Sunday, February 15, 2009

Sekilas dari Keabadian (31)


Kesaksian Ian McCormack

Oleh: John Adisubrata

KARUNIA KESEMBUHAN INSTAN

“TUHAN, Allahku, kepada-Mu aku berteriak minta tolong, dan Engkau telah menyembuhkan aku.” (Mazmur 30:3)

Kecuali leher saya yang sekarang sudah mampu menggoyang-goyangkan kepala, seluruh bagian bawah tubuh saya masih terasa kaku dan lumpuh. Menyadari hal itu saya berseru kepada-Nya: “Tuhan, apakah gunanya jika keadaan tubuhku seperti ini, … lumpuh dan terus tergantung pada mesin-mesin medis rumah sakit selama hidupku?Bukankah Engkau yang sudah membangkitkan aku? Tentu untuk menyembuhkan diriku juga bukan merupakan suatu hal yang sulit bagi-Mu. Tuhan, jika Engkau tidak mau melakukannya, ijinkanlah aku memasuki planet baru yang telah Kauperlihatkan kepadaku itu.”

Sekali lagi Ia membuktikan, bahwa perintah-perintah yang diberikan kepada setiap orang yang sudah dipilih oleh-Nya selalu disertai dengan kesetiaan akan janji-janji-Nya!

Melalui kuasa adikodrati yang amat menakjubkan, saya merasakan bagaimana Ia membersihkan seluruh peredaran-peredaran darah tubuh saya dari pengaruh-pengaruh racun Box Jellyfish, yang beberapa saat yang lalu sudah berhasil membunuh diri saya.

Proses pembersihan darah tersebut berlangsung kurang-lebih tiga jam. Selama itu saya merasa seolah-olah ada aliran listrik yang hangat bergetar menjelajahi seluruh tubuh saya. Bersamaan dengan fenomena yang sedang terjadi itu, tak henti-hentinya saya berdoa kepada-Nya.

Tak lama kemudian kedua tangan dan kaki-kaki saya mulai berfungsi lagi. Meskipun seluruh permukaan kulitnya masih terasa kebal, sedikit demi sedikit saya mulai bisa menggerak-gerakkan mereka. Begitu pula rasa peka pada kulit beberapa bagian tubuh saya perlahan-lahan juga mulai timbul kembali. Ketika seorang perawat wanita menyuntik lengan tangan kanan saya, untuk pertama kalinya saya bisa merasakan benaman jarum yang menyakitkan itu di kulitnya.

Oleh karena proses kesembuhan tubuh saya berjalan dengan pesat sekali, lagipula sebagai seorang pasien keadaan saya sudah tidak kritis dan menguatirkan lagi, mereka memindahkan saya dari dalam ruang darurat ke ‘General Ward’ rumah sakit tersebut.

Sepanjang malam saya terus berusaha untuk bertahan agar tidak tertidur. Karena kendatipun kedua kaki saya bisa digerak-gerakkan lagi, permukaan kulitnya masih tetap terasa kebal. Hal itu membuat saya tidak yakin, bahwa seluruh tubuh saya benar-benar sudah ‘dibersihkan’ secara total dari pengaruh jahat racun ubur-ubur laut tersebut. Saya menjadi kuatir, ada sisa-sisa racun yang masih mengendap di beberapa bagian pembuluh-pembuluh darah saya, yang bisa mengakibatkan kematian saya lagi. Oleh karena itu, sekalipun tubuh saya sudah terasa penat sekali, saya tetap menolak untuk memejamkan kedua mata saya.

Menjelang subuh perlahan-lahan saya mulai merasakan kepekaan permukaan kulit kaki-kaki saya. Menggunakan ujung kuku ibu jari kaki kiri, saya mencoba menekan kulit kaki saya yang sebelah kanan. Baru setelah saya bisa merasa sakit oleh karenanya, saya menjadi yakin, bahwa kesehatan tubuh saya sudah pulih kembali.

Beberapa kali saya berhasrat untuk memejamkan kedua mata saya, tetapi keragu-raguan masih tetap mengganggu benak pikiran saya. Saya merasa kuatir, apabila saya tertidur lelap, roh saya akan ‘bangun’ kembali di tempat gelap yang amat menakutkan itu!

Sesudah mencoba beberapa kali menutup mata kiri saya saja, lalu mata saya yang sebelah kanan, kemudian kedua-duanya, dan … ternyata saya masih tetap berada di dalam ruangan itu, baru akhirnya saya berani memejamkan kedua mata saya tanpa merasa kuatir lagi.

Kira-kira jam delapan pagi saya tertidur dengan nyenyak sekali, … beristirahat sepanjang siang hari tersebut.

(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini

SEKILAS DARI KEABADIAN (32)
Kesaksian Ian McCormack 

TERANG SINAR PANDANGAN MATA YANG BARU

No comments: