Friday, February 6, 2009

Sekilas dari Keabadian (26)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

KEMULIAAN WAJAH-NYA

“Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.” (Lukas 9:29)

Di tengah-tengah segala kegemilangan itu, karena saya merangkak di bawah, saya melihat dengan jelas sekali di depan mata saya sepasang kaki manusia yang memancarkan cahaya berkilau-kilauan indah tak terlukiskan. Sepasang kaki SEORANG LAKI-LAKI yang berperawakan gagah sekali, yang berdiri tegak di hadapan saya mengenakan sebuah jubah panjang berwarna putih bersih.

Kain jubah-Nya memancarkan berkas-berkas cahaya terang-benderang, seolah-olah bahannya terbuat dari rajutan sinar-sinar murni yang tidak pernah saya saksikan sebelumnya.

Perlahan-lahan saya mengarahkan pandangan mata saya dari bawah ke atas. Saya melihat laki-laki itu berdiri tegap, memandang penuh kewibawaan dengan kedua lengan dan tangan-Nya terbentang lebar. Seakan-akan Ia ingin menyatakan kepada saya, bahwa Ia menyambut kedatangan saya di sana dengan hangat sekali. Bahkan jika memungkinkan, Ia ingin mendekap diri saya erat-erat.

Oh, … detak jantung saya terhenti sejenak, ketika saya menatap wajah-Nya. Karena pada saat itu juga saya menjadi sadar, bahwa saya benar-benar sedang berada di dalam hadirat Allah Yang Mahakuasa, Pencipta segenap alam semesta!

Kedua mata saya hanya mampu untuk mengenali sinar kemuliaan yang mengelilingi wajah-Nya saja, karena berkas-berkas cahaya tersebut tujuh kali lipat lebih terang dari pada sinar-sinar yang saya saksikan sebelumnya. Seolah-olah sinar dahsyat yang berkilau-kilauan itu dipancarkan keluar melalui setiap pori-pori yang ada pada kulit muka-Nya.

Oleh karena ketajaman pancaran sinar-sinar yang mengelilingi kepala-Nya, kedua mata saya tidak bisa mengenali lekuk-liku paras-Nya. Cahaya kemuliaan tersebut tampak begitu dominan, sehingga raut muka-Nya hanya kelihatan samar-samar belaka. Begitu juga rambut di kepala-Nya yang berkibar-kibar, tampak berkilau-kilauan terang, tajam dan putih sekali, laksana petir-petir yang sedang menyambar kian-kemari!

Hanya memandang sejenak saja berkas-berkas sinar kemuliaan yang dipancarkan oleh wajah-Nya, saya segera bisa mengenali kesucian dan kekudusan kasih-Nya, yang seketika itu juga langsung mengalir memenuhi diri saya.

Saya menjadi semakin yakin akan kedaulatan-Nya: “Sungguh tidak dapat dipungkiri lagi, … Dia-lah Tuhan yang menciptakan segenap alam semesta ini!”

Ketika mata saya masih terus berusaha keras untuk bisa mempelajari paras-Nya, tiba-tiba dengan cekatan sekali Ia bergerak menggeserkan diri-Nya ke samping kanan. Seakan-akan melalui tindakan itu Ia ingin memperingati saya untuk segera berhenti melakukannya.

Bersama dengan diri-Nya, berkas-berkas cahaya intensif yang luas mengelilingi tubuh-Nya itu juga ikut terpindah ke samping kanan.

Oleh karena hal itu terjadi dalam waktu yang amat singkat, dan juga kepadatan berkas-berkas cahaya luar biasa tersebut sudah tidak menghalang-halangi pandangan mata saya lagi, saya yang masih tetap menatap ke depan, … menyaksikan suatu keajaiban sorgawi yang baru!

Ternyata tersembunyi di belakang tubuh-Nya, dan juga di balik kebesaran pancaran-pancaran sinar kemuliaan-Nya, suatu pemandangan dahsyat lainnya, yang tidak pernah saya duga sebelumnya!

(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini

SEKILAS DARI KEABADIAN (27)
Kesaksian Ian McCormack 

LANGIT DAN BUMI YANG BARU

No comments: