai berkat-berkat tersebut.

Kasih karunia yang Tuhan anugerahkan kepada saya dengan cuma-cuma, membuat saya semakin jatuh cinta kepada-Nya. Bahwa Ia mengasihi dan mau menyelamatkan hidup saya, adalah suatu hal yang sukar sekali untuk bisa dipahami. Seperti umumnya terjadi pada orang-orang yang mengalami fenomena serupa itu, Ia juga langsung menjadi pusat kehidupan saya, nomor satu dan di atas segala-galanya! Istri dan anak saya bisa segera menikmati benefitnya, karena keharmonisan hidup kami sekeluarga menjadi semakin bertambah maksimal.

Semenjak saat itu, jika saya mendengar nama Yesus disebut, atau membaca lagi kisah tentang penyaliban-Nya, entah mengapa, … lubuk hati saya menjadi tergetar secara ajaib sekali. Tiba-tiba penderitaan yang dilalui oleh-Nya di bukit Golgota lebih dari 2000 tahun yang lalu menjadi relevan sekali bagi saya. Seolah-olah semua itu harus diderita oleh-Nya hanya untuk menyelamatkan diri saya!

Karena semenjak hari Minggu tanggal 30 Maret 1997, kira-kira jam 2.30 siang, seperti televisi yang baru pertama kali dipasang menggunakan sebuah antenna agar bisa menangkap gelombang-gelombang acara TV dengan jelas, Roh Kudus telah membantu memberikan kemampuan kepada saya untuk memahami kehendak Bapa di sorga.

Isi firman Tuhan yang dahulu tampak sukar untuk dimengerti, mendadak menjadi seperti aliran sungai kehidupan yang berarti sekali bagi saya. Saya menjadi lapar dan haus akan firman-Nya! Pengertian isi kitab Wahyu yang sebelumnya tidak pernah menarik perhatian saya, dibukakan oleh-Nya secara ajaib sekali. Seolah-olah Tuhan hendak memperingatkan, bahwa saat kedatangan-Nya kembali untuk menjemput umat yang dikasihi oleh-Nya sudah dekat sekali!

Kalau sebelumnya saya selalu mempunyai pandangan yang amat toleran tentang setiap agama di dunia, karena mereka memang sama baiknya, pendirian itu sekarang menjadi berubah. Tanpa ingin mengurangi rasa hormat kepada agama-agama lainnya, saya harus mengakui dengan jujur, bahwa mulai saat itu saya bisa melihat, bahwa Tuhan Yesus berbeda sekali dengan tokoh-tokoh pendiri agama-agama tersebut. Apabila mereka hendak menunjukkan jalan kebenaran kepada para pengikutnya, mereka berkata: “Itulah jalan yang harus engkau ikuti, …” Mereka selalu menunjuk ke arah yang lain, bukan diri mereka sendiri.

Tetapi ketika Tuhan Yesus berkata: “Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” (Yohanes 14:6), Ia menunjuk diri-Nya sendiri. Sebab memang benar, hanya Yesus-lah satu-satunya Jalan, Kebenaran dan Hidup!

Salah satu perubahan lain yang juga tampak nyata sekali setelah peristiwa itu terjadi, adalah ketabahan saya untuk memproklamirkan kepada umum, bahwa saya adalah seorang pengikut Kristus yang mencintai-Nya dengan sungguh-sungguh. Berbeda sekali dengan dulu saat saya mengaku beragama Kristen, tetapi merasa jengkel terhadap pengikut-pengikut-Nya yang ‘fanatik’, yang tanpa merasa ragu atau malu memuliakan nama-Nya di depan umum!

Seakan-akan memiliki api yang berkobar-kobar di dalam hati, saya merasa terdorong untuk selalu menjadi saksi-Nya, untuk menceriterakan kebesaran kasih karunia Tuhan dan kebenaran firman-Nya kepada orang-orang yang belum mengenal Dia. Nabi Yesaya menulis: “umat yang telah Kubentuk bagi-Ku akan memberitakan kemasyhuran-Ku.” (Yesaya 43:21)

Selain itu, sebagai pengganti hobby saya di bidang musik pop dan rock, Roh Kudus memberikan jenis-jenis musik yang jauh lebih indah, yang sekarang bisa saya mengerti makna dan tujuannya. Lagu-lagu praise and worship untuk memuliakan, memuji dan menyembah Tuhan! Irama lagu-lagu tersebut berkumandang di dalam hati saya, pada saat saya memerlukannya, untuk menguatkan iman dan membangkitkan sukacita. Karena melalui hal itu saya tahu, Dia akan selalu menyertai saya di mana pun saya berada.

