Oleh: John Adisubrata
MUSIK ‘DUNIA'?
“TUHAN-lah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang diam di dalamnya.” (Mazmur 24:1)
Sering kali penyajian-penyajian musik ibadah menjadi salah satu penyebab utama bentrokan-bentrokan budaya antar-generasi yang terjadi di dalam gereja Tuhan.
Sejujurnya saja secara langsung atau tidak, hampir semua pengikut-pengikut Kristus pernah mengalaminya, karena tidak semua orang menyukai setiap lagu yang harus mereka ikuti di dalam ibadah-ibadah gereja. Bukankah kita dilahirkan sebagai pribadi-pribadi yang unik, yang mempunyai selera-selera tersendiri sesuai dengan zaman-zaman ‘pertumbuhan’ atau masa remaja kita?
Para anggota jemaat yang masih muda, biasanya menginginkan irama-irama musik yang penuh semangat, meriah, dan terutama … semakin gemuruh semakin menyenangkan! Sedangkan generasi-generasi lainnya, yang sudah lebih ‘mature’ usianya, mempunyai selera-selera yang berlawanan. Menurut pendapat mereka (catatan penting: bukan SETIAP orang!), aliran musik ugal-ugalan semacam itu tidak sepatutnya dipergunakan di dalam ibadah-ibadah gereja!
Banyak di antara mereka merasa yakin sekali, bahwa jenis-jenis irama musik ‘dunia’, seperti country western, country rock, pop, rock, soul, disco, raggae, rhythm and blues, rap, hip hop dan lain-sebagainya, tidak mempunyai tempat di dalam tubuh Kristus! Kemungkinan sekali di Indonesia, jenis-jenis tersebut diwakili oleh irama-irama musik oriental, keroncong, dang-dut dan lain-lainnya.
Sering kali generasi-generasi yang sudah ‘berumur’ mempunyai pendapat, bahwa … jenis-jenis irama lagu seperti itu sama sekali tidak memancarkan ‘kehidupan kristiani’ umat pilihan Tuhan! Bahkan banyak di antara mereka memiliki pandangan-pandangan yang lebih ekstrim lagi mengenai asal-usul irama-irama musik tersebut!
Apakah pendapat-pendapat seperti itu benar (… di hadapan Tuhan)?
Sebuah adegan di dalam film yang diluncurkan pertengahan tahun 2005, mengenai riwayat hidup artis buta termasyhur Ray Charles, yang berjudul ‘Ray’, menunjukkan tentangan-tentangan yang harus dihadapi olehnya, ketika ia menyajikan lagu-lagu ‘Gospel’ di gereja mempergunakan irama-irama musik yang sesuai dengan seleranya, dan juga ... selera generasinya pada saat itu. Sebagai seorang kristiani, dan selain itu seorang pemusik ulung yang ‘ngetop di seluruh dunia dari tahun 50-an sampai tahun 60-an, jenis-jenis irama musik yang dibawakan oleh Ray Charles di-‘cap’ sebagai musik ‘dunia’ yang tidak seharusnya dipergunakan oleh para pemusik gereja.
Apakah sebenarnya ada jenis-jenis irama musik yang bisa disebut sebagai irama musik dunia?
Apakah Allah Bapa di sorga pernah menyatakan kepada umat-Nya, bahwa untuk memuji dan menyembah diri-Nya, Ia hanya mau menerima lagu-lagu yang berirama tertentu saja, yang tenang, khusuk atau syahdu, seperti lagu-lagu hymne (kidung) yang sangat indah karya hamba-hamba Tuhan dari abad-abad yang sudah berlalu? Apakah benar, peralatan musik yang paling umum dan sederhana, seperti gitar, piano atau organ, cukup memenuhi syarat untuk bisa mengagungkan nama-Nya?
Dan oleh karena itu, … apakah Ia tidak merestui jenis-jenis musik lainnya yang berirama cepat, meriah dan bersemangat, yang mempergunakan pelbagai-macam peralatan musik modern? Apalagi lagu-lagu berirama ‘upbeat’ yang didukung oleh teknologi-teknologi musik elektronik paling akhir, yang didominasi oleh keriuhan suara pukulan-pukulan genderang.
Apakah ada ayat-ayat di dalam firman Tuhan yang mendukung pendapat-pendapat seperti itu?
