Kesaksian Ian McCormack
Oleh: John Adisubrata
RENAULT 4, SEBUAH AMBULANS
‘banyak orang yang berkata tentang aku: “Baginya tidak ada pertolongan dari pada Allah.” Sela’ (Mazmur 3:3)
Ketika hati dan pikiran saya masih diliputi oleh kegeraman, bahkan sedang merancangkan tindakan-tindakan pembalasan dendam yang ingin saya lakukan terhadap orang yang tidak berperi-kemanusiaan itu, tiba-tiba saya melihat Daniel berlari-lari memasuki pintu serambi depan hotel bersama seorang petugas keamanan yang lain.
Secepat kilat yang menyambar mereka berdua mengangkat tubuh saya, menyanggahnya seorang di sebelah kiri sedangkan yang lain di sebelah kanan saya. Tanpa berkata apa-apa mereka membawa saya berjalan ke luar, ke arah teras halaman depan hotel.
Dalam waktu yang bersamaan saya melihat sebuah mobil wagon kecil yang sedang meluncur memasuki pintu gerbang sebelah kanan hotel dengan kecepatan yang amat tinggi. Pada waktu itu saya tidak mengetahui, bahwa mobil itulah yang dipergunakan oleh penduduk pulau Mauritius sebagai ambulans mereka!
Ternyata melalui pertolongan sahabat wanitanya yang bekerja di dekat hotel, Daniel berhasil menghubungi rumah sakit Victoria dan mengusahakan sebuah ambulans untuk datang menjemput saya di hotelnya.
Menyusuri jalan sempit di antara taman-taman bunga pekarangan depan hotel, ambulans tersebut melaju terus memutarinya, melewati depan teras hotel tanpa mau berhenti, dan langsung meluncur menuju ke pintu gerbang yang di sebelah kiri, siap untuk pergi ke luar lagi meninggalkannya.
Oleh karena ia mengendarai ambulansnya dengan begitu kencang, sang pengemudi tidak sempat melihat kami bertiga yang sedang berjalan tertatih-tatih di dalam serambi depan hotel, siap untuk menyongsongnya di depan pintu.
Dan oleh karena ia tidak menjumpai seorang pun yang sedang menunggu di pekarangan depan hotel, pengemudi ambulans itu mengira, bahwa panggilan untuk menjemput seorang pasien di sana hanya suatu kekeliruan belaka. Tanpa mempunyai inisiatif sedikitpun juga untuk mencari penjelasan di dalam ‘lobby’ terlebih dahulu, ia sudah mengambil keputusan untuk segera pergi meninggalkan tempat itu lagi.
Saya menjadi panik sekali! Hati saya menjerit penuh kekalutan! Saya berusaha bersiul untuk memberi tanda kepadanya, bahwa kami ada di sana! Tetapi lidah, bibir dan mulut saya secara keseluruhan yang sudah mengering, tidak berdaya lagi untuk menciptakan nada suara siulan yang saya inginkan tersebut.
Oh, … hati saya menangis dengan sedih: “Jangan tinggalkan aku, tolong … jangan tinggalkan aku di sini …!”
Ternyata Daniel bisa membaca pikiran saya! Dengan sekuat tenaga ia bersiul mewakili saya! Menggunakan jari-jari tangan yang dilingkarkan di atas lidah yang terputar di dalam mulutnya, nada alunan suara yang ditimbulkan olehnya terdengar melengking tinggi dan keras sekali. Siulan tajam dan memanjang itu ternyata berhasil mengatasi keriuhan deru suara mesin ambulans, sehingga bisa menyentakkan pendengaran pengemudinya untuk segera menghentikan kendaraannya tersebut.
Menyadari kekeliruannya, ia mengerem ambulansnya secara mendadak, lalu memundurkannya dengan sigap sekali sampai kendaraan itu berhenti tepat di hadapan kami bertiga.
Di tengah-tengah kepulan-kepulan debu permukaan jalan halaman hotel yang telah mengering tersebut ia melompat keluar dari dalam ambulansnya, … sebuah mobil wagon kecil buatan Perancis yang bermerek Renault 4.
Mobil tua yang tampak butut itu sudah dirombak menjadi sebuah ambulans dengan hanya membongkar tempat-tempat duduk yang ada di dalamnya, yaitu yang di samping tempat duduk si pengemudi dan yang terletak tepat di belakangnya. Keduanya hanya diganti dengan sebuah ‘stretcher’ (usungan pasien) yang dipasang membujur di atasnya.
Secepatnya mereka bertiga membaringkan saya di atas stretcher tersebut. Ketika Daniel melihat keadaan tubuh saya yang terus-menerus menggigil kedinginan, ia segera menyelimutinya menggunakan sehelai sarung tebal yang tersedia di dalam ambulans itu.
Lalu mereka mendorongnya masuk ke dalam ambulans dengan kedua kaki saya di bagian depan, sedangkan kepala saya terbaring di bagian belakangnya, hampir menyentuh pintu-pintu ambulans ketika mereka berusaha menutupnya.
Tidak lama kemudian saya tahu, ambulans itu sudah mulai bergerak meninggalkan halaman depan hotel Tamarin Bay. Saya juga menyadari, bahwa pengemudinya melarikan kendaraan itu dengan kencang sekali, mengebut melewati daerah-daerah di mana permukaan-permukaan jalannya terasa amat tidak rata!
(Nantikan dan ikutilah perkembangan kesaksian bersambung ini)
SEKILAS DARI KEABADIAN (13)
Kesaksian Ian McCormack
‘JEMPUTAN’ KEDUA
No comments:
Post a Comment