Kaset-kaset yang dibeli oleh istri saya di malam KKR tersebut menjadi salah satu dari koleksi lagu-lagu rohani yang paling saya gemari. Itulah hobby saya yang terakhir! Lagu Penyembah yang Benar, karya Franky Sihombing, menjadi salah satu dari lagu-lagu rohani kesayangan saya, yang selalu mengingatkan pentingnya hari pertobatan saya itu.

Kasih karunia Tuhan sungguh luar biasa! Kendatipun pada mulanya saya membangkang untuk pergi menghadap Dia ketika acara altar call di gereja Indonesia tersebut, bahkan menolak untuk menyerahkan diri saya kepada-Nya, Ia … Raja di atas segala raja, Tuhan di atas segala tuhan, bersedia untuk datang menghampiri, menjamah dan mengubah sikap hidup saya, bahkan memberi kesempatan kepada saya untuk menjadi salah seorang dari saksi-saksi-Nya yang hidup di akhir zaman. Sungguh suatu kehormatan yang luar biasa!

Saya tidak pernah menyadari sebelumnya, bahwa Alkitab penuh dengan kejadian-kejadian serupa yang membuktikan kasih karunia-Nya yang luar biasa itu. Di antaranya, ... yang paling nyata, ialah teladan-teladan yang sudah dilakukan oleh Tuhan Yesus sepanjang masa pelayanan-Nya yang singkat di dunia, di mana Ia justru pergi menghampiri orang-orang yang tidak layak, yang tidak berharga, memanggil dan menjadikan mereka pengikut-pengikut-Nya yang setia.

Saya bersyukur dan berterima kasih sekali atas kesempatan yang indah itu, yang sudah dianugerahkan kepada saya. Saya tahu, apa pun yang akan saya lakukan untuk-Nya mulai saat itu, tidak akan pernah bisa membalas berkat kasih karunia tersebut.

Sekarang saya menyadari, bahwa di dalam hidup ini tidak ada yang terjadi secara kebetulan. Saya yakin, para artis VOG maupun The True Worshippers tidak akan pernah mengetahui kisah pertobatan saya ini, yang bisa terjadi hanya oleh karena pelayanan mereka di kota Brisbane malam itu. Kecuali ... jika mereka mendapat kesempatan untuk membaca kesaksian ini. Saya berterima kasih sekali atas kesediaan mereka datang ke kota kami, sehingga oleh karenanya saya bisa dipertemukan kembali dengan Pencipta saya, Allah Bapa di sorga.

Dan saya juga menyadari, bahwa hal-hal yang sama mungkin akan terjadi di dalam pelayanan saya sendiri. Tanpa saya ketahui, ada tindakan-tindakan saya yang bisa mempengaruhi kehidupan orang-orang lain. Saya memohon kepada Tuhan, agar pengaruh-pengaruh itu selalu bersifat positif, yang memuliakan nama-Nya, seperti yang sudah berhasil dilakukan oleh kedua grup pemusik dari Indonesia tersebut di dalam kehidupan saya.

Mungkin kalimat berikut ini akan menimbulkan kesan ‘selfish’ di pihak saya. Oleh karena itu sebelumnya saya memohon maaf. Tetapi saya merasa yakin sekali, bahwa hari Minggu itu, tanggal 30 Maret 1997, adalah hari yang telah diadakan oleh Tuhan khusus untuk saya.

Terpujilah nama Tuhan sampai selama-lamanya! Haleluya!

Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.” (Efesus 2:10)

(Bersambung)

SEMUANYA ADALAH KASIH KARUNIA (12)
Kesaksian John Adisubrata

PENUTUP: “BAGAIMANA SEKARANG?”

No comments: