Oleh: John Adisubrata
KANIBAL-KANIBAL KRISTIANI
"Saudara-saudaraku, janganlah kamu saling memfitnah! Barangsiapa memfitnah saudaranya atau menghakiminya, ia mencela hukum dan menghakiminya; dan jika engkau menghakimi hukum, maka engkau bukanlah penurut hukum, tetapi hakimnya." (Yakobus 4:11)
Seorang yang mengaku dirinya sebagai hamba Tuhan, tanpa merasa malu, pernah berkata kepada saya beberapa tahun yang lalu mengenai seorang Gembala Sidang sebuah gereja Indonesia di Australia yang saya kenal, dan pernah saya dengar khotbahnya. Secara tiba-tiba, penuh dengan kedengkian ia memberikan komentar mengenai diri hamba Tuhan tersebut kepada saya: "Oh ..., Bapak Gembala (...?) itu kalau khotbah mah 'ngibulnya banyak sekali."
Suatu pernyataan berbau gosip yang amat mengejutkan, keluar dari mulut seorang yang seharusnya mengetahui akibat perbuatan semacam itu, jika ditinjau dari sisi firman Tuhan yang tentu sudah dikuasai olehnya. Ia telah menghakimi seorang hamba-Nya yang lain, dengan menaburkan bibit-bibit racun yang jahat ke dalam benak pikiran, atau yang lebih konyol lagi, ... ke dalam hati orang lain!
Di akhir zaman ini Tuhan menghendaki kekudusan gereja-Nya, yaitu tubuh Kristus yang tidak bercela menjelang saat kedatangan-Nya untuk kedua kali. Akibatnya tentu sangat mengerikan, jika kita mengingat akan ayat-ayat firman Tuhan yang menyatakan sikap tegas-Nya terhadap orang-orang seperti itu!
Mazmur Daud mengatakan: "Orang yang sembunyi-sembunyi mengumpat temannya, dia akan kubinasakan. Orang yang sombong dan tinggi hati, aku tidak suka." (Mazmur 101:5)
Seandainya saja, tuduhannya tersebut ternyata benar, siapakah yang telah memberi hak kepadanya untuk berbagi berita mengenai detil-detil seorang Gembala Sidang gereja Tuhan kepada orang lain? Apalagi kepada seorang yang juga sudah mengenal individu yang sedang digosip olehnya? Apakah Gembala Sidang yang dituduh tersebut sudahmemberi ijin kepada dia untuk melakukannya? Pertanyaan yang segera timbul di dalam hati saya pada waktu itu adalah motivasi yang ada di belakang pernyataannya tersebut. Apakah tujuannya? Apakah gunanya?
Lagi pula, siapakah yang sebenarnya tampak lebih buruk di dalam kasus ini? Yang DIGOSIP, atau yang MENGGOSIP? Tentu Anda semua sependapat sekali dengan saya di dalam memilih salah satu dari dua kemungkinan ini!
Rasul Paulus menulis kepada jemaat di Roma: "Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri." (Roma 14:4)
Biasanya luka-luka terparah yang diderita oleh seekor domba Allah, bukan disebabkan oleh karena gigitan serigala-serigala liar yang berkeliaran di luar kandang, melainkan oleh karena gigitan domba-domba lain yang ada di dalam kandang yang sama. Sungguh suatu kenyataan yang amat mengenaskan!
Rasul Paulus memperingati kita akan 'kanibal-kanibal Kristen' yang mempunyai kebiasaan untuk saling menerkam, dan yang sering kali akhirnya justru mengakibatkan kehancuran persekutuan-persekutuan umat Tuhan yang kudus.
Di dalam Galatia 5:15, Rasul Paulus menulis: "Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan." Suatu nasihat yang amat berguna dan bijaksana, terutama bagi mereka yang selalu haus untuk menyaksikan kehancuran umat atau hamba-hamba Tuhan yang lain, yang diberkati oleh-Nya.
Cara terbaik untuk mengatasi dan mengakhiri persoalan-persoalan yang disebabkan oleh para penggemar gosip, adalah untuk segera menegur dan menasehati mereka dengan kasih, agar mereka mau berhenti melakukan kejahatan-kejahatan seperti itu. Raja Salomo menulis: "Bila kayu habis, padamlah api; bila pemfitnah tak ada, redalah pertengkaran." (Amsal 26:20)
Dan Alkitab juga menganjurkan kepada umat Tuhan, bahwa ... jikalau teguran dan nasihat sudah tidak berguna lagi, untuk segera menghindari pengacau-pengacau tersebut.
"Siapa mengumpat, membuka rahasia, sebab itu janganlah engkau bergaul dengan orang yang bocor mulut." (Amsal 20:19)
(Bersambung)
BUAH MULUT (GOSIP) - 5
CYBER GOSSIP
No comments:
Post a Comment