Wednesday, April 1, 2009

Something Beautiful (4)


Oleh: John Adisubrata

APAKAH YANG ADA DI TANGANMU ITU?

‘TUHAN berfirman kepadanya: “Apakah yang di tanganmu itu?” Jawab Musa: “Tongkat.” (Keluaran 4:2)

Tuhan tidak memanggil untuk membebani setiap orang dengan tugas-tugas raksasa, yang tampak mustahil sekali untuk dilaksanakan. Meskipun demikian perkecualian-perkecualian juga ada bagi mereka yang memang sudah ditentukan dari semula untuk melakukan hal-hal yang besar bagi kerajaan-Nya!

Menjelang akhir tahun 2007 sebuah film berjudul Amazing Grace telah diluncurkan di bioskop-bioskop di seluruh dunia. Movie yang menjadi termasyhur di kalangan masyarakat kristiani tersebut mengisahkan perjuangan seorang politikus Inggris bernama William Wilberforce (Ioan Gruffudd) di awal abad ke-19 untuk menghancurkan sistim perbudakan yang sedang merajalela di negaranya. Puluhan tahun lamanya ia berusaha untuk membebaskan penderitaan orang-orang yang ditangkap dan diculik dari benua Afrika, lalu diperjual-belikan dan dipaksa bekerja sebagai budak-budak di perkebunan negara-negara jajahan Inggris.

Kisah yang mengharukan itu menggambarkan kondisi imannya yang luar biasa, persekutuannya yang intim dengan Tuhan, dan juga hubungannya yang dekat dengan John Newton (Albert Finney), penggubah lagu ‘Amazing Grace’, yang menjadi inspirasi utama perjuangannya tersebut. Akhirnya pada tahun 1833 ia berhasil mengubah Undang-Undang yang melarang dengan tegas lalu lintas perbudakan di negaranya! William Wilberforce sudah dipanggil, dipilih dan dipercayai oleh Tuhan untuk mengubah sejarah dunia melalui kedudukan dan pengaruh yang dikaruniakan oleh Tuhan kepadanya.

Selain Musa, firman Tuhan juga mencatat Yusuf (Kejadian 37-50), Yosua, Gideon (Hakim-Hakim 6-8), Simson (Hakim-Hakim 13-16), Daud, Ester, Maria, Yohanes Pembaptis, rasul Paulus, Stefanus (Kisah Para Rasul 6-8), dan masih banyak sekali orang-orang lain sebagai tokoh-tokoh Alkitab yang sudah dipercayai dengan tugas-tugas besar yang berarti sekali bagi penggenapan rancangan Tuhan.

Tetapi di samping mereka, ada juga orang-orang seperti: Rahab (Yosua 2), Yitro (Keluaran 18), Elisabet (Lukas 1), Ananias (Kisah Para Rasul 9), Dorkas (Kisah Para Rasul 9), Kornelius (Kisah Para Rasul 10), Lidia (Kisah Para Rasul 16), dan tokoh-tokoh lain yang kontribusinya hampir tidak diketahui atau diingat oleh orang-orang, karena mereka tampil di dalam Alkitab hanya sepintas lalu saja.

Setiap orang diberi porsi-porsi yang berbeda oleh Tuhan, tergantung dengan bakat-bakat, kesediaan dan kemampuan masing-masing untuk melaksanakannya. Ada yang besar, dan ada yang pada awalnya tampak tidak berarti sama sekali. Kendatipun demikian, dampak yang ditimbulkan oleh kedua-duanya … sama saja! Karena mereka sebenarnya saling melengkapi, apakah itu Musa yang memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir, atau mertuanya, Yitro, yang menasihati Musa untuk mendelegasikan tugas-tugas yang biasanya ditangani olehnya sendiri kepada bawahan-bawahannya. (Keluaran 18)

Begitu juga peristiwa yang harus terjadi agar Perkabaran Injil di dunia bisa dimulai! Seandainya saja Ananias tidak menuruti perintah Tuhan untuk pergi menemui Saulus dari Tarsus, dan berdoa dengan menumpangkan tangan di atas kepalanya, maka pelayanan antarbangsa yang kemudian dipercayakan oleh Tuhan kepada rasul Paulus, tidak bisa diluncurkan pada saat itu. (Kisah Para Rasul 9)

Pertanyaan yang diajukan oleh TUHAN kepada Musa: “Apakah yang ada di tanganmu itu?” menunjukkan, bahwa meskipun Ia sebenarnya sudah mengetahui jawabannya, Ia ingin agar Musa menyadari sendiri ‘tongkat’ yang ada di dalam genggaman tangannya. Melalui contoh termasyhur ini Tuhan ingin memperlihatkan kepedulian-Nya akan bakat-bakat yang kita miliki, yang sering kali tanpa sadar tidak kita hargai dengan sepenuh hati.

Secara keseluruhan, firman di dalam Kitab Keluaran 4 menggambarkan kerinduan Tuhan untuk melihat umat-Nya memakai bakat-bakat yang Ia karuniakan tersebut untuk melayani di ladang-Nya. Ia ingin agar kita tidak menggunakannya hanya untuk kepentingan diri sendiri saja, tetapi dengan tujuan untuk memberitakan tawaran kasih karunia-Nya di dunia. Ketika kita rela mempersembahkannya agar nama Tuhan dipermuliakan, terjadilah mujizat-mujizat luar biasa yang tidak terduga! 