Sebagai orang-orang percaya yang sudah mengenal Kristus secara pribadi, umat-Nya tentu mengetahui, bahwa segala sesuatu yang ada di dunia ini, bahkan … segenap alam semesta, adalah ciptaan dan milik Tuhan. Tidak ada perkecualiannya!
Rasul Paulus menulis di dalam surat kepada jemaat di Roma, bahwa segala sesuatu diciptakan dari Dia, oleh Dia dan kepada Dia! Ia mengakhiri ayat tersebut dengan menekankannya sekali lagi, bahwa semua itu diciptakan bagi kemuliaan Tuhan untuk selama-lamanya. (Roma 11:36) Tema yang serupa juga ditulis olehnya kepada jemaat di Kolose: “… karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” (Kolose 1:16)
Pernyataan-pernyataan tersebut melingkupi segalanya, di mana seni musik, dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya, bahkan perkembangan-perkembangan terakhir di bidang musik elektronik, juga termasuk di dalamnya! Semuanya adalah milik Tuhan!
Alkitab menegaskan, bahwa seluruh ciptaan Allah baik dan sempurna adanya, karena tidak ada yang diciptakan di sorga dan di dunia tanpa tujuan-tujuan yang mulia, yaitu untuk memuji dan mengagungkan nama-Nya! Melalui surat rasul Paulus kepada Timotius, murid kesayangannya, firman Tuhan mengatakan: “Karena semua yang diciptakan Allah itu baik dan suatupun tidak ada yang haram, jika diterima dengan ucapan syukur, …” (1 Timotius 4:4)
Di pelbagai bagian di dalam firman Tuhan, baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, terutama yang tercatat di dalam kitab Mazmur, penulis-penulisnya menganjurkan agar kita, jiwa kita, jemaat Tuhan, Sion, segala bangsa di dunia, seluruh bumi, hamba-hamba-Nya, para malaikat dan bala tentara di sorga, segala makhluk, bahkan langit dan bumi, laut-laut dan segala isinya, pulau-pulau, gunung-gunung, bukit-bukit, pohon-pohon dan lain sebagainya, bersama-sama memuji Tuhan, Pencipta alam semesta! Di sana dianjurkan, agar kita bertepuk tangan, berteriak dengan bibir yang bersorak-sorai!
Pasal terakhir di dalam kitab Mazmur menganjurkan segenap ciptaan-Nya untuk memuji TUHAN sesuai kebesaran-Nya yang hebat, dengan mempergunakan berbagai peralatan musik yang tersedia pada zaman itu. Pasal tersebut mengakhiri seluruh kitab Mazmur dengan ayatnya yang termasyhur: “Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!” (Mazmur 150:6)
Dalam perjalanan masuk ke kota Yerusalem, tidak lama sebelum Tuhan Yesus ditangkap dan diadili, Ia menanggapi dengan tegas teguran orang-orang Farisi, ketika semua murid-Nya mengelu-elukan, bersorak-sorai, mengiringi Dia sambil bersukacita dan memuji Allah dengan suara-suara yang nyaring. ‘Jawab-Nya: “Aku berkata kepadamu: Jika mereka ini diam, maka batu ini akan berteriak.” (Lukas 19:40)
Ayat-ayat di dalam Injil Lukas pasal ke-19 tersebut membuktikan, bahwa Tuhan Yesus pun merestui suasana-suasana yang ceria, meriah dan penuh sukacita, ketika umat-Nya memuji Allah. Bahkan Ia akan membuat batu-batu memuji dan menyembah Dia, jika makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang bernafas menolak untuk melakukannya!
Karena yang dikehendaki oleh-Nya hanya SIKAP HATI yang TAAT! Jenis-jenis irama musik, bahkan peralatan-peralatan yang dipergunakan bukan merupakan suatu masalah yang besar bagi Tuhan.
Sekali lagi, … sikap hati manusia yang benar di hadapan hadirat-Nya, itulah yang dikehendaki oleh Allah Bapa di sorga.
“Bukankah tangan-Ku yang MEMBUAT semuanya ini, sehingga semuanya ini TERJADI? Demikianlah firman TUHAN.” (Yesaya 66:2a)
(Bersambung)
RELEVAN:
MAZMUR, KIDUNG, PUJI DAN SEMBAH (2)
PATAH TUMBUH HILANG BERGANTI
No comments:
Post a Comment