Tongkat di tangan Musa melambangkan kedudukan dan pengaruhnya sebagai seorang gembala. Selama masih berada di dalam genggamannya, tongkat kayu itu tetap berupa sebuah tongkat biasa yang sehari-harian ia pergunakan untuk menggembalakan domba-dombanya. Tetapi ketika Tuhan memerintah Musa untuk melepaskannya, tongkat itu langsung menjelma menjadi seekor ular. Dan saat ia meraih ekornya, ular yang menggeliat-geliat di atas tanah itu berubah lagi menjadi sebuah tongkat gembala biasa saja. (Keluaran 4) Ternyata tujuan Tuhan memakai tongkat Musa tersebut adalah untuk mendemonstrasikan kuasa-Nya yang maha dahsyat di hadapan Firaun, bangsa Mesir, dan juga umat Israel. (Keluaran 7-14)

Demikian pula lima roti jelai dan dua ekor ikan milik seorang anak yang secara supranatural diperlipat-gandakan oleh Yesus untuk mengenyangkan perut 5000 orang yang mengikuti-Nya ke atas gunung untuk mendengarkan khotbah-Nya. Belum terhitung kaum wanita dan anak-anak kecil yang ikut hadir di sana. Pada saat masih tersimpan di dalam tas, bekal makanan itu tetap berupa lima roti dan dua ikan saja. Tetapi ketika anak tersebut dengan rela memberikannya kepada Tuhan, mujizat langsung terjadi! Makanan yang sangat terbatas itu bisa dipergunakan oleh-Nya untuk memberkati beribu-ribu orang! (Yohanes 6)

Sampai saat ini Tuhan masih tetap melakukan hal-hal menakjubkan seperti itu melalui orang-orang biasa seperti kita. Selama Dia yang dimuliakan, SEKECIL apapun bakat-bakat kita, Ia akan melakukan mujizat-mujizat yang BESAR melaluinya!

Tidak semua orang dipanggil oleh Tuhan untuk dijadikan pendeta sebuah gereja lokal, pengkhotbah yang penuh urapan, pemimpin yang berpengaruh, penginjil yang termasyhur, atau tokoh-tokoh lainnya yang bisa mengubah sejarah dunia. Karena ada juga orang-orang yang hanya ditugasi untuk meraih anggota-anggota keluarga, atau mempengaruhi lingkungan yang ada di sekeliling mereka! Kedua kategori yang kontras tersebut mempunyai tujuan yang sama, yaitu untuk bekerja sebagai wakil-wakil Kristus di dunia!

Sesederhana pun bakat-bakat kita, yang sering kali masih kita ragukan sendiri, bisa dipergunakan oleh Tuhan jika kita bersedia mempersembahkannya. Urapan-Nya akan menyebabkan bakat-bakat kita yang biasa-biasa saja menjadi alat-alat yang luar biasa untuk mendemonstrasikan kebesaran kuasa-Nya!

Di dalam bait Allah Yesus membacakan sebuah nas kitab nabi Yesaya mengenai urapan yang ada pada diri-Nya: Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku … ” (Lukas 4:18) Urapan seperti itu masih dikaruniakan oleh Tuhan kepada umat-Nya sekarang, bagi mereka yang bersedia memberitakan kabar baik tersebut kepada orang-orang lain yang memerlukannya!

Seperti yang dikatakan oleh Ev Reinhard Bonnke, sebenarnya semua orang ketika dipanggil oleh Tuhan adalah nol-nol besar yang kosong belaka. Hanya Tuhan yang mampu mengubah nilai mereka. Seorang bernilai nol yang menanggapi panggilan Tuhan Yesus untuk mengikuti-Nya, dan bersedia untuk selalu mentaati perintah-perintah-Nya, akan membuat nilainya bersama Dia langsung berubah menjadi 10, ... selama Ia adalah Nomor Satu didalam hidupnya.

Jika ada seorang nol lainnya yang juga bersedia untuk datang bergabung mengikuti Yesus serta berdiri di samping nol yang pertama, nilai 10 tersebut segera berubah menjadi 100. Apabila masih ada nol-nol kosong yang juga mau melengkapinya, maka orang-orang tersebut akan menyebabkan nilai mereka menjadi bertambah menanjak lagi: 1000, ... 10000, ... 100000, ... 1000000, dan seterusnya. Justru seorang bernilai nol yang berdiri paling akhir di samping kelompok tersebut, akan membentuk nilai tertinggi bagi mereka semua!

Itulah kuasa yang bisa dibentuk oleh tubuh Kristus, jika semua pengikut-Nya mau bersatu, bekerja sama, dan menjadikan Yesus Nomor Satu di dalam segala sesuatu yang mereka kerjakan. Karena logis sekali, ... jika Nomor Satu yang mengawali semuanya itu dipergikan, mereka akan kembali menjadi nol-nol kosong yang tidak mempunyai arti apa-apa, baik seorang diri maupun secara berkelompok.

Tanpa kehadiran Yesus, pengikut-pengikut-Nya tidak berharga sama sekali!

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa.” (Yohanes 15:5)

(Bersambung) 

SOMETHING BEAUTIFUL (5)

TRANSFORMASI YANG INDAH

No comments: